Call me "Mommy" (4)

Start from the beginning
                                    

"Maaf ya aku meninggalkan Soyu. Anakku menangis melihatku pergi," ujar Jihyo bersalah karena meninggalkan Soyu di sekolah, padahal Jaehyun tadi meminta tolong padanya untuk menjemput Soyu karena pria itu sendiri sedang tidak punya waktu.

Jungkook tersenyum kecil mendengar jawaban Jihyo. Merasa menang Jihyo mengaku sebenarnya sudah adanya buah hati mereka pada pria asing di seberang sana.

"Tapi nanti aku akan datang ke rumah seperti biasanya."

'Seperti biasa?' Wajah Jungkook berubah masam. Apa maksudnya ini, seperti biasa? Itu artinya Jihyo sering mengunjungi rumah pria itu? Kenapa rasanya sangat kesal? Hingga tanpa sadar Jungkook mencengkram sedikit kuat setiran mobilnya. Melajukan mobil ini semakin kencang.

"Baiklah, aku tutup dulu ya Jaehyun."

Setelah meletakkan kembali ponselnya di dashboard, Jihyo menoleh pada Jungkook mengernyit bingung melihat air muka Jungkook berubah serius memandang ke depan.

"Apakah kau terburu-buru? Kenapa semakin cepat?"

Jihyo mendapatkan Jungkook sedang memainkan gusinya, terlihat dari sini rahangnya bergerak-gerak. Ingatan Jihyo tidak pernah pupus untuk kebiasaan Jungkook dari dulu. Jihyo tahu, bahwa jika biasanya Jungkook memainkan rahangnya pertanda ada yang membuat pria itu marah. Tapi, sekarang apa yang membuatnya marah? Tidak masauk akal, padahal baru beberapa menit lalu masih tersenyum saja.

"Tidak, hanya ingin saja." Jawab Jungkook tanpa menoleh.

Sementara Jihyo hanya mengacuhkan saja. Ia kembali memandangi Jake masih tertidur dalam pangkuannya, tangannya satu sibuk mengelus pipi Jake dengan lembut dan mengecupnya juga beberapa kali. Gemas tak menyangka anaknya akan cepat tumbuh besar seiring waktu berlalu.

Tak berapa lama mereka telah sampai di rumah Jungkook. Biasanya jika sudah mengantar Jake dari sekolahnya, Jungkook akan kembali ke kantornya. Namun, untuk kali ini niatnya diurungkan melihat Jihyo sedang asik berkutat di dapur sana.

Jungkook berdiri tak jauh memperhatikan Jihyo, tersenyum diam-diam melihat wajah cantik itu begitu serius memasak di sana. Langkah Jungkook semakin mendekat pada Jihyo. Hingga sang wanita mendongak memandang Jungkook bingung tapi kemudian tersenyum kecil.

"Apakah kau sudah makan siang? Jika belum, masakanku akan segera selesai. Mau menunggu?" Ujar Jihyo menatap Jungkook sebentar lalu kembali fokus pada masakannya.

Tanpa ragu Jungkook mengangguk, padahal ponselnya sedari tadi sudah bergetar menandakan ada panggilan dari Jimin, pekerjaannya sudah menumpuk menunggunya di sana. Untuk sekarang lupakan dulu pekerjaannya, Jungkook ingin mengulang waktu berdua seperti dulu bersama Jihyo menghabiskan waktu sepanjang hari.

"Bagaimana rasanya?" Jihyo menggigit bibir bawahnya cemas melihat wajah Jungkook yang sama sekali tidak berekspresi ketika ceker ayam pedas itu masuk ke dalam mulut pria itu.

Jungkook tampak berpikir, melihat wajah Jihyo di depannya malah menyusun ide jahilnya. "Hambar..."

"Hambar?!"

Jihyo terkejut, ia mengambil ahli sendok dari tangan Jungkook lalu menyicipi masakannya sendiri. Jungkook malah tertegun seketika, mereka memakai sendok yang sama? Matanya tertarik melihat ujung sudur bibir Jihyo ternodai oleh bumbu ceker ini.

"Kau membohongiku!" Bibir Jihyo memayun ke depan memandang sebal Jungkook. Tidak ada hambar, rasa yang sangat pas di lidah Jihyo. Sementara si empu yang usil ini malah tertawa kecil.

Tapi kemudian Jihyo membantu ketika tangan Jungkook mengulur ke depan menyapu sudut bibirnya. Mata bulat itu berkedip beberapa kali tidak percaya apa yang dilakukan Jungkook, jempol itu bergerak mengelus bibirnya. Perhatian Jungkook sudah seluruhnya menuju bibir ranum Jihyo. Kerongkongannya mendadak tercekat, menelan saja terasa susah. Seperti ada yang menarik dirinya untuk segera menyentuh benda kenyal ini.

Just Junghyo✔Where stories live. Discover now