56. Menguntit Rachel

4.1K 396 8
                                    

Alena menatap rumah dengan pagar tinggi berwarna hitam yang ada di seberang jalan. Ia mendapatkan alamat rumah ini dari Banyu. Entah darimana Banyu tahu tentang alamat rumah Rachel. Yang bisa Alena lihat adalah rumah itu cukup ramai karena ada beberapa mobil box yang keluar masuk dari rumah itu.

"Si Dipta pakai pelet apaan, ya? Dibuang sama Gadis masih bisa dapat Rachel yang punya usaha besar begini," Kata Alena pelan dibalik kemudi mobilnya.

Sebagai seorang amatiran, Alena masih bingung tentang apa yang harus ia lakukan di tempat ini. Namun saat sebuah mobil sedan keluar dari halaman rumah, Alena memilih mengikutinya. Entah kenapa Alena yakin jika ini adalah mobil milik Rachel. Dengan menjaga jarak aman, Alena mengikuti mobil berwarna merah ini hingga akhirnya memasuki sebuah mall. Saat pengemudi itu keluar dari mobil untuk memasuki mall, Alena bersyukur karena ternyata tebakannya tepat. Rachel adalah pengemudi mobil itu dan kini sedang berjalan sambil menelepon seseorang. Cepat-cepat Alena mengikutinya hingga akhirnya Rachel memasuki sebuah toko perhiasan besar. Alena mengernyitkan kening saat melihat nama toko tersebut. Meskipun sudah cukup lama ia tidak menemani Gadis membeli perhiasan, namun Alena masih ingat jika ini adalah salah satu toko perhiasan langganan Gadis.

Melihat Rachel yang mengeluarkan kotak perhiasan berwarna hitam, Alena memilih memasuki toko dan sengaja memilih posisi membelakangi Rachel. Sial, saat seorang karyawan toko menanyakan apa yang ia butuhkan, mau tidak mau Alena berpura-pura ingin membeli perhiasan, namun ia memasang telinganya baik-baik untuk mendengarkan pembicaraan Rachel dengan karyawan toko laki-laki yang melayaninya.

"Ibu ingin menjual semua ini?"

"Iya."

"Apa tidak sayang, Bu? Ini ada yang seri limited edition."

"Tidak apa-apa."

"Baik kalo begitu, bisa minta nomer rekening milik ibu?"

Alena yakin jika perhiasan yang dijual oleh Rachel kemungkinan besar adalah milik Gadis yang sudah digasak oleh Pradipta. Saat melihat Rachel mulai menjauh dan melihat-lihat ke bagian kalung berlian, Alena mencoba bertanya kepada karyawan toko ini.

"Kak, kalo saya beli perhiasan yang dijual ibu itu bisa atau tidak?"

"Mohon maaf, Kak. Kami tidak menjual perhiasan second. Semua barang yang sudah dibeli dari tempat kami dan dijual kembali di sini, akan masuk proses peleburan."

Somprett....
Alena gagal membeli kembali perhiasan yang dijual Gadis itu. 

"Kalo begitu boleh tidak, Kak kalo kakak melihat sebentar apa saja yang dijual sama ibu itu?"

"Mohon maaf, kami tidak bisa membantu dalam masalah ini. Apakah kakak jadi membeli cincin ini?"

Alena menghela napas panjang dan kini meskipun terpaksa, ia menganggukkan kepalanya. Kini ia tahu fungsi cek yang diberikan Banyu kepadanya. Meskipun belum ia cairkan dan harus menggunakan gajinya yang masih bersemedi manis di dalam rekeningnya terlebih dahulu, Alena pastikan jika ia akan "me-reimburse" semua pengeluaran yang ia lakukan hari ini. Mulai dari membeli bensin hingga membeli cincin yang sebenernya tidak ia perlukan ini.

Saat melihat Rachel mulai kembali ke tempat semula, Alena mencoba menghindari Rachel dengan merapatkan masker yang ia kenakan. Alena terus merutuki hal bodoh yang dilakukan Gadis. Seharusnya Gadis tak menyimpan semua perhiasan itu di berangkas rumah karena kini hasil penjualan perhiasan itu yang menembus hampir tiga ratus juta membuat Alena geleng-geleng kepala. Seharusnya Gadis menyewa sebuah deposit box yang ada di Bank untuk menyimpan surat-surat penting bahkan logam mulia serta perhiasan miliknya. Alena yakin Gadis sedang tidak baik-baik saja dengan semua yang terjadi ini. Kini saat Rachel sudah selesai dengan transaksinya dan keluar dari toko ini, Alena tidak bisa mengikutinya lagi. Hampir lima menit ia menunggu hingga ia selesai dengan semua proses pembelian sebuah cincin berlian seharga tiga belas juta itu. Apes... Uang gaji bulan ini ditambah dengan deviden dari saham yang ia miliki plus uang darurat miliknya ludes sudah di rekening hanya untuk membeli benda kecil yang kalopun orang melihat cincin ini ia pakai, pasti sangsi jika cincin ini adalah sebuah cincin emas putih delapan belas karat bertahtakan berlian. Ia yang selama ini memilih membeli logam mulia daripada perhiasan sedikit tidak ikhlas uang itu digunakan untuk membeli cincin.

From Bully to Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang