Call me "Mommy" (2)

Start from the beginning
                                    

Kelopak mata Jake terbuka sempurna, karena posisinya kini Jake membelakangi Jihyo, wanita berambut sepunggung ini tidak tahu Jake sudah tersenyum saja mendengar masakan kesukaannya disebut. Namun, karena dirinya merasa gengsi dengan ibunya sendiri ia berpura kesal dan tidak peduli.

"Aku tidak mau masakanmu, pasti tidak enak."

Jihyo merasa sedih mendengarnya, "biar pun eomma tidak terlalu pintar memasak, setidaknya eomma sudah berusaha memasak untukmu sayang..." percayalah pertahanan Jihyo hampir saja runtuh jika saja Jake tiba-tiba tidak bangun terduduk memandangnya.

Jake yang hampir saja mengeluarkan ucapan tajamnya pasa Jihyo terhenti sebentar melihat kedua mata Jihyo penuh genangan air. Apa dia menangis?

"Sudah ku bilang jangan panggil aku sayang! Aku juga tidak mau memanggilmu eomma, pergi sana." Memang dasarnya saja Jake lebih mementingkan egonya.

Jihyo masih berusaha tersenyum, "yasudah jangan salahkan jika eomma dan appa yang menghabiskannya ya." seakan melupakan kepedihan hatinya, Jihyo tersenyum jahil pada Jake dan setelah itu pergi dari kamar Jake.

Jake masih diam di tempat tidurnya memandang pintu kamarnya terbuka lebar. Ia menimang haruskah ia membiarkan ayahnya dan Jihyo menghabiskan sup rumput laut tanpa dirinya? Tapi, kan ia sendiri sangat menyukai makanan itu. Tapi juga dirinya akan malu jika turun dan ikut makan bersama. Jake jadi bingung sendiri.

***
"Eoh sudah bangun?"

Jihyo menoleh sebentar pada Jungkook yang sudah datang dan duduk di dining room dengan wajah bantalnya. Jungkook hanya berdehem malas sebagai jawabannya melirik Jihyo di dapur sana sekilas.

"Mmh... wanginya enak sekali," Jungkook mendengar gumaman Jihyo itu, ia memandang diam sup rumput laut yang sudah di depannya. Benar, sangat wangi hingga membuat perutnya bergerumuh meminta asupan segera.

"Aku masih ingat ketika kau mengajariku membuat sup rumput laut," kikik Jihyo di akhir setelahnya duduk berhadapan dengan Jungkook sehabis menghidangkan semua masakan sederhanannya ke meja makan.

Jungkook hanya diam, ia tidak ingin membalasnya. Takut jika mulutnya terbuka membalas akan terjadi pengorekan masa lalu dan akibatnya akan menjadi membuka luka lama torehan yang menyakitkan untuknya.

Mereka hanya diam, Jungkook yang mulai memakan hidangan yang dimasak Jihyo memujinya di dalam hati. Skill masak Jihyo setidaknya bertambah tidak lagi seperti dulu yang tidak tahu apa-apa bagian memasak. Sedangkan Jihyo memandang Jungkook berharap cemas takut tidak enak, tapi sejauh ini Jungkook tidak menunjukkan wajah masamnya membuat wajahnya berbinar senang seakan Jungkook menyukai masakannya.

"Aku sudah mentransfer gajimu, kan?" Jungkook memulai percakapan tanpa melihat Jihyo.

"Ey... sudah kukatakan kau tidak perlu begitu. Jake juga anakku, tidak mungkin aku meminta uang karena dia."

"Dia anakku, kau meninggalkannya." Tiba-tiba kata itu terlontar begitu saja di bibir Jungkook tanpa berpikir. Tangannya mencengkram kuat sumpitnya, kesal bagaimana bisa ia berbicara spontan begitu saja. Pada akhirnya dirinya lah yang mencoba membuka luka lama.

Air muka Jihyo berubah sendu, tak ada lagi seri di wajahnya. "Maafkan aku," gumamnya menunduk.

Jungkook mendesah kasar, ia mengusap wajahnya. Sial, suasana menjadi canggung karena ulahnya. Nafsu makannya menjadi hilang.

"Ah! Appa jangan menghabiskannya!"

Jungkook dan Jihyo serentak menoleh pada Jake yang mulai belari dari anak-anak tangga menuju meja makan.

"Pelan-pelan Jake, eomma akan membuatkannya untukmu." Wajah Jihyo kembali berseri, tersenyum lebar melihat Jake akhirnya turun untuk makan hasil masakannya. Ia segera bangkit ke dapur mengambil untuk Jake.

Just Junghyo✔Where stories live. Discover now