What The Hell!

28.2K 1.3K 122
                                    

Happy Reading.

*

Hai, saya kembali setelah sekian lama hibernasi, lama banget kan hibernasinya. Maklum ya lagi super sibuk, fokus kerja sama tetekbengek lainnya.

Datang dengan kabar baik.

Ada 4 ff baru yang on going jadi sabar.

Semuanya proses one Bye One. Ide ngak selancar itu jadi harus sabar banget. Karena jika dipaksa juga Ngak dapet feel. Perlahan dengan pasti, ngak mau nuntut banyak-banyak sudah. Jalani apa yang ada.

Maaf kalau merasa DI PHP. Ngak maksud sumpah. Tapi mau kayak apa? Jalannya aja macet-macet jadi sabar ya.

Keep strong untuk pembaca setia. Thanks for all. Remember. Stay Healthy and Safety.

Ada yang sama ngak? Suka banget sama efek yang gelap²🤣.

*

Menikmati takdir sambil menjalani apa yang ada. Mencari jalan keluar untuk masalah yang pelik. Bersabar akan keadaan rumit, semuanya runyam hanya karena satu nama.

Bangsat. Kata-kata itu tidak berhenti begitu saja keluar. Selalu makian jika tidak mendapatkan apa yang diinginkan.

Pagi hari suasana tenang dengan sarapan sederhana. Ditambah satu sosok yang duduk dikursi roda, menjadi anggota baru dalam keluarga Kim.

Steven baru saja sampai tadi malam dari New Zealand bersama Kakek Kim. Disambut dengan baik oleh semuanya. Duduk didekat Aliya dan Kakek Kim. Wajahnya pucat terlihat sekali jika sakit.

Mencoba ikut andil dalam masalah yang menimpa keluarga ini. Lebih tepatnya masalah anak-anak.

Tidak ada yang bicara, sibuk dengan makanan masing-masing. Tapi bukan berarti diam itu kata baik-baik saja. Tidak ada yang baik-baik saja.

"Sayang jangan lupa Check up. Perhatikan juga kandungan mu" Aliya mengangguk tanpa bersuara, dan Jimin langsung mengusap perut Aliya. Tidak terlihat karena terhalang meja makan. Aliya yang merasakan usapan Jimin sontak menoleh. Jimin mengangguk pelan dan Aliya tersenyum tipis. Artinya Jimin akan mengantar dirinya.

Terlalu fokus pada masalah mereka melupakan kesehatan masing-masing. Menyedihkan.

*

"Kondisinya baik-baik saja. Dan ya Aliya jangan lupa minum susu hamil" ucapan Wendy membuat Aliya hanya mengangguk pelan sementara sibuk dari tadi mengusap perut Aliya. Mulai terasa sedikit buncit. Masuk bukan ke 4.

"Ingin melihat jenis kelamin?" Keduanya sontak menengok Jimin, dan yang ditengok hanya menggeleng samar. Belum waktunya mereka tau. Biar nanti jadi kejutan.

"Hah kau jadi pendiam" Jimin tersenyum tipis dan mengangguk pelan.

"Dia puasa bicara Eonni, maklum. Kerabat Min Suga" Wendy terkekeh pelan. Ada-ada saja, kenapa suaminya dibawa-bawa. Menyebalkan.

"Main lah lain waktu. Kalian sangat sibuk, tengok Yooahn kapan-kapan" mendengar nama itu Aliya jadi ingat bantalan Min Suga dan Min Wendy yang masih balita. sangat cantik dan menggemaskan. Walaupun sedikit dingin, maklum anak Min Suga, Aliya tidak kaget.

All About Sex! 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang