The day

3.8K 225 16
                                    

Happy Reading.

+

Jangan terlalu berharap akan sering2 muncul ya. Saya belum menemukan waktu yang pas untuk lanjutan cerita ini. Sebenarnya sudah ada ide tapi stuck dan mencoba mencari inspirasi lain lagi. Tapi jangan khawatir akan ada judul2 baru bertebaran kok.

Comeback setelah 1 tahun, saya juga mencoba merambah hal lain. Dibagi dengan dunia nyata dan hobi. Semoga semua berjalan baik. Amiinn

See U soon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

See U soon

+

"Papa...." Aliya berteriak dari lantai bawah untuk memanggil sosok mahkluk yang masih nyaman ditempat tidur. Sudah pasti laki-laki itu tertidur nyaman sambil telanjang dada.

"Sayang kau harus mengurangi kebiasaan berteriak, ingin tua duluan hem?"  Yuri mencoba memberikan pengertian pada Sang anak. Bagiamanapun Aliya masih anak-anak Dimatanya.

"Eomma Jimin akan terus Bagun telat dengan alasan Jeno" ketus Aliya sudah sangat jengkel, ayah satu anak itu akan selalu seperti itu. Aliya berharap Jeno tidak menuruni sikap menyebalkan sang ayah.

"Yasudah Eomma pergi dulu ya. Appa mu sudah menunggu" Aliya mengangguk dan mencium ibunya, ibunya hanya mampir untuk memberikan bingkisan dari Kakeknya, setelah itu akan mengudara ke italia. Wanita karir, beda dengan Aliya. Ibu rumah tangga yang berisik.

"Hati-hati"

"Selalu Sayang..."

Aliya mengantar ibunya sampai pintu dan saatnya meledakkan kemarahan nya pada manusia yang masih nyaman dikasur. Siapa lagi jika bukan Park Jimin.

+

Aliya merasakan kemarahannya sudah sampai di ubun-ubun. Bagaimana tidak marah, Aliya melihat Jeno yang sudah bangun dan duduk dikasur sambil memainkan Dot nya sementara Jimin masih tidur nyaman dengan membelakangi Jeno. Laki-laki itu seakan tidak peduli dengan ocehan Jeno.

"Tunggu kau Papa Jeno" Aliya mendekat saat Jeno menatapnya dengan binar bahagia, melihat sang Mama jelas Jeno senang. Bayi 7 bulan itu menjatuhkan DOT nya dan mengulurkan tangannya ke Aliya seolah minta digendong.

Aliya tersenyum dan menggendong Jeno, bayi itu langsung memeluk Aliya dan menenggelamkan wajahnya dileher Aliya. Sesekali terkikik lucu. Aliya mengusap punggung Jeno perlahan dan masih menatap jengkel Jimin. "Awas kau nanti Ji"

Aliya harus mengurus Jeno dulu sebelum memberikan pelajaran pada ayahnya. Bayi ini lucu dan membuat Aliya tidak tahan untuk menguyel-uyelnya.

Setelah semua itu mereka menjalani kehidupan yang bahagia dengan sedikit bumbu pertengkaran rumah tangga yang sederhana. Bumbu kehidupan agar tidak selalu hambar.

 Bumbu kehidupan agar tidak selalu hambar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
All About Sex! 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang