Seven (3) see her again

500 102 24
                                    

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

.

Hujan gerimis mengguyur kota Seoul di pagi hari, membawa kedamaian tersendiri yang menenangkan hati kala tidak memiliki tempat lain untuk berbagi.

Kesukaan Jungkook akan hujan selalu membuat perasaanya menjadi tenang, selalu dapat diandalkan untuk dia melupakan masa lalunya meskipun hanya sejenak. Aroma hujan yang menenangkan ketika dia menutup kedua mata, suara rintik hujan gerimis menyapa payung hitam yang dia genggam di tangan kananya seakan menyatukan mereka dalam gelapnya suasana mendung berselimut awan hitam pagi ini. Seharusnya matahari sudah menampakkan diri pada waktu sesiang ini, Jungkook tidak menyesali ketidak hadiran sinarnya karena hari tetaplah sama seperti sebelum-sebelumnya.

Sepi! Tidak ada lagi suara dentingan lirih panci ataupun aroma harum masakan setiap dia membuka mata di pagi hari. Tidak ada lagi yang mengucapkan selamat pagi dalam sapaan ceria di setiap dia keluar kamar, tidak ada lagi aroma kopi di meja makan dan meskipun dia tak pernah menikmatinya. Tidak ada lagi Park Jihyo.

Tujuh tahun telah berlalu, dia selalu berharap meskipun hanya sekali, Jungkook ingin menyapa Jihyo di suatu pagi ketika dia keluar dari kamar dan mendapati wanita itu menunggunya dengan sarapan di meja makan, dan tidak ada salahnya ditambah sebuah ciuman selamat pagi dari istrinya.

Seandainya saja dia sadar lebih awal, bahwa Jihyo begitu berarti baginya.

Kenyataan yang tidak dapat dipungkiri, penyesalanya tidak akan membuat masa lalu dapat berubah seperti mimpi yang tidak akan datang kembali di malam berikutnya. Kenyataanya dirinya lah yang mengabaikan semua keindahan dan kenikmatan aroma pagi yang diciptakan mantan istrinya itu semakin memperburuk suasana hati Jungkook, dan tujuh tahun apakah belum cukup untuk dirinya menyesali semua hal tentang mantan istri yang dia abaikan selama satu tahun penuh pernikahan mereka.

Bunyi suara lonceng yang tersemat di atas pintu menyambut kedatangan Jungkook di toko yang dia buka enam tahun lalu. Sapaan para pekerja dan tatapan kagum para pelanggan sudah biasa Jungkook terima setiap kali dia datang ke toko miliknya ini.

Tempat favoritenya adalah lantai dua, di mana dia suka menghabiskan waktu senggang untuk melihat anak-anak belajar balet dengan penuh semangat dan menjadikan tarian kesukaan Jihyo sebagai impian mereka, Ballerina.

Sama seperti Park Jihyo dan impianya melihat tarian balet karena dirinya ingin melihat Jihyo kembali, dia ingin mengembalikan apa yang telah dia renggut dari Jihyo sebelumnya. Andai dia bisa.

"Selamat pagi, Tuan Jeon, senang melihat anda pagi ini." Dua orang wanita berusia di antara tiga puluhan itu menyapa Jungkook. Mereka dua orang yang Jungkook rekrut untuk mengajar anak-anak yang berusia di bawah lima belas tahun menari balet.

"Selamat pagi."

Nayeon dan Jeongyeon. Mereka memiliki keahlian khusus untuk mengajar balet di tempat yang Jungkook buka ini. Balletto.

Seperti biasa Jungkook akan duduk di sisi lain ruangan dan menikmati kopi atau teh yang mereka sajikan untuknya. Memperhatikan para anak didik kedua wanita yang dia akui lihai itu, akan tetapi tidak selihai Jihyo tentu saja.

Just Junghyo✔Onde as histórias ganham vida. Descobre agora