Party!

260K 5.5K 488
                                    


Happy Reading.

°

Kuoleskan parfum pada leherku untuk menyempurnakan penampilanku. Mengamati bayanganku yang terpantul dari kaca. Senyum tipis ku terbit melihat riasan tipis ku. Sempurna, yah aku memang tidak biasa menggunakan riasan tebal, lagi pula ini sejenis garden party dan akan tidak baik jika terlalu mencolok, apalagi dengan kata-kata Jimin yang sudah memperingati aku tadi.

"Jangan berdandan mencolok, lipstik tidak boleh merah dan gaunmu tidak boleh diatas lutut, pastikan bahumu tertutup, dan semua bagian untimu tertutup!" Jimin benar-benar Crewet dan aku kesal sendiri.

Sepertinya aku harus mengecap dia sebagai laki-laki bermulut wanita, hah sudahlah. Mood-ku akan hancur jika terus membahas kengkangan Jimin. Lebih baik aku bangkit, tapi sebelum aku bangkit senyumku kembali terbit melihat Jimin keluar dari kamar mandi dengan jas yang kusiapkan. Tampan, dia sangat tampan.

Jimin duduk di kursi kecil samping kamar mandi dan menatapku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jimin duduk di kursi kecil samping kamar mandi dan menatapku. "Jadi?" Senyumku masih terbit dan berbalik menatapnya. Mendekati Jimin yang masih duduk, aku menunduk membenarkan dasinya yang sedikit kendur.

"Kita bisa berangkat sekarang. Aku sudah selesai" Jimin meraih jemariku yang membenarkan dasinya, mengecupnya berulang-ulang dan itu sukses membuat aku malu, lebih tepatnya merona karena tindakan manisnya. Sial bagaimana mungkin dia masih saja menyempatkan untuk melakukan hal ini.

"Baik!" Jimin bangkit dan merangkul pinggangku, membawaku keluar dari kamar dan turun kebawah. Kami berjalan beriringan dengan lengan Jimin yang melingkupi tubuhku. Rasanya hangat dan sumpah kenapa aku tidak bisa mengontrol jantungku. Ya Tuhan aku masih mau hidup tenang, tolong jangan biarkan Jimin mendengarnya. Aku malu, jantungku berdegup kencang merasakan tangannya yang semakin mengeratkan pelukan kami.

"Spesial untukmu yang menuruti syarat ku!" Aku tersipu saat Jimin membukakan aku pintu mobil. Masuk begitu saja dan Jimin menuju kursi kemudi.

"Apa jauh?" Tanyaku sambil memasang Selt Beth.

"Tidak terlalu, sekitar 20 menit" aku ber oh ria dan Jimin menjalankan mobilnya. Suara lagu klasik menemani perjalanan kami. Aku diam dan memperhatikan pemandangan luar.

"Taehyung juga akan ikut!" Kutolehkan kepalaku pada Jimin. Taehyung Oppa?

"Teman kalian?" Jimin Mengangguk dan meraih jemariku dan menautkanya, tentu dengan meremasnya. Aku diam, ini hangat.

"Hem. Dia teman kami!" Aku tau jika Jimin teman kakak keduaku, hanya saja aku tidak pernah tau Jimin. Jimin tidak pernah bermain kerumah atau sekedar berkunjung. Taehyung Oppa bilang jika mereka pernah satu sekolah saat Junior High School dan setelahnya Jimin pergi ke New Zealand untuk melanjutkan sekolahnya. Menetap disana selama 6 tahun dan kembali ke Korea. Aku juga tidak pernah bertanya mengenai teman Taehyung Oppa. bagiku itu tidak penting, dan malah sekarang aku menikah dengan temannya. Kejutan bukan?

All About Sex! 21+Where stories live. Discover now