"Semua yang dekat dengan Jimin sudah aku bunuh, dan tidak tersisa satupun. Yang dekat dengan Jimin kebanyakan suka uang dari pada Jimin sendiri. Kecuali adikku, dia suka Jimin melebihi apapun. Dia terobsesi dengan Jimin, hanya Stella" Cetus Steven datar. Adiknya memang terobsesi dengan Jimin.

"Dan tidak mungkin adikmu kembali dari kuburnya dan meneror mereka. Yang benar saja"

"Entahlah. Cepat atau lambat dia akan menunjukkan dirinya. Dia mengincar Aliya dan jelas akan terlihat. Biarkan saja dia meneror, setelah lelah dia akan langsung menyerang. Hanya itu"

"Otakku jauh lebih berguna dengan baik ternyata"

"Cih aku tidak bodoh"

*

"Apa Hem?" Jimin menggeleng dan mengusap wajahku, mengobati kerindukan kami yang sudah tidak bersentuhan selama 3 hari ini. Diakhiri dengan mandi bersama di Buth Up, penuh dengan busa dan aroma mawar. Sebenarnya aku tau Jimin sedikit ingin, hanya saja dia mencoba menahan diri. Manis sekali.

" Cantik sayang"

"Ji aku memang cantik, jika aku tidak Secantik ini Park Jimin yang tampan ini tidak mungkin tergila-gila padaku, dan dia tidak mungkin terobsesi padaku. Benarkan?" Ekspresi Jimin berubah keras. Tunggu dulu, apa aku salah bicara?

"Aliya~~~"

"Ji Wae?"

"Ingat pada wanita yang mencium pipiku di pesta itu? Bersama Lisa dan Taehyung?" Aku terdiam sejenak dan mencerna kata-kata Jimin. Wanita itu? Sudah lama sekali. Itu kejadian saat aku dan Jimin baru menikah beberapa hari, dan aku ingat dia memanggil Jimin dengan panggilan 'Chimmy'. Merangkul lengan Jimin dan langsung mencium pipi Jimin didepanku, waktu itu aku langsung menampar dia.

"Ji...?"

"Dia Sepupu Brian. Bianca Lee. Dia tergila-gila padaku dari sejak aku berteman dengan Brian. Dia menempeli aku saat bersama Brian dan aku tidak merespon dia. Brian terus menghardiknya dan menyuruhnya menjauhi aku. Sayang aku ingat. Dia Bianca, apa mungkin. Selain Stella dia juga disisi kami. Hanya mereka berdua" aku menatap Jimin dengan mata kosongku. Apa mungkin wanita itu meneror karena tamparan ku? Tamparan itu pasti melukai harga dirinya.

"Ji jika benar dia apa setelah dari pesta itu kau bertemu dia lagi?" Tanyaku dengan suara pelan.

"Tidak, itu pertemuan terakhir. Dan aku tidak bertemu dia lagi"

"Jika dia yang jadi Dalang sekarang maka itu artinya dia juga terlibat dalam rencana Brian dulu, Ji Brian tidak mungkin melakukan rencana itu sendiri, dia punya Teman dan Bianca tidak mungkin tidak terlibat. Brian tau semuanya Ji. Dia tau jika Paman mengincarnya dan Paman tidak dendam padamu. Dia membuat aku disandera Paman dan Brian bisa mempengaruhi mu, seperti saling menguntungkan Ji. Brian memberikan informasi tentang mu pada Bianca dan membuat kalian berfikir jika Paman orang jahat, jadi dia berusaha membuat kalian membunuh Paman"

Asumsinya adalah seperti itu, Bianca main halus dan tidak menunjukkan diri. Sedangkan Brian menujukkan dirinya, mereka menampakkan diri dan saling bergantian. "Ji selesai Bianca datang tidak lama Brian datang juga. Mereka bergantian dan mereka tau waktu yang tepat. Ji coba fikirkan, asumsinya adalah mereka ingin memisahkan kita dengan cara licik. Bianca denganmu saat aku sudah dibawa Brian lari. Ji mereka saling menguntungkan. Mereka tau mana yang baik pada kita. Mereka mencoba memiliki dan menyingkirkan musuh dalam sekali tindakan. Ji jelas dengan semua ini. Untuk apa foto mesra mu dengan wanita lain ditunjukkan padaku jika tidak ingin aku membenci dan memusuhimu. Dia memanfaatkan sisi lemah wanita yang mudah cemburu dan mudah marah. Dia bermain dari belakang sama seperti dulu"

Wajah Jimin mengeras dan aku merasakan remasan kuat pada pinggangku. Jimin marah sekarang. Dia mengerti dengan kata-kata ku. " Jika diteliti dia ingin mengkambing hitamkan Stella. Dia tau jika Stella terobsesi denganku, dan dia memanfaatkan informasi jika wanita yang dekat denganku dan Brian yang menjadi Dalang dari ini. Dia melakukan dengan sangat baik hingga aku berfikir Stella bangkit dari kubur dan menerormu. Luar biasa, jika Bianca dalang nya maka tanganku sendiri yang akan membunuhnya. Aku bersumpah Aliya. Dia berani meneror dan membuatmu curiga padaku. Aku akan membalasnya dengan pasti"

Aku tau Jimin marah, hanya saja kami harus mengetahui ini lebih lanjut. Jika benar-benar ini Bianca maka aku juga akan ikut ambil bagian. Aku masih membenci dia karena mencium pipi Jimin didepanku waktu itu. Wanita itu berani menyentuh milikku dan aku masih tidak terima. "Biarkan aku jadi iblis kali ini Ji. Akan aku tunjukkan siapa aku sebenarnya. Jika itu benar-benar Bianca maka jangan larang aku memotong bibirnya, dia berani menciummu dan merasakan milikku" desisku dengan suara pelan. Wanita Keparat Itu perlu diberikan hadiah.

"Aliya?"

"Aku pendendam Ji, setiap milikku yang disentuh maka akan ada balasan yang setimpal. Darah Mafia mengalir sempurna dalam tubuhku, jadi jangan salahkan aku jika jadi seperti ini"

Tbc.

Abang kalo kaget🤣🤣

Abang kalo kaget🤣🤣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
All About Sex! 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang