96. Penemuan Harta karun di Halaman Belakang

3.1K 452 16
                                    

Elang bangun siang hari ini karena sinar matahari yang masuk melalui jendela kamar Gavriel benar-benar menyiksa kedua matanya. Saat ia membuka mata, jam sudah menunjukkan pukul dua siang. Ia hanya bisa berdiri lalu berjalan menuju ke arah kamar mandi yang ada di kamar ini. Dengan tubuh yang terasa masih belum segar, ia segera mencari handuk baru serta sikat gigi baru. Ia mandi di bawah guyuran air shower yang sukses membuat badannya terasa lebih segar kembali. Ia sedikit heran kenapa tidak ada yang membangunkannya? Gavriel benar-benar keterlaluan karena pergi ke kantor tanpa berpamitan kepadanya lebih dulu. Pasti pria satu itu sudah selesai menikmati makan siangnya saat ini di kantor.

Selesai mandi dan membalutkan handuk di pinggangnya, Elang keluar dari kamar mandi dan segera mencari celana dalam baru milik Gavriel yang belum pernah dipakai. Begitu mendapatkannya, ia segera mengenakannya dan memakai celana kolor harian tanpa mengenakan baju. Dengan penampilan seperti itu, Elang turun ke bawah dan ternyata Wilson sudah bangun lebih dulu daripada dirinya.

"Jam berapa lo bangun, Son?" tanya Elang sambil berjalan menuruni tangga untuk menghampiri Wilson yang sudah ada di ruang keluarga.

"Jam satu," jawab Wilson sambil menghidupkan televisi. 

Elang yang melihat ada bantal dan selimut yang ditumpuk di dekat meja televisi langsung tersenyum. Pikirannya sudah membayangkan apa yang terjadi semalam ketika Wilson serta dirinya dalam keadaan tidak sadarkan diri.

"Kenapa lo ketawa-ketawa?" tanya Wilson sambil sibuk mencari tayangan yang menurutnya menarik di televisi.

"Enggak pa-pa. By the way, semalam Gavriel sama Gadis tidur di mana kalo dua kamar kita pakai semua?"

"Gue enggak tahu juga. Paling Gadis tidur di hotel. Adit sama Gavriel yang tidur di depan televisi."

"Kalo ceritanya begitu berarti gue yang terlalu banyak berharap dan berimajinasi dong, ya?"

Wilson langsung menoleh dan menatap wajah Elang dengan kening berkerut. Temannya yang satu ini benar-benar sering membuat otaknya harus berpikir keras dengan apa yang ada di dalam hati serta kepalanya hingga kadang tindakannya yang di luar prediksi kebanyakan orang.

"Lo berimajinasi apa?"

"Ah, masa kaya gini aja gue mesti kasih tahu secara gamblang sama lo."

Beberapa saat Wilson terdiam hingga akhirnya dirinya mengerti maksud Elang. Ia langsung terpekik kala bisa membaca dengan gamblang pikiran Elang.

"Setan lo, Lang. Gue yakin Gavriel enggak akan begituan di tempat kaya gini. Minimal kalo buat pertama kali ya di kamar deh atau hotel. Apalagi dia begituan sama Gadis yang notabennya perempuan yang paling dia idam-idamkan dari dulu."

"Ye... situ kaya enggak pernah berfantasi aja. Tahu sendiri 'kan kalo yang namanya melakukan kaya gitu dengan ambil tema fantasi pasti lebih asyik dan menantang. Siapa tahu Gadis pura-pura jadi Inem, Gavriel jadi juragannya. Mereka terus bereksplorasi mulai dari ruang tamu, ruang keluarga sampai di dapur."

bug...

Sebuah lemparan bantal sofa jatuh tepat di depan wajah Elang hingga membuatnya berkedip-kedip.

"Mending lo pergi dari sini sebelum gue lemparin vas bunga ke kepala lo sekarang!"

Elang tahu jika Wilson tentu tidak akan bercanda dengan kata-katanya itu. Kini Elang memilih melangkahkan kakinya menuju ke arah dapur. Ia mencari air minum dan membawanya ke arah halaman belakang rumah. Elang memilih duduk di sebuah kursi yang ada di dekat mesin cuci sambil menikmati sebatang rokok. Di  tengah-tengah udara panas Jakarta ini, siapa sangka ia bisa merasakan ketenangan di tempat ini. Tidak ada suara bising dan pemandangan halaman belakang rumah Gavriel cukup layak dinikamti karena terdapat kolam ikan dengan gemercik airnya di sana. Elang mengedarkan pandangannya di seluruh tempat ini sampai akhirnya kedua matanya terpaku pada sebuah celana dalam berbahan renda milik wanita berwarna ungu. Beberapa  saat kemudian Elang sudah tertawa terbahak-bahak membayangkan apa yang terjadi di rumah ini ketika dirinya dan Wilson mabuk berat semalam.

From Bully to Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang