Bab 42

133K 14.7K 1.7K
                                    

Love dulu buat part ini ♥️

Love dulu buat part ini ♥️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Hari ini adalah hari pertama Zara mengikuti kegiatan Persit. Agenda pertama adalah perkenalan, dilanjutkan membahas beberapa agenda yang akan mereka lakukan seperti baksos, senam dan sebagainya.

Zara mengikuti apa yang Arga katakan kemarin untuk bicara seperlunya saja. Acara tersebut tidak menyeramkan seperti yang ada dibayangkannya bahkan ia mendapatkan beberapa kenalan. Setidaknya Zara diperlakukan dengan ramah. Itu cukup membuatnya nyaman berada di sini.

Namun, ketika acara selesai mertuanya Afiqah menelponnya memintanya untuk menemani ke acara arisan. Zara tidak bisa menolak. Ia langsung memesan taksi menemui Afiqah. Ia juga menyempatkan izin ke Arga agar pria itu tidak khawatir.

***


Zara kira acara arisan yang mertuanya maksud itu biasa. Tapi, banyak sekali ibu-ibu sosialita yang berada disini. Zara jadi minder. Apalagi setelah kejadian ayahnya tertangkap korupsi. Orang-orang jadi memandang rendah dirinya. Padahal ayahnya yang melakukan kesalahan, tapi ia juga ikut berdosa.

"Ma, aku mau ke toilet sebentar ya, Ma."

"Mau mama temenin."

"Nggak usah Ma, Zara bisa sendiri."

Di tengah Acara Zara izin sebentar ke kamar mandi untuk buang air kecil. Ketika ia masuk ke dalam kamar mandi. Ia mendengar suara wanita sedang menggosip, perkiraannya ada tiga orang. Zara yang hendak keluar diurungkan karena namanya lah yang menjadi bahan perbincangan mereka.

Kenapa perempuan suka sekali bergosip di kamar mandi? Keluh Zara sambil mempertajam Indra pendengarannya karena namanya ikut disebut.

"Jadi perempuan yang duduk di sebelah Jeng Afiqah tadi itu istrinya Arga pewaris utama Anggara group, namanya Zara kalau nggak salah. Orangnya nggak cantik-cantik amat tapi kok jeng Afiqah mau ya anaknya dinikahin sama dia."

"Apa Jeng Afiqah nggak malu besanan sama Putri koruptor?"

"Nggak habis pikir sama keluarga konglomerat kayak mereka, kok bisa milih istri nggak lihat bobot bibit sama bebetnya."

"Bener jeng biasanya nih jeng buah itu nggak jauh dari pohonnya. Gimana kalau nanti Zara ngajarin Arga korupsi?"

"Wah bener kamu, saya kok jadi ngeri. Kasian Arga nikah sama dia. Terus anaknya mereka nanti pasti ngikutin jejak bobroknya Zara? nggak bisa bayangin saya."

"Mending anak saya kemana-mana. Lulusan dokter, cantik, trus dari keluarga yang baik-baik nggak kayak si Zara yang hobi bikin sensasi. Andai Arga nikah sama sama anak saya pasti karir Arga lebih melejit."

ARGANTA - Embracing The sun (REMAKE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang