46. Ternyata ada sang sutradara

4.4K 326 10
                                    

Group Lapak Dosa

Elang : Dari kemarin gue nunggu update kabar anak gue. Kok lo malah ngilang gitu, Gav?

Wilson : lebih tepatnya si Gavriel lagi enggak mau diganggu, gitu aja masa lo enggak peka.

Elang : gue penasaran sama sikap Gadis ke Lean doang. Apakah dia termasuk wanita yang suka sama anak kecil atau justru sebaliknya?

Aditya : semua perempuan suka anak kecil. Bagi mereka itu lebih lucu daripada lo yang kebanyakan modus.

Wilson : Wah, Adit kalo jujur bikin ancur hati dan perasaan.

Elang : lo kira sejak ada Lean gue bisa beredar, Dit? Kagak, gue benar-benar merasa jadi duda tanpa pernah menikah.

Gavriel yang membaca pesan itu hanya bisa menghela napas panjang. Sejak pagi pukul sepuluh hingga kini pukul tiga sore, dirinya masih terus menemani Gadis dan Leander berjalan-jalan. Mulai dari ke kebun binatang hingga ke tempat makan siang di tempat yang sedang hits yang ada di Lembang. Ia pun baru sempat memegang handphone miliknya saat ini. Tak ingin membuat temannya saling 'memukul' satu sama lain di group ini, Gavriel memilih memberikan update kabar Lean ke Elang.

Gavriel : sorry, gue baru buka handphone. Lean kabarnya baik. Alhamdulillah dia sama Gadis akur. Saking akurnya si Gadis naik pangkat jadi Bunda.

Elang : serius si Lean minta Gadis jadi Bundanya?

Gavriel : apa untungnya gue bohong sama lo?

Elang : Terus si Gadis bolehin gitu?

Gavriel : Iya. Sekarang gue jadi pasangan suami istri jadi-jadian gara-gara Lean.

Elang : Enggak sia-sia gue besarin Lean. Ternyata Lean benar-benar melaksanakan misi yang sudah gue doktrin di kepala dia sebelum berangkat ke Lembang.

Gavriel yang membaca balasan pesan ini hanya bisa memejamkan kedua matanya sekejap lalu membukanya lagi. Entah ia harus berterimakasih atau justru memberikan salam olahraga kepada temannya itu. Gara-geara kelakuan Elang, Leander menjadi protes jika dirinya memanggil Gadis dengan namanya. Panggilan 'Ayah-Bunda' yang awalnya membuatnya risih dan geli di telinga kini menjadi panggilan yang membuatnya merasa memiliki keluarga. Seakan hidupnya tak lagi sendiri karena memiliki istri dan anak.

Gavriel : Berarti benar dugaan gue. Lo adalah sutradaranya.

Elang : Sudah, lo nikmatin aja apa yang ada sekarang. Gue enggak perlu ucapan terimakasih untuk hal ini. Gue berharap lo beneran bisa memperjuangkan Gadis sebaik-baiknya jangan sampai ditikung lagi.

Gavriel tersenyum membaca balasan dari Elang. Kini Gavriel memilih memberikan tanda suka pada pesan yang Elang kirimkan kepadanya. Setelah itu ia memasukkan handphone miliknya ke dalam saku celana. Kini Gavriel memilih mengedarkan pandangannya untuk mencari Gadis dan Leander yang sejak selesai makan siang memilih bermain di taman belakang resto keluarga ini. Sudah satu jam menunggu kenapa mereka belum kembali ke meja ini?

Kini Gavriel memilih berdiri dan mencari di mana Gadis dan Leander. Saat menemukan dua orang yang sedang ia cari ini, Gavriel melihat Gadis yang sedang menggendong Lean sambil bersenandung lagu anak-anak pelan. Salah satu tangannya juga mengelus punggung Leander naik turun dengan pelan. Baru saat ia sudah dekat dengan Gadis, Gavriel mengetahui jika Lean sudah terlelap dalam tidurnya.

Dengan suara pelan, Gavriel memanggil  Gadis. Mendengar namanya dipanggil, Gadis membalikkan tubuhnya dan tersenyum.

"Ya, Gav?" Jawab Gadis karena kini ia sudah sangat hafal dengan suara Gavriel.

From Bully to Love MeWhere stories live. Discover now