Flipped

2.3K 168 36
                                    

Flipped : Membalik

"Kenapa semuanya menjadi membalik?"

.

.

Di tengah sore hari ini, Jihyo duduk dengan manis di halte bus. Beberapa kali bus datang lalu pergi mengantar penumpangnya, beberapa kali pula Jihyo hiraukan memilih membaca buku tebal yang berada di pangkuannya kini.

Kalimat perkata tak sedikit pun dilewatkannya, di kala kacamatanya yang mulai merosot ke bawah pangkal hidungnya, ia langsung menaikinya dan tetap fokus pada bukunya.

Sampai seseorang menegur wanita itu, setelah sekian lama Jihyo menunduk akhirnya ia mengangkat kepalanya memandang malas seseorang yang memanggilnya.

"Jihyo? Sedang apa kau?"

Kim Jennie, sosok gadis manis pemiliki kulit tan ini mendaratkan bokongnya tepat di sebelah Jihyo.

"Membaca buku," jawab Jihyo singkat kemudian kembali membaca bukunya.

Jennie mulai sibuk membuka bedaknya kemudian mencoba menebalkan make up di wajahnya setelah sekian jam debu menempel di kulit wajahnya. Ujung matanya melirik sekilas Jihyo.

"Tidak pernah berbuah," ujar Jennie tanpa peduli kini Jihyo mencibir pelan.

Sejujurnya, Jihyo tak terlalu menyukai Jennie. Namun, hanya sedikit saja. Rasa bencinya dulu pada Jennie tidak lagi sedalam beberapa tahun lalu. Walaupun jujur, ia masih tak menyukai Jennie, ia tetap berusaha bersikap biasa saja pada wanita bermarga Kim ini.

"Bagaimana denganmu? Kenapa ada di sini? Bukankah sekarang hari minggu?" Jihyo berusaha berbasa-basi pada Jennie sebagai rekan kerja biasanya.

"Aku ingin berbelanja," jawab Jennie terakhir memoleskan lipstik merah pada bibirnya.

"Ah... kalau begitu selamat berbelanja." Jihyo kembali menyibukkan diri, begitu pun Jennie lantas berdiri ketika busnya datang dan meninggalkan Jihyo.

Baru beberapa menit Jihyo kembali tenang, Jeongyeon datang lalu duduk disebelah gadis itu. "Apa yang dikatakan Jennie padamu?" tanyanya yang ternyata sedari tadi melihat Jihyo dan Jennie dari kejauhan.

Tanpa memberi salam, Jihyo tentu saja terkejut. Ia menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. "Tidak ada, hanya sapaan biasa saja."

"Jangan terlalu dekat dengannya. Kau tahu, kan dia itu wanita iblis bermuka dua?"

Jihyo berdecak menggeleng mendengarnya, "jangan seperti itu. Dia pasti sudah berubah."

"Berubah? Kau yakin? Wajah bisa saja tertipu, bagaimana jika di belakang kita? Tak ada yang tahu Jihyo."

"Jeongyeon-ah kenapa kau selalu berfikir negatif dengannya?" Jihyo memandang Jeongyeon tak habis berpikir.

Jeongyeon berdecak kuat menatap Jihyo kesal. "Apa kau lupa? Jennie selalu membully-mu dulu, dia juga sering membuatmu menangis, dan jangan lupakan Jihyo paling utama, dia yang telah merebut cinta pertamamu!"

Diakhir kalimat Jeongyeon membuat Jihyo tertegun seketika. Netranya menatap Jeongyeon, "tapi Jungkook memang menyukainya, kan?"

"Astaga! Bodoh! Tapi setidaknya, kau menjadi egois saat itu!" Mengingat masa lalu mereka, Jeongyeon mendadak menjadi murka sendiri.

"Cukup Jeongyeon! Itu sudah berlalu."

"Tapi kau masih mencintai Jungkook, kan?"

Jihyo terdiam cukup lama.

"Tidak."

***

Ketukan pintu itu ntah sudah sekian kali terdengar oleh pria berjas hitam ini. Netranya beralih pada pintu ruangan kerjanya. Jari-jarinya mengetuk pelan beberapa kali di meja kerjanya, menghitung dalam hati menebak si pengetuk akan datang setelah hitungan ketiganya.

Just Junghyo✔Where stories live. Discover now