Bab 11

175K 21.4K 2.1K
                                    

Love dulu buat part ini ♥️♥️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Love dulu buat part ini ♥️♥️

Absen yuk!!!

Jangan lupa follow vote and Coment cerita ini 💜

***
Terimakasih telah menjadi mimpi indah di kehidupan saya yang kelam sebelum kamu datang.

***

Arga membawa Zara ke rumahnya. Disana sudah banyak sekali orang yang berkumpul untuk melihat apa yang terjadi. Arga meminta warga untuk kembali ke rumah masing-masing, kecuali 2 teman Zara untuk menemani gadis itu di kamarnya dan juga teman-temannya.

"Kalian tidur disini saja menemani Zara. Dia masih shock butuh teman bicara. Saya mau ke dapur sebentar..." Arga pamit langsung berkutat di dapur.

Tiara dan Iin membantu Zara untuk berganti pakaian. Untungnya tadi Tiara berinisiatif mengambil baju untuk Zara, ketika mendapat laporan dari Rizal jika Zara hampir di perkosa. Mereka juga berusaha menenangkan temannya yang masih shock karena peristiwa tadi.

"Tenang Zar, ada kita-kita nggak usah takut lagi." Ujar Tiara berusaha mengajak Zara berbicara. Sedari tadi gadis itu hanya menatap kosong ke depan.

"Iya Zar, yang penting lu udah selamet. Banyakin istigfar...." Iin ikut menyela.

"Gua cuma shock aja kok, sekarang udah lumayan." Zara menghembuskan napas berusaha menghilangkan jejak memori peristiwa tadi.

"Minum dulu Zar. " Iin memberikan segelas teh hangat.

"Makasih.."

"Untung ada kapten Arga Zar. Coba kalau nggak ada nasib lu kayak apa coba." Zara hanya meringis mendengar itu.

"Kalian lebih baik makan dulu di luar. Biar saya yang membantu Zara makan." Tiba-tiba Arga datang sambil membawa nampan makanan. Tiara dan Iin mengangguk lalu keluar, ternyata benar teman-teman KKN dan beberapa tentara di sana sedang makan.

"Kamu makan dulu." Arga duduk di tepi kasur. Nampannya ia taruh meja.

"Aku tidak lapar." Zara malu sekali bertemu Arga karena peristiwa tadi.

"Kamu memang tidak lapar, tapi perut kamu yang sepertinya butuh makan." Perut Zara berbunyi seakan merespon ucapan Arga. Zara tersenyum kecut, kenapa perutnya malah membela Arga?

"Saya suapi atau makan sendiri." Zara terdiam tidak menjawab, ia bingung.

"Sepertinya kamu lebih suka saya yang suapi." Kemudian Arga menyendokkan makanan ke mulut Zara. Arga dengan telaten menyuapi gadis itu hingga tidak ada makanan yang tersisa di piring. Arga hanya tersenyum melihat begitu lahapnya gadis itu.

ARGANTA - Embracing The sun (REMAKE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang