Bab 17

146K 17.4K 394
                                    

Love dulu buat part ini ♥️♥️

Yuk spam komen 😂😂 biar cepat updateeee...

***

Arga berdiri di bawah pohon membasahi dirinya dengan air hujan. Ia sengaja tidak pulang ke rumah setelah pulang sekolah ia lebih suka menyendiri. Arga memejamkan matanya lalu mendongak meresapi setiap tetes hujan. Hidupnya memang normal tapi trauma yang pernah ia dapatkan dari penculikan itu terus menghantuinya. Ia ingin menjadi sosok yang kuat yang tidak akan takut pada apapun.

Bug!

Suara benda yang dilempar ke arahnya. Arga mencari suara itu, ia menatap bingung sebuah payung lipat. Siapa yang melemparnya? Hingga pandangannya bertemu dengan gadis kecil yang memakai jas hujan merah muda.

Senyum di bibir Arga terukir, bukankah itu anak kecil yang suka menemaninya di taman. Apa gadis ini yang memberikannya payung? Arga membuka tali kecil yang mengikat payung itu, hingga payung melebar. Ia gunakan itu untuk melindungi tubuhnya. Walau ia kira itu hanya sia-sia karena bajunya terlanjur basah.

"Ini payung kamu?" Gadis kecil itu diam hanya menatap Arga yang berjongkok mensejajarkan diri pada anak itu

"Kamu minjemin buat aku?" Tidak ada lagi jawaban dari gadis itu.

"Kenapa kamu diam, biasanya suka menjerit-jerit jika aku dekati." Arga tersenyum mengingatnya. Baru saja Arga ingin memegang tangan anak itu, tapi ia malah berlari. Air yang becek dan membuat jalan licin menyebabkan anak itu jatuh.

Arga panik langsung menghampiri gadis kecil itu. "Kamu tidak apa-apa?" Tidak ada jawaban selain tangisan. Arga yakin lutut anak ini terluka dilihat dari ekpresi menahan sakit yang ditunjukannya.

"Mau kakak obati?" Gadis itu menggeleng seakan Arga tidak boleh menyentuh lukanya. Arga tahu gadis itu enggan ditolongnya. Tapi anehnya malah memberinya payung agar tidak kehujanan.

"Kalau begitu kakak antar ke rumah biar di obati keluargamu."

Arga kemudian bersimpuh dan menepuk pundak belakangnya. "Ayo naik kesini. Kakak gendong sampai rumah."

"Nanti baju hiks... kakak hiks... kotor." Arga tertegun mendengar suara itu, baru kali ini si kecil berbicara dengan nada lembut tapi diiringi isakan.

Jas hujan yang di pakai gadis kecil itu sudah terkena noda dan juga basah dari air hujan.

"Kalau kotor nanti dicuci jadi bersih lagi."

"Sekarang kakak antar pulang." Tangan kecil itu melingkar di leher Arga dengan erat. Kakinya yang mungil Arga lingkarkan di pinggangnya. Payung yang di berikan anak itu Arga pegang menggunakan tangan kiri untuk melindungi mereka berdua. Paling tidak ia tidak ingin anak ini kehujanan.

"Rumah kamu dimana?" Arga mengikuti arah tangan yang ditunjuk anak itu. Mereka berjalan di bawah hujan menyusuri jalan menuju rumah itu. Ternyata rumahnya agak jauh dari rumahnya. Pantas saja ia tidak pernah melihat anak ini di sekitar rumahnya.

"Boleh kakak tahu siapa nama kamu dek?" Tanya Arga ketika mereka sampai di depan rumah itu. Namun tidak ada jawaban dari gadis itu. Arga menoleh, lalu mendapati wajah terlelap disana. Apa begitu nyaman punggungnya hingga anak itu tertidur pulas. Padahal baru tadi menangis, menggemaskan sekali anak ini ingin rasanya dia bawa pulang. Karena gadis kecil ini selalu bisa membuat suasana hatinya membaik.

***

Akhirnya Zara tiba di rumah setelah perjalanan dari Kalimantan. Ia menggeret koper masuk ke dalam kediamannya. Ia ingin segera berbaring di kamar untuk beristirahat, bukan hanya tubuhnya saja yang lelah juga hatinya. Ia lelah memikirkan keadaan Arga yang tak pernah ia tahu seperti apa. Apakah pria itu baik-baik saja? Zara mendesah memikirkan itu. Kenapa hubungan mereka harus berakhir dengan tragis seperti ini?

ARGANTA - Embracing The sun (REMAKE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang