Seven (6) she is married

Start from the beginning
                                    

"Aku tahu, aku tidak apa-apa. Hanya saja aku sudah hidup cukup jauh dari media selama tujuh tahun, biarkan aku melihatmu memimpin acara ini dan berpidato layaknya presiden Korea." Jihyo menepuk pundak ayahnya lalu berputar keluar gerbang untuk memanggil taksi, tepat ketika sebuah mobil Laborgini Hitam berhenti di depan pintu gerbang rumahnya.

Jungkook turun dari mobil itu dan membungkuk ke arah Park Jihoon. "Selamat pagi, paman." Beralih untuk menatap Jihyo, dia tersenyum semakin lebar. "Bolehkan aku mengantarmu ke Yayasan."

"Aku tidak akan ke sana." Jihyo menjawab acuh. Berjalan melewati mobil Jungkook, dia menengok ke kiri dan ke kanan untuk mencari taksi.

Jungkook menatap Park Jihoon dan mendapat anggukan dari pria tua itu. Dan senyum Jungkook semakin melebar sampai-sampai dia heran terhadap dirinya, ternyata tersenyum itu sungguh mudah ketika Jihyo ada dihadapanmu.

"Aku akan mengantarmu ke mana pun kau pergi, Nona."

Tanpa menunggu persetujuan Jihyo, Jungkook menarik lengan atas gadis itu dan membimbingnya untuk masuk ke dalam mobil. Setelah mendudukan gadis itu, dia menutup pintu tidak lupa untuk menguncinya.

"Sampai ketemu di Yayasan, Jungkook." Jihoon berkata tepat ketika Jungkook membuka sisi pintu mobil lain, Jungkook tersenyum mengabaikan gerutuan Jihyo yang duduk di sebelahnya.

"Pakai sabuk pengamanmu, dan katakan kepadaku kita harus ke mana."

"Incheon." Jihyo menjawab tanpa berpikir.

Oh, bagaimana dirinya bisa berpikir ketika Jungkook mencondongkan tubuh ke arahnya untuk membantu Jihyo memakai sabuk pengaman. Aroma parfum Jungkook membuat apapun yang ada di kepala Jihyo blank. Dia bersandar ke kursi berusaha menjauh dari rambut hitam Jungkook yang tanpa sengaja menyapu wajahnya. Pria itu berada begitu dekat dan mau tak mau Jihyo teringat akan ciuman pria itu kemarin.

"Siap melayani anda."

Mobil melaju dengan cepat ke jalan tol menuju Bandara Incheon. Sesekali terdengar senandung Jungkook yang hanya membuat kerutan di kening Jihyo semakin bertambah. Ntah sejak kapan Jungkook suka bernyanyi.

"Kau tidak perlu mengantarku, aku bisa naik taksi untuk pergi ke sana. Kurasa ayah lebih membutuhkanmu di Yayasan."

"Aku sudah meminta Mingyu dan Chan untuk menggantikanku di sana," dia mengedipkan sebelah matanya kepada Jihyo. "Seluruh waktuku hanya untukmu, Park Jihyo. Dan aku akan memastikan dirimu tetap tinggal di Korea selamanya untuk menjadi Nyonya Jeon lagi."

Punggung Jihyo menjadi tegak. Nyonya Jeon? Apa maksud dari ucapan pria itu. Jihyo tidak memahami apa saja yang barusan Jungkook ocehkan. Apakah Jungkook pernah mengalami kecelakaan dan gagar otak? Ataukah pria itu mengalami lupa ingatan dan menganggap Jihyo masih sebagai istrinya?

"Kita sudah bercerai Jungkook, kau tidak lupa bukan? Ayah mengatakan surat cerai itu sudah kau tanda tangani seminggu setelah aku pergi."

Senyum di wajah Jungkook menghilang. Tentu saja dirinya ingat dengan jelas bagaimana sakitnya ketika tanganya sendiri membubuhkan tanda tangan itu. Jungkook mengatakan kepada dirinya sendiri itu karma atas apa yang sudah dia lakukan kepada Jihyo selama pernikahan mereka, kebebasan Jihyo yang dia renggut juga kebahagiaan gadis itu. Jadi Jihyo berhak mendapatkan kebebasanya kembali.

Jungkook berharap dirinya mampu melupakan Jihyo sesudah perceraian itu resmi atau paling tidak tahun-tahun berikutnya. Hanya saja Jungkook tidak pernah berpikir dirinya butuh waktu tujuh tahun untuk melupakan mantan istri dan mengubur rasa bersalah yang menyelimutinya hatinya. Dan tujuh tahun itu belum mampu membuang segala kenangan buruk yang telah dirinya lakukan kepada gadis itu.

Just Junghyo✔Where stories live. Discover now