43. Aku Kamu

4K 323 9
                                    

Pukul tujuh malam, Gadis baru berhasil memarkirkan mobil Gavriel di tempat parkir sebuah resort yang ada di Lembang. Baru pertama kali ini Gadis mencoba menginap di tempat ini, tapi ia yakin jika ini bukan yang pertama kalinya bagi Gavriel karena tempat ini adalah rekomendasi dari Alena.

"Kita menginap di sini," Ucap Gadis sambil mematikan mesin mobil.

"Okay. Kamu pesan kamar tipe apa?" Tanya Gavriel mencoba tenang meksipun ia berharap Gadis tidak menyewa tipe tenda karena mereka sedang pergi bersama Leander. Jangan sampai Leander masuk angin karena udara malam ini di Lembang cukup dingin.

"Village house."

Deg'

Apa Gadis bilang? Tipe village house? Ini sih bukan Leander yang akan merasa kedinginan, tapi justru dirinya yang kepanasan. Mana mungkin ia akan tinggal bersama Gadis dalam satu atap dan ditempat yang dingin plus romantis seperti ini. Peringatan bahaya muncul di dalam kepala Gavriel secara tiba-tiba. Jangan sampai lepas kendali. Ia harus bisa mengontrol gairahnya agar tetap tertidur selama tinggal satu atap dengan Gadis. Kalo sampai gairahnya bangun, entah apa yang akan terjadi.

Hei... Bagaimanapun juga Gavriel masih laki-laki normal yang setiap bangun tidur, juniornya selalu tegang. Lagipula selama ini Gadis yang menemaninya di dalam fantasi-fantasi gilanya tanpa ada satu orang pun yang mengetahui hal ini. Kini sosok itu justru nyata dan akan berada satu ruangan dengan dirinya ketika ia membuka mata di pagi hari.

Ujiannya sebagai umat manusia pada weekend ini benar-benar berat. Terlebih melihat penampilan Gadis yang terlihat santai dengan celana panjang dan jaket jeans ini. Tidak ada yang seksi sama sekali, namun justru inilah yang membuat banyak lelaki penasaran dengan isinya karena tak terlihat. Terserah jika ia dianggap laki-laki mesum. Toh, perasaan 'gilanya' pada wanita ini sudah sewindu ia simpan di dalam hati. Ia kadang muak dengan dirinya sendiri karena tidak bisa melupakan Gadis meskipun Gadis sudah resign dari kantor dan menikah dengan lelaki lain.

Salahkah perasaan ini masih ia simpan sampai saat ini? Jika dulu orang-orang terdekatnya seperti berhati-hati jika sudah membahas tentang perasaannya pada Gadis, tapi tidak sekarang. Runtuhnya bahtera rumah tangga yang Gadis bina bersama Pradipta membuat teman-temannya memberikan semangat dan dukungan untuk memperjuangkan cintanya. Memulai segala sesuatunya dari awal kembali, itulah harapan tiga orang pria penghuni lapak dosa kepadanya.

Mungkin memang Gadis bukan tergolong wanita cantik sesuai standart kecantikan di negara ini yang harus berkulit putih, tinggi, dengan bemper depan dan belakang yang besar. Tapi justru inilah yang membuat Gavriel tertarik pada sosok perempuan satu ini. Gadis adalah cerminan wanita Indonesia tulen dengan kulit sawo matang, rambut hitam panjang dan tinggi yang standart. Hanya berkisar 165 centimeter saja. Satu hal yang menonjol pada diri Gadis adalah otaknya yang cukup cerdas. Bahkan dengan kecerdasannya, Gavriel sudah berulang kali harus menelan pil pahit karena kalah bersaing dengan perempuan itu dalam hal pekerjaan.

"Gav, kenapa kamu diam aja?" Pertanyaan Gadis membuat Gavriel kembali menapaki realitas.

Mencoba biasa saja, Gavriel bertanya seakan-akan otaknya tidak sedang memikirkan hal yang tidak-tidak tentang Gadis.

"Kebetulan tahun lalu kantor ada acara gethering di sini. Tipe Village House itu seingatku kasurnya double bed lho, Dis. Apa enggak sebaiknya cari yang twins bed aja?"

Gadis tersenyum dan ia memahami apa yang Gavriel takutkan. Entah bagaimana ini terasa menggelikan baginya. Bukankah seharusnya ia yang merasa takut jika dirinya harus tidur seranjang dengan Gavriel? Tapi kali ini ia biasa saja karena sebagai seorang wanita, ia cukup mampu untuk mengontrol dirinya, namun entah dengan Gavriel. Kalopun Gavriel akan berbuat yang tidak senonoh kepadanya, pasti Gavriel harus berpikir ribuan bahkan jutaan kali. Ada Leander bersama dengan mereka saat ini. Sepanjang hari ini melihat bagaimana Gavriel berinteraksi dengan Leander cukup membuat Gadis yakin jika laki-laki ini sangat menjaga penglihatan dan pendengaran Leander dari hal-hal yang tidak sesuai dengan umurnya.

From Bully to Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang