Grim Reaper

1K 111 34
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Hembusan angin yang kelewat menusuk tubuh ringkih manusia hari ini, berhembus dengan santainya. Langit pun seakan berbelasungkawa dengan kegelapan yang mendominasi. Layaknya barang rongsokan, dedaunan coklat yang layu itu bertebaran ke sana-sini di trortoar maupun aspal jalanan raya yang dibelah oleh kendaraan beroda, yang mana hal tersebut membuat dedaunan makin terhempas ke lain sisi dengan malangnya. Alam seakan merajuk, bahkan rinai hujan pun turut andil saat ini.

'Tap! Tap!'

Suara derap langkah tungkai kaki yang dilapisi oleh sepatu pentovel itu terdengar. Suara dari ketukan sepatu yang sedang dipakai melangkah di trortoar itu seakan bergema ditengah alam yang sedang merajuk. Pemilik tungkai sepatu pentovel itu ialah seorang pemuda yang cukup tampan dengan tampang tanpa ekspresi bahkan mungkin terlihat dingin. Tuxedo hitam dan topi hitam lebar miliknya seakan memancarkan karisma kuat dari pemuda itu.

Jungkook, setidaknya pemuda dengan ingatan terbabat habis itu masih diberi kesempatan mengetahui namanya saat dulu masih diberikan kesempatan menghembuskan napas. Tungkai miliknya terhenti di ujung jalan dengan kepala terangkat, lantas logam matanya menelisik jalanan raya yang padat. Selanjutnya, Jungkook mengangkat tangannya disertai sebuah kartu nama yang tertulis dengan tinta merah tebal.

"Kim Hyunjin, dua puluh tiga tahun, kecelakaan motor dikarenakan jalanan yang licin," bibir Jungkook yang kemerahan lantaran dinginnya hari ini pun berucap. Matanya lalu kembali menelisik liar jalanan raya.

Sesuai prediksinya, pemuda dengan motor sport berwarna merah terang tampak melaju di aspal jalanan. Senyum tipis terkulum dibibir Jungkook saat motor sport itu melaju urak-urakan, menghiraukan jalanan licin yang disebabkan hujan. Sementara hujan makin lebat bukan main, Kim Hyunjin pun tambah meningkatkan kecepatan motornya hingga matanya mutlak melebar—kaget, kala dua buah mobil tiba-tiba berada di hadapannya, kesempatannya menyalip pun tidak ada. Akhirnya sesuai dengan tugas Jungkook di sini, Hyunjin kehilangan fokusnya hingga motornya terjatuh lantaran aspal yang licin juga menyebabkan tubuhnya terpental dan berguling beberapa kali di aspal licin itu. Finalnya saat benturan keras menyebabkan helm yang ada dikepala pemuda itu pecah menyebabkan ajal menyambutnya.

Sementara Jungkook, si Malaikat Pencabut Nyawa, hanya tersenyum samar dan mulai menderapkan langkah untuk melaksanakan tugasnya.

***

"Hyungnim, apa aku akan ke Surga?" vokal Hyunjin, pemuda yang beberapa menit lalu dijemput Jungkook itu, terdengar dengan mata bergerak-gerak menyelusuri ruangan yang saat ini berdiri dirinya bersama Jungkook.

Ditanyai begitu, Jungkook yang ada di sebelah Hyunjin pun melirik pemuda itu lantas mengangkat bahu. "Aku hanya diutus menjemputmu, sekarang yang harus kau lakukan adalah membuka pintu di hadapanmu dan naiki tangga untuk menuju dunia yang abadi."

Walau pertanyaannya tak terjawab, Hyunjin menoleh pada Jungkook dengan seuntas senyum hangat kemudian membungkukan badannya. "Terimakasih sudah mengantarku, hyungnim. Aku pergi sekarang." itulah ucapan terakhir Hyunjin sebelum membuka pintu kecoklatan yang melihatkan tangga yang berada di tengah-tengah langit biru yang berhias awan, tungkainya lantas mengiring diri ke mana tangga itu tertuju.

Just Junghyo✔Where stories live. Discover now