Virus (2)

864 139 45
                                    

PRANG!!

"Tidak mau!!"

Jeritan histeris serta tangisan dari Jihyo ini mengejutkan Jungkook yang baru saja tersenyum paksa menerima nampan dari seorang perawat yang berseragam lengkap anti virus di bajunya, dan Jungkook akui ia menjadi kesal sendiri. Kepalanya pun menoleh cepat ke sebelah, melihat Jihyo menangis semakin keras.

"Apa kalian akan seperti ini terus hikss...? Aku rindu keluargaku, aku ingin pulang!" Setelah mencampakkan nampan makan siang mereka, Jihyo berteriak dihadapan perawat.

"Jika anda masih bersikeras membantah, kami akan menyuntik anda lagi." Peringat sang perawat yang tentunya tak digubris. Jihyo malah menendang si perawat itu hingga perawat itu kehilangan keseimbangan.

"Mati saja kalian semua! Aku bersumpah keluarga kalian akan kena juga!"

Setelah teriakan terakhir itu, tubuh Jihyo langsung terjatuh di bangsalnya. Seorang perawat yang baru saja menyuntikkan obat bius di tubuh Jihyo menghela nafas lega. Jihyo tampak sudah tidak sadarkan diri lagi.

Salah satu perawat itu juga kini beralih membersihkan lantai yang sudah kotor akibat Jihyo.

Jungkook yang sedari tadi diam menyaksikannya menjadi geram. "Apa kalian harus melakukan ini padanya!" suaranya meninggi menatap tajam kedua perawat yang masih dalam ruangan ini satu persatu.

Pasangan Min itu pun ikut terkejut mendengar suara keras Jungkook.

"Jika kalian seorang perawat, kalian juga harus meghibur pasien seperti dia. Bukan malah membuat tidak sadarkan diri." Jungkook kecewa dengan pelayanan rumah sakit ini.

"Rumah sakit Racooncel, aku akan mengingatnya terus!" Setiap kata Jungkook menekannya begitu serius. Ia bersumpah, jika suatu saat rumah sakit ini mendatangi kantornya, sebelum mereka menapakinya akan ia usir terlebih dahulu.

Dua perawat itu hanya bisa membisu pucat. Mereka juga tahu siapa pasien Jungkook ini, apa identitas pria ini. Jika pria ini serius, maka pekerjaan mereka menjadi taruhannya.

Setelah beberapa jam berlalu, obat bius itu mulai menghilang dari tubuh Jihyo. Perlahan pun gadis dengan surai sepunggung ini membuka matanya. Ketika itu, ia langsung mendapatkan wajah Jungkook begitu dekat dengannya. Lantas ia tersentak ingin bangkit karena terkejut, tapi malahan yang ada keningnya bertempu cukup kuat dengan kening Jungkook.

"Ahk!!" Jihyo menjerit mengusap keningnya yang sudah membentuk bulatan merah di tengah.

Sama halnya dengan Jungkook meringis mengusap keningnya juga. Tubuhnya sudag menegak kembali, wajahnya sudah mengerut kesal. Bibirnya sudah terbuka siap memaki Jihyo, namun terhenti saat gadis itu membuka tangannya memperlihatkan benjolan di kening gadis itu. Alhasil Jungkook menjadi tertawa.

Jihyo mendengar tawa Jungkook langsung mengerucutkan bibirnya. "Kenapa tertawa? Ini sakit..."

Jungkook segera meredakan tawanya, ia lalu tersenyum tipis. "Bagaimana keadaanmu?"

"Tidak baik. Aku benci di tempat ini." Jujur saja Jihyo muak bahkan sangat berada di tempat berbau obat ini. Bisa dihitungnya ini hampir sebulan ia mengurung di rumah sakit ini.

"Kau belum makan, makanlah." Jungkook menyerahkan sepiring milik Jihyo yang telah dibawa kembali yang baru.

Terlihat wajah Jihyo menolak mentah.

"Mau makan sambil berjalan-jalan?"

Tawaran itu mengerutkan dahi Jihyo. "Kau pikir aku anak-anak?"

Jungkook mengedikkan bahunya, "coba saja. Kau perlu suasana yang baru."

Wajah Jungkook benar-benar penuh keyakinan. Pria itu menatapnya dalam dan tersenyum manis membuat Jihyo akui pria bersurai ikal ini semakin tampan dan berhasil mendegupkan jantungnya.

Just Junghyo✔Where stories live. Discover now