41. First Meet with Leander

4K 344 12
                                    

Tanpa Rachel dan Gadis sadari, sejak tadi Gavriel sudah mengamati mereka di dekat pintu lift. Ia bahkan mengajak Leander untuk bersembunyi. Gavriel masih mempertajam mata serta pendengarannya dan kini ia mulai mengeluarkan ponselnya untuk merekam apa yang Rachel lakukan. Perempuan itu kini sedang menghubungi seseorang yang Gavriel yakin adalah Pradipta.

"Hallo, Dip. Aku sudah datang ke alamat hotel sesuai yang kamu minta."

"..."

"Ya, aku bertemu dengan Gadis."

"..."

"Tidak, kami hanya saling tampar dan sedikit berdebat. Dia kekeh bahwa dirinya tidak melakukan semua itu."

"..."

"Kamu tenang saja. Dia akan membayar semua ini. Kita lihat siapa yang akan bertahan sampai akhir."

Ketika melihat Rachel mulai berjalan ke arah lift, Gavriel segera menggendong Leander dan mengajaknya berjalan ke arah samping kiri agar Rachel tidak bisa melihat dirinya. Gavriel sengaja berjalan terus hingga akhirnya ia sampai di pintu kamar paling ujung. Ketika sampai di sana, ia berbisik ke telinga Leander pelan dan menanyakan posisi Rachel.

Untung saja anak ini cukup pintar dan mengatakan bahwa Rachel baru saja memasuki lift. Mendengar semua itu, Gavriel baru bisa menghela napas panjang. Tidak ia sangka jika apa yang dilakukan Alena kemarin ketika mereka di Bontang cukup melelahkan bahkan membuat jantung berdebar lebih cepat.

Kini Gavriel memilih menurunkan Leander dari gendongannya. Sebelum berjalan kembali ke arah kamar Gadis berada, Gavriel memikirkan tentang isi kotak yang Banyu berikan kepadanya. Tadi pagi ia cukup terkejut karena ternyata kotak itu berisi surat kecil dan sebuah cek yang nominalnya tidak sedikit. Ia bahkan sampai harus mengedipkan matanya beberapa kali ketika melihat nominal yang tertulis di selembar cek itu dan bertanda tangan Banyu Bimantara.

Mungkin saja Gavriel akan menolaknya bila mana itu diberikan kepadanya sebagai ucapan terimakasih. Tetapi Banyu memberikan uang itu sebagai 'akomodasi' bila mana ia memerlukannya secara mendadak mengingat keluarga Gadis terutama Papanya sudah memberikan pelajaran kepada Dipta dengan memecatnya. Banyu tahu bahwa Gadis harus kembali ke Bontang kapanpun itu untuk menyelesaikan semua masalahnya. Jika Gavriel harus mengambil penerbangan komersil untuk menjaganya itu sangat tidak mungkin dan tentu saja Gadis akan menolaknya.

"Ayah, kamar Bunda yang mana?"

Pertanyaan Leander yang ditanyakan sambil menarik-narik ujung baju yang Gavriel kenalan menbuat Gavriel kembali menapaki realitas. Tidak mau Gadis salah mengartikan, Gavriel memilih untuk berjongkok agar tingginya sama dengan Leander. Kini ia hadapkan tubuhnya pada anak 3 tahun itu.

"Le, Ayah harap kamu jangan panggil pakai sebutan Bunda ya ke Tante Gadis?"

"Memangnya kenapa, Yah?"

"Karena takutnya Tante Gadis marah."

"Karena aku belum bilang mau panggil Bunda?"

Gavriel menganggukkan kepalanya.

"Okay, kalo begitu nanti aku ijin dulu kalo mau panggil Bunda."

Gavriel masih terus mencoba untuk membuat Leander menggugurkan niatnya itu. Ia tidak terlalu tahu bagaimana sifat dan watak Gadis ketika ada anak kecil yang memanggilnya dengan sebutan Bunda di saat ia belum memiliki anak. Terlebih anak itu belum dikenal oleh dirinya sama sekali.

Tak mau berlama-lama, akhirnya Gavriel mengajak Leander untuk berjalan kembali ke arah kamar Gadis. Saat sampai di sana, Leander sudah mewakili dirinya untuk mengetuk pintu kamar itu.

From Bully to Love MeWhere stories live. Discover now