Bab 48

103K 13.1K 3.4K
                                    

Jangan lupa follow, vote and Coment 💜

Love dulu buat part ini ♥️♥️

Selamat membaca siapa yang kemarin kena prank 🤣🤣🤣

***

Apakah kamu masih sayang aku?

***

Tiga bulan berlalu begitu cepat. Usia kandungan Zara memasuki empat bulan. Selama itu Arga tidak menghubunginya lagi. Zara sudah mencoba menghubungi Arga dengan cara mengirimi pesan di WA tapi sia-sia hanya centang satu, begitu juga ketika ia menelpon tidak bisa dihubungi. Keberadaan Arga seakan lenyap begitu saja. Ia juga tidak menerima kabar apapun. Zara jadi galau.

'Argagak kenapa kamu mengabaikanku?' batin Zara selalu melafalkan hal itu.

Zara kira semuanya akan baik-baik saja, nyatanya sulit tanpa ada Arga di sampingnya. Apalagi melihat mertuanya yang begitu mesra semakin membuat Zara merindukan Arga. Masih ada 6 bulan lagi semoga saja Zara kuat.

Berat badan Zara meningkat drastis. Perutnya juga ikut membesar. Begitu juga dengan nafsu makannya. Zara bersyukur anaknya tidak meminta yang macam-macam. Mungkin anaknya tahu jika ayahnya sedang berada di tempat yang jauh. Anaknya seakan mengerti rasa sakit yang ibunya rasakan.

Saat ini Zara sedang menonton drama Korea. Ia sengaja menonton drama tentang tentara, namun disaat tahu pasangan tentara tersebut seorang dokter. Zara mematikan telivisi lalu menangis. Ia jadi teringat Laras yang bersama Arga di perbatasan. Ia kesal dengan drama tersebut karena menunjukkan pasangan yang cocok untuk seorang tentara adalah dokter. Zara jadi benci drama Korea.

"Mas Arganteng jangan nakal ya. Aku takut banget kehilangan kamu." ucap Zara sambil melihat foto Arga dari ponselnya. Ia merindukan wajah itu.

"Walau aku bukan dokter kamu cintakan sama aku. Aku nggak harus jadi dokterkan biar bisa hidup bahagia sama kamu...hiks..hiks..."

"Mas kamu masih sayangkan sama aku. Tapi kenapa kamu nggak nelpon aku. Aku kangen kamu.. suara kamu.. apa aku nggak penting lagi buat kamu?" Zara mencium foto tersebut berharap Arga mendengarnya.

"Mas apasih susahnya kasih kabar aku. Aku pengen denger suara kamu. Hiks... hiks..."

"Mbak Zara." Ketukan di pintu menghentikan racauannya. Zara menghapus airmatanya.

"Iya." Zara keluar membuka pintu.

"Dibawain martabak manis sama Pandawa. Makan yuk mbak, dari tadikan mbak belum makan."

"Ada Pandawa di depan?"

"Iya mbak katanya pengen lihat keadaan mbak. Takut digantung mas Arga mereka kalau nggak becus jagain mbak." Zara tertawa, ia jadi teringat wajah galak Arga yang mengomeli keponakannya setiap berbuat salah.

"Mbak Zara liat aku bawa martabak. Maaf ya mbak kita belinya satu ini juga bayarnya patungan." Yudistira langsung menginjak kaki Bima, setelah mendengar kalimat terakhir adiknya.

Bukan karena mereka pelit beli patungan. Tapi karena mereka tidak bawa uang cash. Bayangkan saja tadi waktu mereka mengantri, uang kurang saat mau bayar. Lalu mereka berusaha mengumpulkan uang-uang receh disaku dan tas. Wajah tampan mereka seakan terlecehkan. Tampilan boleh ganteng tapi beli martabak aja patungan. Sad bangetkan...

ARGANTA - Embracing The sun (REMAKE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang