Seven (14) prospective mother-in-law

Start from the beginning
                                    

Jungkook menyusuri punggung Jihyo mendapati tubuh kekasihnya itu mulai tenang. "Ibu menyayangimu jauh lebih dan lebih dari dia menyayangiku, kau harus tahu beliau selalu menanyakan kabarmu selama tujuh tahun ini."

Suara Jihyo teredam dada bidang Jungkook saat berkata. "Apakah ibu tahu kau mencintaiku?"

"Jauh lebih dulu tahu dari pada aku sendiri, aku sudah pernah menceritakan padamu bukan, bahwa ibu marah dan melarangku kembali ke rumah ini untuk waktu yang lama karena perceraian kita." Jari tangan Jungkook memainkan rambut panjang Jihyo yang masih sedikit basah. Aroma shampo miliknya yang Jihyo gunakan terasa berbeda dari yang dia hirup sebelumnya. "Aku menjanjikan akan membawamu kembali tidak peduli kapanpun sampai akhirnya ibu memaafkanku karena perceraian kita."

"Tidak hanya kita, tapi juga ayah dan ibu terluka karena perpisahan kita."

Pelukan Jungkook mengerat namun Jihyo menyukai pelukan hangat dan aroma sabun mandi pria itu di tubuhnya. "Maaf karena menjebakmu di masa lalu." Dia menarik diri menatap wajah Jungkook yang bersih setelah pria itu selesai mandi namun menyisakan bakal-bakal janggut yang belum dicukur di wajah kekasihnya itu. Kasar namun menyenangkan ketika jemarinya membelai lembut wajah Jungkook sebelum mengecup dagu pria itu singkat.

"Aku menyesal."

"Aku juga," Jungkook menyukai kehangatan tangan Jihyo di wajahnya. "Karena aku mengabaikanmu, tapi tidak lagi setelah kita menikah nanti karena mungkin kau akan bosan melihatku setiap hari dan mengetahui betapa posesifnya aku terhadap sesuatu yang menjadi milikku terutama dirimu." Dia menangkup wajah Jihyo dengan kedua tangan lalu menunduk untuk mengigit lembut bibir bawah Jihyo dengan lumatan kasar karena bibir itu sudah menggodanya sejak gadis itu keluar dari kamar mandi. Persis seperti bayangan Jungkook, manis dan lembut seperti yang dia ingat.

"Aku tidak akan melepaskanmu lagi apapun yang terjadi."

Jihyo menutup mata menikmati ciuman lembut tanpa hasrat mereka yang singkat. Dia memekik keras saat Jungkook berdiri dengan dirinya dalam gendongan pria itu.

"Diamla, Jihyo, Atau ibu akan mendengar teriakanmu itu."

Langkah panjang Jungkook melewati ruang tengah dengan cepat, Jihyo membuka pintu berwarna cokelat kayu untuk Jungkook dan dirinya masuk ke dalam.

"Maaf tidak ada ranjang besar dan kasur yang nyaman untukmu, karena aku hampir tidak pernah menginap di sini sejak aku tinggal di Seoul."

Jungkook menarik kasur lantai dengan kaki untuk mereka, kemudian menempatkan Jihyo di atas kasur tipis yang terasa keras dibalik punggung. Dia juga ikut merebahkan diri bersama kekasih cantiknya.

Jihyo bergeser mencari kenyamanan di sisi tubuh Jungkook yang besar dan hangat. Lalu menyelipkan lengan pada pinggang Jungkook untuk memeluk tubuh pria itu yang kekar. Jihyo merasakan tanga besar Jungkook menepuk ringan punggungnya.

"Tidurlah sayang, meskipun sebenarnya aku ingin membuatmu tidak tidur semalaman dengan kegiatan menyenangkan yang kemarin tertunda," Jungkook memekik tertahan saat Jihyo kembali mencubit bagian tubuhnya. "Baiklah, baiklah, kita harus bangun dan kembali pagi pagi sekali besok ke Seoul."

"Aku ingin setelah kita menikah Ibu tinggal bersama kita di Seoul."

Jungkook mencium kening Jihyo dan mengangguk lemah, hari panjang dan terasa melelahkan namun juga menyenangkan. Dia dan Jihyo butuh istirahat setelah perjalanan panjang mereka hari ini.

"Apapun untukmu."

Suara nafas Jihyo mulai tenang menandakan gadis itu sudah terlelap ke alam mimpi meninggalkan Jungkook yang meneliti dalam-diam wajah damai Jihyo yang tenang. Ini seperti mimpi dan jika benar ini mimpi Jungkook tidak ingin bangun untuk mendapati dirinya sekali lagi terbangun di kamar Jihyo dalam kehampaan di apartemen yang sempit. Tapi ini bukan mimpi! Ini nyata dengan Jihyo berada di dalam rengkuhan miliknya. Tanpa sadar Jungkook mengeratkan pelukanya sedikit lebih erat sampai Jihyo mengerutu dalam tidur dan mendaratkan pukulan lemah di dadanya.

Just Junghyo✔Where stories live. Discover now