42. Mendadak jadi orangtua

4.4K 330 14
                                    

Entah Gavriel harus bahagia atau iri dengan kebersamaan Leander dengan Gadis hari ini. Sepertinya ia benar-benar hanya dijadikan supir oleh Gadis serta Leander. Apalagi sejak mobilnya meninggalkan parkiran basemen hotel tempat Gadis menginap ini. Gavriel harus puas duduk sendirian di depan sedangkan Gadis dan Leander duduk di kursi penumpang belakang mobil.

"Kalo gue tahu cuma mau dijadiin supir lo berdua, mending gue minta bantuan supirnya Adit aja."

"Enggak usah banyak protes, Gav. Fokus aja sama jalan di depan," Ucap Gadis sambil menyuapi Leander dengan camilan yang sudah dibawakan oleh Elang.

"Ngantuk tahu, Dis."

"Nanti kalo ada rest area gantian sama gue nyetirnya."

Gavriel langsung tersenyum mendengar perkataan Gadis. Ia tahu jika Gadis cukup mahir menyetir mobil. Ia tidak peduli apa kata orang jika mengetahui seorang Gavriel Erlando membiarkan perempuan menyetir untuk dirinya. Sayangnya saat akan memasuki rest area dan menoleh ke arah belakang, Gavriel harus memghela napas panjang. Harapannya pupus karena Gadis sudah berkelana ke alam mimpi bersama Leander yang menjadikan paha Gadis sebagai bantal kepalanya. Dari apa yang bisa Gavriel lihat, Gadis dan Leander cukup pulas hingga ia tak tega membangunkannya.

Mau tidak mau Gavriel terus melajukan mobilnya. Hingga akhirnya ia sudah sampai di daerah Pasteur. Lelah, tentu saja tapi lebih dari itu ia merasakan lapar. Kini saat ia berhenti di lampu merah, Gavriel mencoba membangunkan Gadis.

"Dis... Bangun, Dis."

Gadis tetap tidak bangun yang membuat Gavriel menoleh ke arah belakang dan menepuk-nepuk lutut Gadis pelan hingga Gadis terbangun.

"Bangun, Dis."

"Hmm... Kita sudah sampai rest area?"

Gavriel tersenyum mendengar pertanyaan konyol ini. Bisa-bisanya Gadis tidur begitu lelap di saat perjalanan seperti ini.

"Sudah masuk Pasteur."

Mendengar jawaban Gavriel ini, Gadis langsung menarik punggungnya agar duduk tegak. Kedua matanya juga langsung terbuka lebar. Bagaimana bisa ia tidur selama ini saat perjalanan. Apalagi ia sudah berjanji pada Gavriel untuk menggantikannya menyetir.

"Hah? Kita sudah di Bandung."

"Iya. Gue lapar, mau makan. Lo mau makan apa?"

"Kalo gue makan apa aja bisa. Masalahnya enggak mungkin kalo ngajak Leander makan sembarangan."

"Makan di Ciwalk aja gimana, Dis?"

Mengingat sudah cukup lama ia tidak mengunjungi Ciwalk, Gadis memilih untuk menganggukkan kepalanya.

"Boleh. Bisa sekalian ajak Leander jalan-jalan di sana."

Saat Gavriel kembali fokus pada kemudi mobil, Gadis memilih membangunkan Leander. Ternyata mengasuh seorang anak bisa membuatnya melupakan apa yang terjadi pada dirinya belum lama ini. Sayangnya Gadis harus sadar jika dirinya belum tentu akan memiliki anak mengingat kondisi sel telurnya yang berukuran kecil sehingga sulit untuk dibuahi. Bahkan bulan ini saja ia tidak mengambil vitamin dan kontrol dengan dokter kandungannya.

Saat sudah berada di Ciwalk, ternyata mau tidak mau ia fokus mengasuh Leander yang memilih untuk berjalan-jalan daripada langsung menuju ke resto untuk makan siang.

"Le, Ayah sudah lapar. Kita makan dulu ya?" Ajak Gavriel sambil mengejar Leander yang berlari-lari kecil menyusuri mall dengan konsep yang sedikit berbeda dari mall yang biasa ditemui ini.

"Aku belum. Ayah makan sendiri aja."

"Kasian Tante Gadis belum makan."

"Bunda! bukan Tante Gadis, Yah!"

From Bully to Love MeWhere stories live. Discover now