95. Hadiah Perceraian

3.7K 467 10
                                    

Gadis menatap langit-langit kamarnya yang ada di rumah orangtuanya. Sambil menatap langit-langit kamar, kepala Gadis sibuk memikirkan bagaimana cara untuk meminta ijin kepada orangtuanya agar tidak turut serta untuk menghadiri acara rapat pertunangan Angi dengan Joe. Rencana rapat ini juga sekaligus sebagai acara perkenalan Joe dengan keluarga Bimantara karena Gadis yakin jika Joe pasti sudah mengenal keluarga besar Angi dari pihak Mamanya lebih dulu.

Tok...

Tok....

Tok...

Suara ketukan di pintu kamarnya membuat Gadis kembali bangun dari posisi rebahannya dan segera berjalan ke arah pintu kamarnya. Saat ia membukanya, tampak sosok Mamanya yang sedang berdiri di depan pintu sambil tersenyum penuh kebahagiaan. Senyum yang terlukis di wajah Mamanya sungguh berbeda dengan dirinya yang dilingkupi perasaan khawatir tentang kondisi mantan mertuanya yang kini berada di ICU.

"Dis, Kamu buruan ambil tas terus kita pergi ke bank."

"Mau ngapain ke Bank, Ma? Aku capek, mau di rumah aja."

Aryanti langsung mengernyitkan keningnya kala mendengar penolakan Gadis ini. Jika saja Angela tidak memberitahunya bahwa Gadis sudah mendapatkan cek yang diserahkan pengacara Pradipta itu mungkin saja ia tidak akan pernah tahu. Gadis benar-benar bungkam kepada dirinya.

"Kok ngapain? ya kita cairkan cek yang kamu dapat dari Pradipta. Mama tidak mau menunggu terlalu lama lagi. Jangan lupa kalo kita baru bayar setengah biaya jasa Angela dan team-nya, Dis."

"Kalo cuma bayar itu aku ada uangnya, Ma. Kita enggak usah ke bank sekarang."

"Enggak bisa. Uang itu harus cair sekarang karena dari uang itu ditambah uang Mama, Mama ingin kamu membeli tanah pekarangan yang ada di ujung jalan sana. Mama enggak akan membiarkan uang itu habis begitu saja hanya untuk hura-hura."

"Mama tenang aja. Aku enggak akan pakai uang itu untuk beli paket liburan."

Aryanti tetap tak mau mengalah. Ia terlalu megenal anaknya ini sebagai orang yang sembrono dan suka seenaknya sendiri. Jika ia tidak mencoba membimbing Gadis, bisa-bisa cek yang diberikan orangtua Pradipta itu hanya akan berakhir dengan disobek- sobek atau langsung dibakar karena Gadis merasa tidak pantas menerimanya karena uang itu bukan dari Pradipta namun justru berasal dari orangtuanya Pradipta. 

"Mama tahu tapi Mama tetap ingin kamu mencairkannya sekarang karena uang itu adalah uang yang nominalnya hampir sama dengan harga penjualan perhiasan kamu. Sekarang buruan masuk ke dalam dan ambil tas serta cek itu. Mama tunggu di sini."

Tak ingin berdebat lebih panjang lagi dengan Mamanya, Gadis segera masuk ke dalam kamarnya dan mengambil tas dan cek yang tadi pagi diberikan Angela kepadanya. Setelah mengecek bahwa cek, dompet, dompet kartu serta handphone sudah ada di dalam tasnya, Gadis segera keluar untuk menghampiri Mamanya yang sudah menunggu di depan pintu. 

"Ayo, Ma kita jalan sekarang," Ucap Gadis sambil menutup pintu kamarnya. 

Saat Gadis selesai menutup pintu kamarnya, Aryanti mengulurkan sebuah remote kunci mobil di depan wajah Gadis. Tentu saja Gadis yang melihat itu langsung mengernyitkan keningnya. Ia tahu bahwa ini bukan remote kunci mobil yang ada di rumah ini.

"Mama minta aku nyetir?"

"Iya, dong karena ini mobil baru kamu sebagai hadiah atas perceraian kamu sama Pradipta."

 Seketika Gadis menegang mendengar hal ini. Apa Mamanya tidak salah berbicara? Hadiah perceraian? Sungguh di luar prediksi BMKG semua ini. Mungkin orangtuanya terlebih Mamanya adalah satu-satunya orangtua yang merayakan perceraian anaknya dengan penuh suka cita hingga sampai berlebihan seperti ini.

From Bully to Love MeWhere stories live. Discover now