Virus (4)

1.4K 133 101
                                    

"Kenapa kau berbohong mengenai pekerjaanmu?" Bibir Jihyo mengerucut sebal sambil memainkan jarinya di dada Jungkook yang masih berlapis kemeja putih.

Jungkook tersenyum tipis, "maaf. Itu hanya spontan saja. Tapi aku tidak bermaksud membohongimu."

Jihyo memang sudah tahu pekerjaan Jungkook sekarang apan setelah penjelasan dari Jimin. Padahal ia sempat berpikir awalnya Jungkook hanyalah orang biasa karena penampilannya terbiasa seperti preman pasaran, rambut ikal yang sering diikat tengah, belum lagi Jungkook memiliki banyak tato di tangan kanannya, siapa yang tidak akan beranggapan seperti itu.

Jihyo hanya mengangguk tersenyun tipis, ia semakin merapatkan tubuhnya di pelukan Jungkook menikmat momen mereka berdua. Berpelukan di ranjang kamarnya.

"Bagaimana dengan kekasihmu? Apa kau sudah melamarnya?" Sebenarnya Jihyo enggan bertanya hal ini, tapi dia juga penasaran.

"Tidak, aku tidak tahu." Jungkook menjadi bimbang.

"Lupakan dia, hanya kita berdua sekarang." Jungkook mengecup kening Jihyo.

"Hanya kita berdua ya?" Jihyo terkekeh geli lalu mengecup sekilas bibir Jungkook.

Jungkook memasang smirknya, "kamar ini sudah di kunci?" Tatapan genit Jungkook membuat perut Jihyo tergelitik.

Jungkook langsung menyambar bibir Jihyo, melumatnya agresif memberikan decakan kuat hingga bibir mereka terasa panas. Jihyo pun menikmatinya saat lidah Jungkook bermain di dalam mulutnya membuang salivanya. Bibir Jungkook turun menjelajahi leher Jihyo sembari tubuhnya berubah posisi menindih tubuh Jihyo. Kepala Jihyo sudah mengadah ke atas mengijinkan Jungkook untuk melakukannya, mulutnya sedikit terbuka membiarkan erangan seksinya keluar. Jungkook merasa panas, ia sudah terbuai oleh pesona Jihyo. Tangannya mulai meremas payudara Jihyo bergantian dengan masih mengecupi seluruh wajah Jihyo serta lehernya.

Jihyo membiarkannya saja, ia ingin pertamanya hanya Jungkook yang mengambil. Katakanlah dirinya ini gila, dan mungkin itu kenyataannya. Jihyo tidak peduli akan kekasih pria ini, rasanya ia ingin malah Jungkook membiarkan benihnya tumbuh di dalam perutnya. Kedua bola mata Jihyo terbuka lebar saat merasakan satu jari Jungkook menyentak vaginanya yang masih dilapisi dengan panty-nya. Perlahan tapi pasti Jungkook mengerakkannya, dan ia mulai mendesah menikmatinya.

"Arrghh... di—disituuhhh ahhh..."

Jungkook buru-buru membungkam bibir Jihyo dengan menciumanya lembut.

"Pelan-pelan suaranya," bisik Jungkook lembut seraya menyingkirkan anak-anak rambut di wajah Jihyo dan satu tangannya masih melekat di bawah sana sambil bergerak, membuat Jihyo merasa ketar-ketir di tubuhnya.

Jungkook mengecup sekilas bibir Jihyo dan kemudian keningnya. Ia menghentikan aksinya membingungkan Jihyo.

"Hei! Buka pintunya! Kenapa di kunci?! Apa yang kalian lakukan di dalam??"

Suara Jimin menggelegar bersamaan ketukan pintu yang tidak sabar dari luar sana.

Hendak Jungkook beranjak dari posisinya, Jihyo malah menahannya, "Jangan, biarkan saja. Aku ingin tetap bersamamu."

Jungkook tersenyum geli, ia melanjutkan aksinya. Jihyo mencengkram bahu Jungkook dengan bibirnya terkatup rapat agar desahannya tidak terdengar oleh Jimin.

Tak berapa lama Jungkook menarik tangannya, beralih masuk ke dalam panty Jihyo. Kali ini benar-benar memasuki area sensitif Jihyo secara langsung. Jihyo kembali mendesah karena suara Jimin sudah tak terdengar lagi.

 Jihyo kembali mendesah karena suara Jimin sudah tak terdengar lagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Just Junghyo✔Where stories live. Discover now