Bab 8

179K 20.9K 1.7K
                                    

Emot dulu buat part ini 💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Emot dulu buat part ini 💜

***
Yang saya takutkan adalah saya merindukan kamu dan tidak dapat mendengar suaramu lagi.

****

Satu minggu berlalu sejak kejadian Arga lari-lari di depan poskonya, ia hampir tidak pernah bertemu Arga. Zara mendapat tugas merapikan buku-buku di rumah baca dengan Aulia, dan Tiara. Rumah baca merupakan salah satu program kerja KKN untuk meningkatkan minat baca pada anak-anak di desa. Rencananya selain rak buku yang besar mereka juga akan membuat rak buku yang di tempel di tembok untuk memanfaatkan tempat.

"Zar, gua sama Aul mau ke posko dulu ambil makanan." Mereka belum makan siang padahal sudah hampir pukul satu siang. Sedari tadi mereka sibuk disini, sedangkan teman-temannya yang lain sudah di beri tugas yang lain. Zara masuk ke dalam devisi Pendidikan jadi ia selalu dapat bagian inti di pendidikan. Sedangkan masih ada 3 devisi lainnya yaitu Agama, Kesehatan dan Lingkungan, dan Kewirausahaan.

"Oke, cepet ya gua udah laper banget."

"Siap bos!!"

Zara kembali menyusun beberapa buku mulai dari buku dongeng, novel, ensiklopedia, hapalan doa, dan lain-lain. KKN itu selain capek juga menghabiskan biaya yang banyak. Untung saja kemarin buku-buku ini didapatkan dari donasi sebelum keberangkatan ke Kalimantan.

Masih ada 2 kardus lagi yang belum di tata. Rencananya ia juga akan menggambar di tembok yang kosong. Zara melangkah untuk mengambil beberapa buku di dalam kardus yang tak jauh darinya. Ketika ia mengangkat 10 buku dikejutkan dengan kehadiran Arga yang tiba-tiba muncul di hadapannya. Untung saja bukunya tidak jatuh, karena Arga ikut memegang di samping kanan dan kiri buku. Arga kemudian mengambil alih buku tersebut menaruhnya di dekat lemari dan ikut membantu menyusun buku.

"Kapten kalau masuk salam dulu. Aku jadi kaget tahu." Gerutu Zara.

"Sudah, tapi kamu tidak menjawabnya."

"Kapan kok aku nggak denger?"

Arga tidak menjawab, malah asik merapikan buku. Zara merenggut kesal karena diabaikan. Kemudian muncul teman-teman Arga yang kemarin membawa dua kardus buku dan lemari kecil. Dua diantara tiga orang itu adalah yang pernah mau menangkapnya waktu itu.

"Ini ada sedikit bantuan dari saya dan teman-teman saya."

Belum sempat Zara membalas suara lantang Arga lebih dahulu berkumandang. "Kalian taruh disitu saja, biar saya dan calon istri saya yang rapikan. Kalian boleh keluar."

"Terimakasih." Balas Zara, ia sedikit salah tingkah karena Arga tadi menyebutnya sebagai calon istri. Entah kenapa tangannya jadi berkeringat dingin.

"Kapten kesini cuma mau kasih buku aja?" Tanya Zara memecah keheningan yang terjadi karena Arga nampak lebih suka membereskan buku dari pada berbicara dengannya.

ARGANTA - Embracing The sun (REMAKE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang