Bab 32

130K 16K 2.3K
                                    

Jangan lupa follow, vote and Coment 💜💜

Love dulu buat part ini ♥️

Ada yang kangen aku?

****

Zara dan Arga saat ini berjalan menuju parkiran rumah sakit. Tadi dokter mengatakan jika Zara sudah boleh pulang, karena tidak ada luka yang serius. Tentu saja Zara senang mendengar itu, ia sudah tidak betah lagi berlama-lama di rumah sakit. Cukup satu malam ia berada disana, ayahnya juga tidak tahu masalah ini. Zara meminta Arga untuk tidak memberitahu Randu jika ia di rawat.

"Kapten ayo dong yang cepet jalannya." Zara berdecak sebal, entah kenapa perut bawahnya terasa sakit. Apa dia mau datang bulan? Tapi seharusnya masih seminggu lagi. Zara waspada, takut jika hal itu benar terjadi. Bagaimana kalau tembus? Tanpa sadar Zara mempercepat langkahnya.

"Pakai ini." Arga menyerahkan sebuah jaket hitam kepada Zara.

"Buat apa?" Zara menatap Arga bingung. Apa jangan-jangan pria ini tahu jika dia?

"Tutupi dengan ini. Tadi saya tidak sengaja melihat." Ucapan polos Arga membuat Zara sedikit kesal. Entahlah dia harus berterima kasih atau marah karena Arga diam-diam mengamati tubuh belakangnya. Sialan! Cuek-cuek matanya tajam juga. Dasar cowok!

"Nanti kita mampir ke minimarket, biar saya belikan pembalut." Lagi-lagi kata-kata Arga membuat Zara terpana, gerakannya yang sedang melingkari jaket itu terhenti sudah. Matanya menatap Arga tak percaya. Biasanya cowok manapun paling ogah disuruh beli pembalut, tapi ini malah menawarkan diri. Bahkan ayahnya mana mau. Sudah gila kah Arga karena ikut tercebur berdua bersamanya.

"Ada apa? Ayo!" Kemudian pria itu pergi mendahului Zara yang tercengang. Dasar Argagak untung aja ganteng, kalau enggak sudah dia cubit pipinya itu. Apa Arga terlalu polos? Hingga tidak menyadari perkataannya yang nampak membuat pipinya merona. Seharusnya Arga yang malu, ini malah dirinya. Gara-gara terkejut mendapati tawaran ingin dibelikan pembalut.

Zara menghela napas kemudian mengikuti langkah Arga yang masuk ke dalam mobil. Ia benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran pria itu. Zara sadari ia tidak begitu mengenal Arga.

Arga melajukan mobilnya keluar dari rumah sakit. Selang sepuluh menit mereka tiba di sebuah minimarket. "Mau yang pake sayap atau tidak?" Ucap Arga tiba-tiba. Zara melotot mendengar itu. Astaga! Ternyata ucapan Arga di rumah sakit tadi tidak main-main. Pria ini berniat membelikan pembalut untuknya.

"Kamu kenapa melihat saya dengan tatapan seperti itu?"

"Kapten nggak malu beli itu?" Zara mengganti kata pembalut dengan itu. Karena dia malu.

"Kenapa harus malu? Dulu waktu saya masih SMP, mama saya sering minta tolong." Pantas saja Arga begitu tahu, jadi dari kecil sudah disuruh beli begituan. Ia jadi membayangkan anak laki-laki berseragam putih biru beli pembalut.

"Zara, bagaimana? Saya takut jika kamu yang beli nanti nodanya dilihat orang-orang kamu pasti malu, lebih baik saya saja yang malu." Pria ini begitu menggemaskan dan polos saat mengatakan hal itu. Kemudian Zara mengangguk dan menyebutkan merek pembalut yang sering di belinya.

Dari balik kaca mobil, Zara melihat punggung tegap Arga yang berbalut seragam loreng itu masuk ke dalam mini market. Ia jadi penasaran bagaimana reaksi pegawai disana, melihat seorang tentara seperti Arga beli pembalut. Pasti mereka akan tertawa atau kagum? Karena ada pria yang rela menahan malu untuk orang yang dicintainya.

ARGANTA - Embracing The sun (REMAKE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang