(Not) Mistake Bag. 4

1.8K 158 56
                                    

Dering ponsel Jungkook yang sedari tadi berhasil mengusik pendengaran Jungkook dari kertas skenario drama yang akan dirancang olehnya serta tim kreatifnya untuk tahun depan drama romantis ini yang akan segera dirilis, namun fokusnya harus teralihkan pada ponselnya yang tergeletak di meja kecil sebelahnya. Satu tangannya terulur panjang menggapai benda canggih itu dengan perhatian seluruhnya masih pada skenario drama.

"Bos, apa kau yakin akan mengambil Jeongyeon lagi sebagai pemeran utama wanita dalam drama ini? Aku takut saja penonton akan bosan," Yugyeom datang sebelum Jungkook mengangkat ponselnya yang masih berdering menampilkan nama 'Mina' yang menurutnya tidak penting untuk segera mengangkatnya.

Jungkook mencerna sebentar, "aku percaya kinerjanya Gyeom, dia displin dan aku senang hal itu."

Yugyeom mengacuhkan kedua bahunya,"aku merasa—"

Ucapan Yugyeom terpaksa terhenti ketika melihat tangan Jungkook terangkat satu mengisyaratkannya untuk berhenti berbicara. Lalu pria itu mengangkat panggilan yang sedari tadi meracau tak jelas. Yugyeom hanya diam memandangi bosnya itu.

Jungkook terdiam seketika, tubuhnya membeku mendengar kalimat Mina yang tampak penuh desakan dan ketakutan.

"Hei!!! Jangan melamun! Cepat bergeraklah, istrimu akan melahirkan!"

Begitulah teriakan Mina menyadarkan Jungkook, tanpa berbasa basi lagi ia menutup telepon itu sepihak dan kabur dari lokasi syuting mengabaikan Yugyeom berteriak memanggilnya, bahkan para staf hanya bisa diam dengan pandangan bingung melihat raut wajah panik Jungkook.

Keringat dingin menjalar di tubuh Jungkook, sekujur tubuhnya hampir mati rasa. Kepanikannya bertambah semakin menjadi di kala kedua kaki jenjangnya menginjak gedung besar putih berbau obat ini. Duduk di tengah kursi panjang dengan kepala menunduk dalam dan jemari saling berkutat satu sama lain. Jungkook tak siap-siap melafalkan sebuah doa untuk sang istri yang kini mencoba berjuang di dalam satu ruang demi buah hati mereka yang sebentar lagi akan melihat dunia. Kelopak matanya kembali terbuka menampakkan ibu dan ayah mertuanya juga tampak sangat panik duduk saling menghibur di depannya, sementara Kamal masih menggunakan pakaian sekolahnya bersama Mina mencoba menjelaskan secara rinci bagaimana bisa Jihyo mendapatkan ketuban pecah di waktu yang tidak pas.

Hei! Jungkook suaminya, ia tahu kapan Jihyo siap melahirnya dan ini terlalu cepat. Perlu waktu satu minggu lagi untuk mendafatar di rumah sakit ini, namun perkiraan dokter tetap saja salah.

Pintu itu terbuka, lantas semua keluarga berdiri dan mendekati sang dokter termasuk Jungkook yang mulai tidak sabar.

Dokter wanita yang sudah terlihat menua itu berusaha tersenyum di sela keringatnya yang bercucuran, mungkin panas? Ia beralih pada Jungkook. "Mari tuan, anda bisa masuk."

Jungkook membola matanya bingung. Belum paham masuk si dokter. Baru beberapa menit Mina mengabarkan Jihyo segera melahirkan dan ia dengan segala kekuatannya menggila begitu saja di jalanan mengabaikan para pengemudi lain mencacinya karena telah mendahului tak beratur, dan apakah secepat itu Jihyo melahirkan?

"Anda suaminya, kan? Anda dipersilahkan masuk menemani istri anda di dalam."

Glek!

Jungkook mulai mengerti arah tujuan sang dokter. Kepalanya lantas menoleh pada mertuanya. Mereka paham bahwa Jungkook adalah sosok yang penakut jika dihadapkan dengan tangisan dan darah Jihyo, tetapi melihat ibu Jihyo mengangguk menyakini semua baik-baik saja pada akhirnya Jungkook menerimanya melawan ketakutannya yang semakin menjadi di kala ia mulai memasuki ruangan persalinan setelah memakai perlengkapan baju khusus.

Sekujur tubuh Jungkook yang tadinya terasa mati mulai berubah menjadi ketegangann luar biasa. Matanya semakin membesar saat Jihyo meremas satu tangannya kuat, bahkan sampai dirasakannya kuku-kuku cantik istrinya itu menancap di kulitnya, bisa dipastikan Jungkook juga pasti kesakitan.

Just Junghyo✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang