Gadis menganggukkan kepalanya. Kini ia segera mencari kunci rumah Gavriel.

"Kuncinya di mana?"

"Di bawah keset depan pintu."

Setelah mendengar lokasi kunci itu disembunyikan, Gadis segera mengambilnya lalu membuka pintu. Saat Gavriel sudah masuk bersama Leander, Gadis mengikutinya di belakang sambil menghidupkan lampu rumah. Ia takut Gavriel akan tersandung dan akhirnya terjatuh karena rumah terlalu gelap.

"Serem juga rumah kamu kalo gelap, Gav."

"Buat aku biasa aja karena aku enggak bisa tidur kalo lampu dalam posisi hidup."

"Tapi inikan bukan kamar."

"Kalo di luar kamar selain di halaman rumah biasanya aku matikan biar hemat tagihan listriknya. Hitung-hitung sebagai wujud aku mencintai bumi ya dengan meminimalisir penggunaan listrik."

Gadis mengikuti Gavriel ke atas. Beberapa saat Gadis sedikit was-was kala Gavriel mulai mengarahkan langkah kakinya menuju ke pintu kamar yang dulu pernah ia masuki. Begitu Gavriel memintanya membuka pintu, Gadis baru menyadari jika Leander akan tidur bersama Gavriel malam ini.

"Lean mau kamu tidurin di sini?"

"Iya." Jawab Gavriel singkat sambil memasuki kamar.

Dari depan pintu kamar, Gadis bisa melihat bagaimana Gavriel yang pelan-pelan menidurkan Leander di atas ranjang.

"Lampunya enggak usah dimatikan. Lean bakalan bangun nanti."

Tak ingin berlama-lama di kamar ini, Gadis memilih turun lebih dulu. Gavriel membiarkan Gadis menunggu di bawah sendirian sedangkan ia segera mandi dan menyiapkan barang-barang yang akan ia bawa besok pagi termasuk baju ganti. Sambil bersiap-sial, Gavriel mencoba menghubungi ketiga temannya yang mungkin saja salah satu diantaranya bisa membantunya menjaga Leander di rumah ini sementara ia dan Gadis pergi ke rumah Rachel.

Group Lapak Dosa

Gavriel : ada yang punya waktu dua jam aja enggak sekarang?

Aditya : kenapa memangnya?

Gavriel : Gue sama Gadis mau keluar sebentar. Ini Lean sudah tidur. Bisa enggak salah satu diantara kalian jagain dia sebentar di rumah gue?

Aditya : sorry, gue enggak bisa. Gue masih memantau Raga. Coba Elang atau Wilson siapa tahu mereka bisa.

Gavriel : okay, enggak pa-pa.

Elang : duh, lo gimana sih, Gav. Kata lo bisa jagain Lean. Gue sekarang sudah di Bandung. Begitu lo cabut sama Lean, gue juga cabut tadi.

Gavriel : ngapain lo ke Bandung?

Elang : cek rutin tempat karaoke lah. Memang mau ngapain lagi?

Gavriel : gue kira pacar baru lo anak sana.

Elang : sombong amat lo mentang-mentang sebentar lagi bakal punya gandengan baru.

Gavriel : kayanya bakalan duluan Adit yang punya gandengan daripada gue nanti. 

Wilson : lo mau ke mana sama Gadis?

Gavriel : rumah Rachel.

Beberapa saat tidak ada yang membalas pesan itu hingga akhirnya beberapa menit kemudian handphone Gavriel tidak berhenti menyuarakan notifikasi pesan.

Aditya : Kalo lo enggak mau nambah masalah, enggak usah ketemu perempuan modelan kaya begitu lagi.

Elang : bener banget omongan Adit. Hidup sudah banyak masalah, enggak usah nyari-nyari masalah baru. Jangan pertemukan Gadis sama rivalnya kalo enggak mau ada perang dunia ketiga meletus malam ini.

From Bully to Love MeWhere stories live. Discover now