Bab 53

111K 13.4K 2.4K
                                    

Jangan lupa follow, vote and Coment 💜

Love dulu buat part ini ♥️♥️

Selamat membaca kesayanganku 💜😉

Follow wattpad aku dulu dong biar makin sayang 🤗

Menjelang akhir-akhir dari cerita.

***

Ilham membaca beberapa surat yang ia terima dari Tiara. Gadis itu ternyata tidak menyerah. Padahal Ilham sama sekali tidak pernah membalas surat-surat gadis itu. Hal itu membuat Ilham dilema. Apakah ia harus memberikan kesempatan untuk Tiara? Ilham menghela napas ia takut jika tersakiti kembali. Ia yakin Tiara tidak akan kuat memiliki kekasih seorang prajurit sepertinya apalagi jika harus LDR.

Ilham sedang duduk di ruang tunggu menjaga Arga. Sudah tiga hari Arga tidak sadar. Pria itu tertembak di bagian bahu kirinya, mengalami banyak pendarahan, kepalanya juga mengalami benturan keras. Hari itu mereka melakukan operasi gabungan untuk menyergap kriminal-kriminal tersebut di hutan.

Ketika kriminal tersebut ingin kabur salah satu prajurit melayangkan tembakan. Namun tembakan tersebut mengenai anak kecil yang sengaja dijadikan tameng oleh kriminal tersebut. Arga yang tahu itu, langsung berlari menyelamatkan anak itu tanpa memikirkan keselamatan. Ilham rasa Arga menolong anak itu bukan hanya karena ia masih kecil, tapi juga karena takut kriminal tersebut memojokkan tentara karena menembak anak kecil. Pasti prajurit akan dipandang negatif karena menembak anak tersebut. Arga berhasil melumpuhkan kriminal tersebut namun ia juga harus tertembak karena serangan mendadak dari komplotan tersebut. Untungnya pasukan lainnya langsung memblokir serangan lainnya dan menyelamatkan Arga.

"Tidak ada perkembangan apapun, pasien masih dalam masa kritisnya." Ilham masih mengingat jelas apa yang dokter katakan. Dokter juga menyarankan pasien dibawa ke rumah sakit yang alat-alatnya lebih lengkap dan canggih. Keluarga Arga juga belum dikabari. Ilham terpaksa melakuka itu. Karena Arga pernah berpesan padanya jika ia terluka jangan kabari Zara, ia takut Zara sedih. Mengingat istri komandan sedang hamil. Arga takut memperburuk kondisi istrinya dan terjadi sesuatu dengan anak-anaknya. 

Ilham menghela napas kasar. Ia kemudian bangkit ketika melihat salah satu petinggi militer menghampirinya. Ia juga mengucapkan salam dan hormat.

"Sepertinya kita harus memberitahu keluarga Arga. Harapan untuk hidupnya sangat kecil." Usul Letkol Inf Rama. Ia tidak ingin menyembunyikan keadaan Arga lebih lama lagi.

"Baik Komandan." Ilham memutuskan untuk mengabari keadaan Arga. Semoga ini keputusan yang terbaik. Lagipula masa tugas mereka hanya tinggal tiga minggu disini. Jika Arga terus disini tidak akan ada yang merawatnya.

***

Arsena terdiam setelah mendapatkan panggilan. Istrinya yang duduk di pangkuannya menatap penasaran. Mereka baru saja sampai dirumah  setelah melihat keadaan menantu dan cucunya. Aurel yang bergantian menjaga. Saat ini mereka sedang bermesraan namun suara ponsel menganggu kegiatan mereka.

"Kenapa mas?" Tanya Afiqah.

"Anak kita—" belum selesai Arsena mengucapkan kalimatnya, Afiqah sudah lebih dahulu memotong kalimatnya.

"Tertembak lagi?" Afiqah menghela napas bosan. Ia sudah menebak, pasti jika ada panggilan dari ketentaraan pasti anaknya tertembak. Apalagi Afiqah bersyukur Arga selalu selamat. Ia merasa anaknya itu punya banyak nyawa.

ARGANTA - Embracing The sun (REMAKE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang