1. Si paling menjengkelkan

21.4K 592 13
                                    

Kau masih gadis atau sudah janda...
Tolong katakan jangan malu-malu...

Suara sumbang yang memekakkan telinganya membuat Gadis mencengkeram sendok serta garpu yang ada di tangannya. Suara Gavriel Erlando, teman satu kantornya ini sangat setia menemani lima tahun masa kerjanya di sini. Entah kenapa laki-laki yang menurut orang lain sangat tampan berbonus kelakuannya minus itu tetap mendapatkan tempat istimewa di hati beberapa wanita, termasuk di hatinya. Sayangnya tempat istimewa yang didapatkan oleh Gavriel di hati Gadis adalah sebagai seorang laki-laki yang paling ia benci di dunia ini.

"Mulut sampah lo itu bisa diam sehari aja enggak, sih?"

Gavriel yang tahu bahwa Gadis sudah terpancing emosinya siang ini justru tersenyum dan berjalan ke arah perempuan dengan tinggi 165 centimeter itu. Gavriel baru menghentikan langkah kakinya kala jarak antara dirinya dan Gadis hanya berjarak setengah meter.

"Mulut sampah? Lo katarak? Enggak lihat bibir gue seksi begini? Suara gue juga serak-serak basah."

Mendengar perkataan Gavriel itu, Gadis segera berpura-pura muntah. Melihat apa yang Gadis lakukan, entah kenapa Gavriel sedikit tersinggung.

"Dih, itu mah bagi perempuan yang bucin ke lo. Kalo bagi gue, lo enggak lebih dari bocah lima tahun yang terperangkap dalam tubuh laki-laki dewasa."

"Bocah lo bilang?"

"Iya."

Gavriel mulai memajukan langkah kakinya hingga ujung sepatu miliknya bersentuhan dengan ujung sepatu high heels milik Gadis.

"Lo dengar gue baik-baik. Kalo lo belum tahu gimana gue di luar kantor. Lebih baik lo diam!"

"Gue enggak butuh tahu tentang diri lo. Lagian lo enggak penting buat gue. Sebulan lagi juga gue bakalan pergi dari tempat ini!"

Setelah mengatakan itu, Gadis memilih membalikkan tubuhnya dengan menyibakkan rambut panjangnya hingga mengenai wajah Gavriel.

Bukannya marah, Gavriel justru diam karena ia cukup terkejut dengan informasi dari Gadis yang mendadak ini.

***

Sore ini Gadis memilih menunggu Pradipta (tunangannya) di lobby kantornya. Hatinya merasa lega karena akhirnya surat pengunduran dirinya dari perusahaan ini telah ia serahkan kepada HRD. Sebulan lagi ia akan resmi menjadi alumni karyawan di perusahaan ini. Cukup sudah lima tahun bekerja dibawah bayang-bagang mr. Perfect yang menjadikan dirinya dan Gavriel selalu bersaing. Bersaing dalam segala hal di kehidupan profesional mereka. Terlebih dalam memberikan hasil kerja terbaik untuk mr. Perfect.

Kala Gadis menatap ke arah lift, tak sengaja ia melihat Gavriel yang keluar dari sana bersama Antonio, alias si mr. perfect. Ia menyunggingkan senyum sinis melihat rivalnya itu berjalan bersama atasannya.

Saat merasa ada yang memperhatikannya, Gavriel mengangkat pandangannya. Matanya menjadi membelalak kala melihat Gadis yang sedang tersenyum sinis dari ujung loby kantor ini. Bulan ini memang dirinya yang lebih unggul daripada Gadis dalam pencairan kredit nasabah. Beberapa nasabah prioritasnya bulan ini mencairkan dana kredit yang cukup besar hingga membuatnya mencapai target bulanan.

"Kamu lihat siapa?" Tanya Antonio sambil menolehkan kepalanya untuk melihat ke arah Gavriel menatap.

Begitu tahu apa yang Gavriel lihat, Antonio menghela napas panjang.

"Stupid girl," Komentar Antonio pendek yang membuat Gavriel menelan salivanya.

"What?"

"Gadis bodoh."

Meskipun lima tahun mereka berada di satu perusahaan yang sama dan hubungan mereka tidak pernah terjalin harmonis, Gavriel cukup tahu jika Gadis adalah perempuan yang cukup berotak. Jika tidak, mana mungkin ia bisa bisa berada di posisinya yang sekarang.

From Bully to Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang