Bab 38

136K 15.4K 1.1K
                                    

Love dulu buat part ini ♥️

Masih semangat?
Udah bosen belum sama cerita ini?

***

Hampir 2 jam mereka menghabiskan perjalanan untuk ke Jogja. Karena jalanan yang begitu macet. Ini hari libur jadi tidak heran jika banyak kendaraan berlalu lalang. Mereka berhenti di sebuah rumah asing yang lumayan besar. Zara mengerutkan kening, bingung. Ia kira mereka akan menginap di hotel. Zara baru pertama kali datang.

"Ini rumah siapa mas?" Tanya Zara.

"Rumah papa." Jawab Arga sekenanya. Rumah ini milik orangtuanya bukan dirinya.

"Oh. Aku kira kita mau nginep di hotel."

"Ribet enak di rumah. Lagian disini ada pekerja yang ngurus rumah ini. Sayang aja nggak dipakai." Arga lebih suka di rumah sekaligus untuk mengenalkan Zara dunianya.

Rumah ini dulu menjadi tempat orangtuanya singgah ketika dia sekolah di Akmil Magelang. Karena sulit sekali untuk mengambil cuti berlibur, aturan begitu dekat di tentara. Mereka tidak bisa seenaknya pulang. Jadi Arsena sengaja membeli rumah di Jogja agar bisa lebih mudah bertemu.

"Jadi rumah ini kosong?"

"Paling kalau Pandawa ke Jogja mereka suka nginep disini. Tahun depan rumah ini juga mau di pake Yudistira, soalnya dia mau kuliah di UGM. Dari pada ngekos mending tinggal disini." Dulu Zara pernah salah paham tentang keluarga Pangeran. Ia kira Pangeran dan Pandawa itu keturunan keraton ternyata memang namanya saja yang seperti sultan.

Zara masuk ke dalam rumah tersebut. Kopernya di bawa oleh salah satu pekerja disana ke dalam kamar. Walau sederhana tapi tidak menghilangkan kesan elegannya. Ruangan di tata rapi dengan furniture yang mahal. Selera keluarga Anggara memang tidak bisa di remehkan. Ia jadi teringat rumah Arga yang diperbatasan. Rumah itu begitu sederhana dan ala kadarnya. Siapapun pasti tidak akan mengira jika Arga adalah seorang anak orang kaya sekaligus pejabat publik.

Apa Arga sengaja berpenampilan sederhana agar tidak ada orang yang bisa memanfaatkan statusnya? Ia juga belum pernah melihat satu wanita pun yang dekat dengan Arga. Bahkan di kontak ponselnya nomer HP cewek itu hanya ada keluarga dan dirinya saja. Mungkin jika Arga lebih narsis seperti suka posting di ig tentang harta dan ketampanannya pasti akan banyak cewek yang menyerbunya. Pria itu pasti bisa jadi selebgram. Wow...

"Kamu suka sekali melamun?" Arga menunduk mensejajarkan wajahnya dengan Zara. Ia berusaha menebak apa yang gadis itu pikirkan.

"Apa yang kamu pikirkan?"

"Mikir anaknya Mas Pangeran kok bisa banyak. Kembar lagi." Ucap Zara, karena ia tidak ingin mengatakan jika sesungguhnya ia memikirkan Arga menjadi selebgram.

"Kamu mau?"

"Hah?" Zara linglung dengan perkataan Arga. Matanya mengerjai bingung. Jarak mereka begitu intim. Sejak mereka menikah sikap Arga berubah 180 derajat.

"Ayo kita buat pasukan." Kemudian Arga mengecup bibir Zara cepat. Pipi Zara merona dengan perlakuan Arga. Padahal mereka sudah menjadi suami istri tapi ia masih malu.

"Ih.. apaan sih mas..."

"Tadi katanya pengen punya anak kayak Pandawa."

ARGANTA - Embracing The sun (REMAKE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang