💜Purple Heart (6)

767 141 43
                                    

Seakan seperti pencuri Jihyo berjalan mengendap-ngendap mendekati kursinya.

"Kau sudah datang?"

Jihyo tersentak kaget menegakkan tubuhnya seketika saat Eunha menepuk bahunya santai dari belakang.

"Ya seperti yang kau lihat," balasnya mencoba biasa saja padahal dalam hatinya ia sedang was was pada sekelilingnya ini.

"Tidak usah bertingkah berlebihan. Abaikan saja semalam." Ujar Eunha santai kemudian duduk di salah satu kursi di kelas mereka ini.

Jihyo pun ikut duduk di sebelah gadis itu. Sejenak, ia menyadari Eunha juga mendapatkan luka di sudut bibir gadis itu sama halnya dengan dirinya. Ia pun kemudian menutupi wajahnya menggunakan tasnya.

"Sial aku malu sekali," ujar Jihyo dengan suara yang terpendam tapi masih dapat di dengar Eunha.

Eunha berdecak, "aku juga! Sangat malu! Apa lagi semalam kenapa harus Jimin oppa yang memisahkan kami?!" Rasanya dirinya ingin menangis sekarang.

Kedua gadis ini pun diam saling merenung, apa yang harus mereka lakukan selanjutnya.

"Ngomong-ngomong semalam ke mana Jungkook oppa membawamu?" Penasaran Eunha melirik Jihyo.

Jihyo yang sudah menurunkan tasnya membalas lirikan Eunha. Kejadian kemarin pun kembali terputar. Betapa malu dirinya jika mengingatnya saja. Rasanya ia sungguh menyesal menapakkan kakinya di gedung bisnis & manajemen itu. Bagaimana semalam Jungkook, idol kesayangannya melihat ia bertengkar dan parahnya pria itu yang membawanya menjauh. Baru saja ia ingin memaki tapi kemudian ia hanya bisa terdiam menunduk dalam. Tak ada satu kata pun yang terlontar, Jihyo hanya tetap menunduk hingga Jungkook pergi berlalu. Tapi begitu pun rasanya Jihyo ingin sekali ditelan di muka bumi ini. Dua kali sudah Jungkook mendapatkan dirinya dengan situasi yang tidak pas.

"AAHHHKK!! Aku sudah gila!!" Jihyo hanya bisa mengacak rambutnya.

"Berisik! Sudahlah lupakan saja semalam," Nayeon datang bersamaan dengan Dahyun. Terlihat wajah kedua gadis itu pun penuh lebam.

"Mau ditaruh mana wajah kita sekarang? Namjoon oppa melihatnya aahhh..." Eunha merengek kecil.

"Apa lagi aku, bagaimana bisa aku sempat meneriaki Taehyung oppa. Padahalkan dia berniat baik memisahkanku." Lanjut Dahyun seperti ingin menangis, teringat semalam pria yang mengangkatnya itu adalah Taehyung, idolnya.

"Oke, kita tidak boleh seperti ini. Lupakan saja semuanya. Anggap tak terjadi apa-apa ya walaupun semalam sungguh memalulan," Nayeon berusaha memperkuat sahabat-sahabatnya.

Mereka ber-empat mengangguk menyetujuinya. Tapi kemudian beberapa detik berikutnya ke empat gadis itu berteriak bersamaan setelah kejadian kemarin terulang kembali.

"AAHHHKKKK!!"

***
"Jennie sakit?"

Dahyun bertanya terkejut menatap Eunha si pemberi info terbaru mereka. Eunha mengangguk beberapa kali.

"Wah... kenapa hanya dia yang sakit? Sedangkan wajahku ini penuh lebam paling banyak," Nayeon menunjuk wajahnya yang memang tampak paling menonjol. Mereka hanya meringis pelan.

"Kurang aja sekali memang dia. Dia yang mencari masalah dan sekarang dia yang seperti melarikan diri. Aishhh!!" ujar Eunha kesal.

"Sudahlah, tak ada gunanya memojokkan dirinya," relai Jihyo sudah malas.

"Eoh? Taehyung oppa membalas DM-ku?!" Dahyun sontak berteriak heboh dengan ppsisi duduknya.

Spontan ketiga gadis ini pun merapat demi mengintip isi DM Dahyun.

Just Junghyo✔Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz