Bab 47

106K 13.4K 3.9K
                                    

Jangan lupa love dulu buat part ini ♥️♥️

Selamat membaca temen-temen...

Aku lelah di latih rindu...

***

Zara membuka foto album potret Arga. Pria itu begitu gagah dengan seragam militer yang melekat ditubuhnya. Wajah tampannya selalu terbayang di ingatannya meski sudah bertahun-tahun lamanya. Tanpa sadar Airmata Zara mengalir. Rasanya berat sekali merelakan Arga pergi. Apalagi setiap melihat orang-orang yang tak sengaja menggunakan pakaian loreng. Pasti akan mengingatkannya dengan Arga.

"Mama kangen sama papa?" seorang anak laki-laki mendekati Zara.

"Enggak kok." Zara buru-buru menghapus airmatanya. Ia tidak ingin anaknya ikut sedih.

"Ma, kok papa jahat ninggalin kita. Apa papa nggak cinta sama mama dan aku?" Mendengar ucapan polos anaknya membuat Zara sedih.

"Kenapa papa tidak pernah menemui kita ma?"

"Papamu menjadi pahlawan sayang." Zara selalu memberikan alasan itu. Anaknya masih sangat kecil untuk tahu jika ayahnya sudah tiada.

"Om Ilham, om Dirga sama om Reza mereka juga pahlawan tapi mereka pulang, terus kenapa papa tidak pulang sendiri ma? Apa papa tidak menginginkan kita?"

Anak kecil itu bingung ketika tak pernah melihat ayahnya pulang dari tugas. Ia selalu iri melihat teman-temannya memiliki ayah. Bahkan ketika temannya dikelas diintimidasi oleh anak lain maka ayahnya akan datang melindungi. Ia juga menginginkan hal itu. Dilindungi oleh seorang ayah.

Anak kecil itu mengambil foto yang di pegang Zara. Lalu berkata, "papa aku membencimu. Kamu tidak mencintai aku dan mamaku. Papa kamu jahat meninggalkan kami begitu lama dan membuat mama selalu menangis." Airmata Zara terenyuh mendengar itu. Rasanya menyesakkan sekali ketika tahu sang anak membenci ayahnya sendiri.

"Lebih baik kamu tidur. Hari sudah malam sayang." Ujar Zara sambil mengelus rambut anaknya. Ia tidak ingin anak laki-lakinya ini memikirkan hal yang tidak-tidak. Belum saatnya untuk tahu masalah orang dewasa.

"Tidur sama mama boleh?"

"Tentu saja boleh." Kemudian Zara memeluk anak itu sesekali menyenandungkan lagu penghantar tidur hingga sang anak terlelap.

Ketika anaknya sudah benar-benar tidur. Zara tak dapat lagi menahan isak tangisnya. "Kamu benar nak, papamu jahat. Dia meninggalkan kita hanya untuk wanita itu. Papamu merelakan nyawanya untuk melindungi Laras ketika bertugas. Papamu tidak memikirkan perasaan kita. Papamu egois.. Mama juga membencinya tapi mama juga sangat mencintainya."

"Mas Arga hiks..  kenapa kamu begitu bodoh melakukan hal itu? Kenapa kamu harus mati melindungi wanita itu? Apa keluargamu tidak ada artinya?" Zara mengeluarkan beban yang ia rasakan. Ia masih belum menerima alasan kematian Arga. Meskipun Arga mati karena tugas, tapi ia tidak suka pria yang dicintainya merelakan nyawanya untuk gadis lain.

"Mas Arga hiks...mas Arga..."

"Mbak Zara... Mbak... Bangun mbk."

Nafas Zara terengah-engah. Ia menatap sekeliling ternyata tadi ia hanya bermimpi. Ia tertidur di karpet ketika menonton drama Korea. Mungkin ia terlalu memikirkan Laras yang bertugas di tempat yang sama dengan Arga hingga memimpikan hal yang buruk.

ARGANTA - Embracing The sun (REMAKE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang