Bab 51

110K 14.4K 4.6K
                                    

Love dulu buat part ini ♥️

Jangan lupa follow, vote and Coment 💜

Selamat membaca kesayanganku 💜

Semoga sebelum menjelang tamat bisa 1 juta view.. aamiin...

Kalau ada yg bilang dokter kok gini ada kok dokter yg punya istri kedua, atau kalian juga pasti suka baca berita tentang dokter yg dipenjara karena melakukan pelecehan, malpraktik, aborsi dkk. Intinya ada orang baik pasti ada orang jahat.

***
Makna dari sebuah janji bukanlah dilihat dari kata-kata tapi tindakan.

****

Hari ini Zara jalan-jalan sore dengan Pandawa di taman. Zara berjalan di depan sedangkan Pandawa dibelakang layaknya seorang pengawal. Mereka jadi pusat perhatian orang-orang. Bayangkan saja seorang perempuan hamil dengan perut besar dikawal oleh lima pria muda tampan. Usia kandungan Zara sudah 6 bulan. Sedangkan Arga sudah meninggalkannya selama lima bulan masih ada 4 bulan lagi Arga kembali. Zara ingin waktu cepat berlalu.

"Gila tuh cewek udah hamil masih doyan brondong."

"Iya ih jadi penasaran hubungan mereka."

"Apa mungkin cowok-cowok itu gigolo? Sayang banget padahal ganteng."

Diam-diam Zara mendengarkan itu. Dalam hati ia tertawa, orang-orang itu begitu bodoh menuduhnya yang tidak-tidak. Padahal ia jalan dengan keponakannya sendiri. Memang salah?

Zara tersenyum membalas bisikan tersebut. Ia sedang hamil, tidak baik berkata kasar dan buruk pasti nanti akan mempengaruhi sang anak. Ia harus berpikir positif menjernihkan pikirannya.

"Yudistira tolong belikan mbak cilok!" Zara menunjuk tukang jualan cilok.

"Baik ibu Negara!" Ucap Yudistira sambil hormat.

"Nakula belikan balon Spiderman itu!" Nakula tersentak kaget lalu menatap barisan anak-anak yang mengantri. Kenapa harus beli balon? Ia malu jika harus ikut mengantri disana. Tapi ia tidak bisa menolak. Lagipula untuk apa Zara meminta balon. Seperti anak kecil saja.

"Baik ibu negara." Nakula hormat sebelum pergi.

"Kamu Sadewa belikan air putih."

"Baik ibu Negara."

"Arjuna beli telor gulung." Arjuna mendesah ia kena juga.

"Kalau aku mbak?" Tanya Bima bingung ketika hanya tinggal dirinya sendiri.

"Fotoin mbak." Wajah Bima syok mendengar itu. Ia lebih suka disuruh membeli dari pada mengambil gambar karena Zara banyak maunya. Bahkan Dulu Bima sampai tidur di jalan hanya untuk ngambil foto. Tidak cukup sekali juga harus berkali-kali.

Setelah menyerahkan ponsel kepada Bima. Zara duduk di kursi taman yang dekat dengan bunga. Sehingga backgroundnya terlihat cantik ditambah beberapa pepohonan. "Kurang bawah Bim."

Bima mendengus bayangkan saja betapa tersiksanya dia sekarang sedang berbaring di jalan hanya untuk mengambil foto. Memang betul dibalik foto yang cantik ada orang yang berjuang keras.

ARGANTA - Embracing The sun (REMAKE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang