Bab 16

148K 18.1K 687
                                    

Jangan lupa vote and Coment 💜

Love dulu buat part ini ♥️♥️

****

Zara gusar karena sedari tadi tidak menemukan Arga. Hari ini adalah hari terakhirnya di perbatasan. Sebagai penutup dari agenda KKN, mereka mengadakan pengajian akbar dan juga pembagian santunan melihat masyarakat disini 98% beragama Islam.

Sudah lebih dari 30 menit acara di mulai tapi ia tidak melihat kedatangan Arga. Zara dan kedua temannya bertugas di luar pintu masjid untuk menyambut orang-orang yang datang sekaligus memberikan Snack, kebetulan juga mereka sedang mentruasi. Apa tugas pria itu terlalu berat hingga tidak bisa datang di hari terakhirnya? Zara juga sudah mengenakan pakaian dan jilbab pemberian Arga berharap pria itu akan suka jika hadiah yang dia berikan cocok untuknya.

"Gua izin ke kamar mandi bentar ya Zar, kebelet." Dewi tiba-tiba pamit kebelakang.

"Gua ikut wi," Tiara mencela.

"Nggak papakan kita tinggal."

"It's okay. Lagian semua tamu udah dateng." Kecuali kapten Arga, Zara mengatakan itu dalam hati. Setelah itu kedua temannya pergi ke kamar mandi.

Zara menatap langit malam penuh bintang dan bulan. Ia jadi teringat malam bersama Arga, ketika ia memeluk pria itu. Apakah itu akan menjadi kenangan terakhir mereka? Besok ia akan pergi. Sedangkan Arga seakan-akan menghilang dari hidupnya. Apakah pria itu hanya berbual soal lamarannya? Hati Zara sakit, tidak pernah ia sesakit ini memikirkan seorang pria.

"Zara..."

Panggilan itu membuat Zara menoleh, awalnya ia tersenyum ketika melihat pria berbaju loreng. Namun senyum itu pudar, ketika tahu bahwa orang yang dilihatnya bukanlah orang yang ia inginkan. Zara ingin melihat Arga bukan Ilham. Ia tersenyum getir. Lagi-lagi pria itu tidak datang. Padahal Zara sudah memakai pakaian dari pria itu.

"Ada apa?" Ujar Zara jutek.

Ilham nampak tak mempermasalahkan itu. Biasanya Ilham akan membalas ucapan judes Zara dengan candaan. Wajah pria nampak datar seperti menyimpan sesuatu.

"Ada titipan dari Komandan." Ilham menyerahkan sebuah surat dan bunga pada Zara.

"Aku tidak mau menerimanya."

"Tapi ini amanah komandan, nyonya harus menerimanya." Ilham memaksa, bagaimanapun ini adalah pesan terakhir yang ia dapat dari Arga.

"Suruh komandan kamu berikan sendiri. Dia punya kaki dan tangan bisa dipakai untuk itu bukan memerintahkan anak buahnya seenaknya. Dasar Tirani, memanfaatkan kekuasaan yang dia punya untuk hal sepele seperti ini." Zara kesal ketika tahu Arga lagi-lagi menyuruh Ilham untuk datang. Kenapa pria itu tidak pernah bisa menyempatkan sedikit waktu saja untuknya? Apakah ia tidak berarti untuk pria itu? Zara jadi ragu jika Arga benar-benar mencintainya.

"Komandan tidak bisa memberikannya pada Anda sendiri untuk saat ini." Nada bicara Ilham jadi dingin. Ia tidak habis pikir dengan Zara yang begitu egois dan tidak bisa memahami pekerjaan tunangannya.

"Kenapa tidak bisa? Karen sibuk? Kamu saja yang bawahannya bisa kesini kenapa dia tidak bisa." Ucapan Zara membuat Ilham kesal. Gadis di hadapannya ini bisa-bisanya berpikiran negatif.

"Beliau tertembak." Zara yang awalnya kesal jadi terdiam kaku. Dunianya terasa berhenti, ia masih mencerna ucapan itu. Bahkan ia tidak sadar ketika Ilham menaruh Bunga dan surat dalam genggaman gadis itu.

"Terserah kamu mau menerimanya atau tidak. Tugas saya hanya untuk memberikan ini. Saya datang kesini bukan sebagai bawahan Arga, tapi sebagai seorang sahabat yang peduli terhadap sahabatnya." Setelah mengatakan itu Ilham pergi meninggalkan Zara.

ARGANTA - Embracing The sun (REMAKE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang