Is It Too Late? (3)

760 129 34
                                    

"AHK!"

Dengan cepat Jungkook menangkap tubuh Jihyo saat gadis itu akan terjatuh ke belakang.

Nafas Jihyo sudah tersengal-sengal, ketakutan. Matanya sudah terpejam rapat, takut-takut tubuhnya akan terhantam dengan keras. Namun, sekarang ia merasa sebuah tangan menahan tubuhnya.

Perlahan matanya terbuka. Ia terdiam. Wajah Jungkook menyiratkan seperti kemarahan.

"Makannya, sudah ku katakan jangan berjalan cepat. Jika kau jatuh bagaimana?"

Jihyo tersadar. Ia segera mendirikan tubuhnya. Ia membalas tatapan Jungkook tajam. "Terserahku! Apa pedulimu?!"

Jungkook menghela nafas dengan kasar. "Aku khawatir."

Jihyo mendengus. Sekali lagi, tanpa berterima kasih, ia kembali berjalan meninggalkan Jungkook.

***
Jihyo menggeram dalam hati. Ntah apa yang dilakukan mereka sekarang ini. Hanya duduk berdua di bangku taman ini memandang pepohonan. Ini membuatnya bosan dan kesal juga, bagaimana tidak Jungkook sedari tadi hanya diam menatapnya sambil tersenyum sendiri.

Ia sudah tak tahan lagi. Kepalanya menoleh. "Berhentilah menatapku seperti itu! Aku tidak suka sama sekali!"

Jungkook tetap tersenyum kecil. "Kenapa kau tak suka mmhh...?" tanyanya seraya mencolek dagu Jihyo.

"Aish! Jangan menyentuhku," kesal Jihyo seraya membersihkan dagunya, seakan tangan Jungkook adalah kuman.

Jungkook malah terkekeh, ia malah menyukai wajah kesal itu. Ia mengadah ke depan. "Ini hari pertamaku."

"Maksudmu?" tanya Jihyo melirik Jungkook sinis.

Jungkook menoleh sebentar lalu kembali mengadah ke depan. "Hari pertamaku membuatmu jatuh cinta."

Jihyo hanya memutar bola matanya malas.

Jungkook kembali menatap Jihyo. "Aku pasti bisa!"

Jihyo mendengus dalam hati. Bagaimana Jungkook berhasil membuatnya jatuh hati, ia sendiri sama sekali tak menyukai Jungkook. Bahkan saat pria itu mencoba menggodanya, ia malah menjadi kesal dengan Jungkook.

"Kajja! Kita harus ke suatu tempat!"

Jungkook langsung mengandeng tangan Jihyo tak peduli lagi dengan teriakan dari gadis itu.

***
Jihyo berdecak. Ia pikir Jungkook akan mengajaknya pulang, tapi ia salah besar. Pria bergigi kelinci ini malah mengajaknya pergi ke mall. Tapi bukan untuk berbelanja melainkan bermain timezone.

"Kau ingin bermain apa?"

Jihyo melipat tangannya di dada. "Tidak. Aku hanya ingin pulang," ketusnya.

Jungkook menggeleng. "Tidak, sebelum kau mencoba semua permainan di sini."

Jihyo menoleh cepat. "Kau gila?!"

Jungkook tak peduli, ia langsung menarik tangan Jihyo. Jungkook terus saja mengajak Jihyo bermain di setiap permainan yang mereka jalani. Dan itu berhasil membuat tawa Jihyo lepas saat ia menang dari Jungkook dalam suatu permainan, dengan begitu hati Jungkook langsung menghangat melihat jelas tawa itu nyata karena dirinya. Jihyo yang di tatap seperti itu, menghentikan tawanya seketika. Ia berdehem menoleh ke arah lain.

Jungkook tersadar. Ia kembali menarik tangan Jihyo ke tempat mesin boneka.

"Aku akan mengambil boneka ini untukmu."

Jihyo hanya melipat tangannya di dada, memperhatikan Jungkook yang mulai memasukkan koin ke dalam mesin itu.

Dan tak lama, sebuah boneka kelinci putih berukuran sedang berhasil di dapatkan Jungkook. Jihyo melihat itu tersenyum lebar, boneka itu begitu imut untuknya.

Just Junghyo✔Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon