(Not) Mistake Bag. 4

ابدأ من البداية
                                    

"Aahkk!! Jungkkk!!!" Jihyo berteriak di sela ia mengatur nafasnya yang mulai tidak beraturan. Perutnya sudah sangat sakit sekali, seperti sesuatu memaksa untuk merobek dari bawah. Dan ini sungguh sangat sakit melebih apa pun. Jihyo bersumpah setelah ia melahirkan, ia akan bersujud di kaki ibunya dan menangis perihal kejahatannya selama ini. Merasakan melahirkan satu anak saja sudah seperti kematian sebentar lagi. Bukankah seorang ibu itu sungguh hebat?

"Bertahanlah Jihyo," Jungkook mengecup kening basah Jihyo, mencoba memberi kekuatan bagi istrinya.

"Sa—sakit... hiks... sakit s—sekali Junghhh..."

Jungkook melihat dari sudut mata Jihyo tampak berair dan tak lama air mata itu jatuh. Ia kemudian semakin mengenggam tangan Jihyo, keringat mereka sudah tercampur satu sama lain dalam genggaman ini. Tapi Jungkook tidak peduli hal itu. Rasanya ia keperihan dan kesakitan yang dialami Jihyo ini seperti tersulut padanya hingga hatinya mengilu dan ikut sakit. Ia baru menyadari rasanya melahirnya seperti ini setelah melihat perjuangan Jihyo hanya ingin bernafas saja.

Tampak Jihyo mulai tenang, ia dapat menarik nafasnya seperti biasa. Walaupun masih ada sakit di dalam perutnya. Anaknya sungguh sudah tidak sabaran, sama halnya dengan dirinya. Ia mengelus pelan perutnya dan tersenyum tipis.

Jungkook melihat itu sedikit bingung, ia menatap Jihyo dan wanita itu kembali bersuara seperti biasa. Apakah secepat itu rasa sakitnya menghilang?

"Kau tahu, satu hal yang sangat ku sesali dulu sewaktu kecil dan aku benci mengingatnya," Jihyo kemudian mendekatkan tangan beratato Jungkook di pipinya menuntun untuk mengelusnya.

Jungkook mendekat dan mengecup pipi Jihyo sekilas mengabaikan banjir keringat di kening Jihyo. "Apa itu?"

"Memaki ibu dan berkata kasar padanya," air mata Jihyo kembali menetes dan selanjutnya tangisannya mengingat kejadian dulu betapa jahatnya ia bersama ibunya.

Jungkook berusaha menenangkan Jihyo sebelum kontraksi selanjutnya bereaksi. Genggaman tangan itu semakin kencang dan kuat. Jungkook semakin panik mendengar Jihyo berteriak rintih kesakitan dan semakin menangis deras memanggil namanya berkali-kali. Sampai Jungkook melupakan rambutnya sudah acak-acakan akibat jemari manis Jihyo mengacau segalanya, bahkan lengan Jungkook sudah penuh dengan goresan kuku. Bagus, Jungkook sudah terlihat seperti gembel. Dan oh! Jangan lupakan kaus abu-abu itu sudah kusut akibat tarikan dan remasan Jihyo juga. Tapi Jungkook belum menyadarinya, ia hanya fokus pada Jihyo.

***

Di hari ini tepatnya sudah hampir dua bulan Jihyo telah melahirkan. Perutnya yang kemarin begitu besar kembali lagi mengecil seperti tidak terjadi kehamilan terduga itu. Jihyo senang tubuhnya kembali ramping walaupun kenyataannya jika dibuka bajunya lemaknya akan bergelinjang keluar seakan meminta gunting memotongnya segera, betapa malunya jika ia menggunakan pakaian yang mengepas ditubuhnya, akan ada lipatan perut menekuk mengerucut keluar dari permukaan. Dan itu memalukan bagi Jihyo. Dengan terpaksa ia jadi memakai pakaian sedikit longgar demi menjaga kecantikan tubuhnya di mata orang.

Di saat Jihyo sekarang sibuk memperhatikan tubuhnya yang tidak sebagus saat ia baru saja menyelesaikan kuliahnya dihadapan cermin depannya, ia menoleh melihat ibunya sedang menggendong anak laki-lakinya.

"Bu, kau lihat tubuhku ini gendut sekali!" Ujar Jihyo kesal seperti anak kecil. Nyonya Park hanya menghela nafas mengabaikan kelakuan Jihyo yang tak pernah berubah, padahal sudah menjadi seorang ibu.

"Kamal! Ambilkan noona gunting, ingin ku potong lemak ini!" Jihyo mencubit lemak yang menceruat di perutnya.

Kamal datang menghampiri Jihyo dan menyerahkan gunting sesuai keinginan kakaknya dengan pandangan masih tertuju pada ponselnya.

Just Junghyo✔حيث تعيش القصص. اكتشف الآن