Dari jendela ku melihat
Mergastua berkicauan
Komputer riba ku tutup
Berselirat urat badan
Ku cuba lentur dengan menghirup udara nyamanAngin menderu berbahasa senja
Simpang siurnya tiada siapa mengerti
Di jendela ini kuperhatikan
Gelagat segerombolan manusia yang terperangkap dalam ilusi masing-masingLelah
Puas sudah aku melayan dunia materi
Biar sahaja aku tercegat di jendela ini
Memerhati
Tanda sudi untuk menjadi pendengar setia
Pada setiap derapan dan degupan jantung bandaraya ini
Aku pasrah menjadi penganalisa sepenuh masaKesunyian ini suatu ketagihan
Keseorangan ini suatu kenikmatan
Anzalnya hanya aku yang faham
Tidak bisa dimengerti oleh sekalian insani
Kegelapan bilik ini bagai sarang untuk berhibernasi
Kelamnya menjadi sumber inspirasi
pada setiap kalimah-kalimah suram yang tersembur di mindakuSudah puasku hirup udara malam
Kini tiba masanya untukku kembali menerewang ke ruang aswad
![](https://img.wattpad.com/cover/55243559-288-k354033.jpg)
YOU ARE READING
Sajak-Sajak Yang Berteduh Di Bawah Suram
PoetryItu ini Begitu Begini Semuanya basi Dek kerana hambarnya seni Oh realiti Pergi Mati...