Virus (3)

979 148 73
                                    

Hari terus berlalu, tidak ada lagi Jihyo cengeng yang suka menangis setiap menit sekali. Sekarang ia terlalu banyak tertawa berkat Jungkook bersama pasangan Min. Ruangan inap itu pun terasa hangat dengan mereka berkumpul sambil bercanda main. Semacam bermain kartulah. Jika sudah bermain kartu, Jihyo akan selalu menjadi pemain yang kalah untuk pertama kalinya, dia memang bodoh persoalan ini. Maka Jungkook akan selalu menertawakannya, ia berpura merajuk, tapi Jungkook cepat menariknya megusap kepalanya dengan rayuan gombalnya yang berhasil memerahkan pipinya. Kemesraan yang mereka ciptakan itu pun mengira pasangan Min bahwa mereka telah menjalin kasih, padahal tidak.

Soal hubungan, Jihyo sendiri bingung. Mereka ini dalam tahap apa? Tapi Jihyo menikmatinya apa pun itu. Apa lagi jika Jungkook sering kali melakukan hal romantis padanya. Seperti mengusak kepalanya, mencium punggung tangannya bahkan terkadang bibir. Seperti sudah mulai terbiasa, Jihyo dengan senang hati membalasnya.

"Jungkook, aku tidak mau makan. Makanannya tidak enak," Jihyo merengek manja menjauhkan nampannya, menoleh pada Jungkook yang kini mulai makan di bangsalnya.

"Tidak enak?"

Bibir Jihyo memayun dan mengangguk gemas di mata Jungkook. Pria ini pun tak tahan untuk tidak terkekeh geli.

"Mau apa?"

"Mau dirimu," ujar Jihyo spontan yang langsung membuat nenek Minyoung terbatuk seketika.

"Pelan-pelan, jangan terheran mereka ini kan anak muda sedang jatuh cinta." Imbuh kakek Minkwang tertawa.

Jungkook tersenyum kecil menarik tirai untuk menutupi arenanya agar pasangan Min itu tidak dapat melihat apa yang akan mereka lakukan.

Jihyo langsung memeluk pinggang Jungkook manja ketika pria itu sudah mendekat.

"Rindu sekali denganmu~" Jihyo merebahkan kepalanya di dada Jungkook yang masih posisi berdiri.

"Padahal kita setiap hari seperti ini," Jungkook terkekeh gemas mengelus surai Jihyo lembut.

"Tapi aku tetap merindukanmu~"

Jungkook juga merasakan yang dikatakan Jihyo. Ia juga merindukan gadis ini setiap detiknya, walaupun mereka setiap menit selalu bertemu. Ntahlah kenapa ini terjadi, yang pasti pikirannya sekarang hanya ads Jihyo semenjak ia mengenal Jihyo satu bulan lalu.

Jungkook melonggarkan pelukan mereka, ia menunduk menatap mata Jihyo yang tengah duduk di bangsal. Kemudian langsung mencium bibir gadis itu. Tidak ada penolakan, seperti biasanya Jihyo akan selalu membalas ciumannya tak kalah panasnya. Jihyo juga tak segan-segan membuka mulutnya lebar membiarkan Jungkook mengakses semua isi mulutnya.

Getaran kuat di nakas sebelah bangsal Jungkook terpaksa memisahkan mereka. Jungkook sekilas mengecup bibir Jihyo kemudian mengambil ponselnya.

"Siapa?" Jihyo bertanya bingung karena Jungkook hanya memandang saja.

"Eunha." Selanjutnya Jungkook mengangkat panggilan itu dan menjauh dari Jihyo.

Jihyo hanya mendesah kasar. Ia mendadak lupa bahwa Jungkook sebenarnya telah memiliki kekasih. Selama ini yang dilakukannya adalah menulikan telinganya agar lupa bahwa Jungkook sudah punya seorang wanita. Karena baginya selama Jungkook masih bersamanya, ia akan merasa Jungkook adalah miliknya. Namun, kembali pada realita. Jihyo harus sadar kalau Jungkook memiliki kekasih yang bahkan mereka akan menikah. Tak jarang juga Jihyo melihat Jungkook tengah bermesraan dengan kekasihnya melalui telepon atau video call. Selama menyaksikan itu pula, Jihyo mencoba menahan tangisnya menekan dadanya yang terasa sesak. Ia tahu ini salah, tapi dirinya sendiri tidak mau berhenti karena yakin Jungkook akan memilihnya, benarkan?

Just Junghyo✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang