93.

2K 321 52
                                    

Ini cukup mengganggu. Meskipun ada sedikit rasa iba yang Lisa rasakan pada Nayeon, hanya saja begitu dia ingat kalau wanita itu akan mencari Seungcheol ketika ia bangun, tentu saja Lisa menepis perasaan itu, menginjaknya dengan keras sehingga tidak bisa terasa lagi.

Biarkan saja itu bukan urusannya, Lisa punya masalah lain untuk ditangani.

"Jalan-jalan di kota ini benar-benar menjengkelkan" gerutu Jennie. Ini adalah kata-kata pertama yang dia ucapkan begitu ia duduk di kursi di seberang Lisa tanpa izin. Tidak ada sapaan 'halo' atau 'apa kabar?' atau 'bagaimana kabarmu sejauh ini setelah beberapa tahun tidak bertemu satu sama lain?'

Well, Lisa bisa memahami hal ini, karena bagaimanapun sikap ini sangat khas dari Jennie.

"Kau mau minum apa?" Tanya Lisa pada Jennie saat gadis itu sudah duduk dan meletakkan tasnya di atas meja. Ekspresi wajahnya cemberut, tidak menyukai suasana di kafe.

"Aku mau kopi" balas Jennie, tapi lebih kepada dirinya sendiri, dia kemudian mengangkat tangannya untuk memanggil pelayan dan memesan kopi yang disukainya, espresso.

Lisa tidak terlalu mengerti mengapa ada orang yang menyukai kopi jenis ini..

"Jadi, katakan padaku apa alasanmu ingin bertemu denganku? Dan bagaimana kau mendapatkan nomorku?" Tipikal seorang Jennie, bertanya langsung.

"Aku mendapatkan nomormu dari lan" jawab Lisa dengan tenang sambil menyeruput smoothie-nya.

"Oh, dia." Jennie ingat lan. "Tapi aku sudah lama tidak berhubungan dengannya."

"Bisa dibilang lan punya banyak koneksi" Lisa menjawab dengan mengangkat bahu acuh tak acuh. "Dan aku memintamu menemuiku untuk menawarkan kerja sama."

Memiliki pemahaman yang jelas tentang pola interaksi Jennie, Lisa juga tidak ingin menghabiskan banyak waktu untuk berbasa-basi, jadi dia langsung ke intinya.

"Kerja sama?" Jennie mengerutkan kening dan menyilangkan tangannya sambil bersandar di sandaran kursi, menunjukkan sikap defensif, tapi juga mengamati orang lain. "Aku tahu ada sesuatu yang penting yang akan kita bicarakan saat kita bertemu, tapi aku tidak menyangka kau akan menawarkan untuk bekerja sama."

Lisa dan Jennie tidak banyak bicara di telepon dan bisa dibilang Lisa lah yang ingin bertemu dengan gadis ini, beruntung Jennie bersedia datang, karena kantor tempatnya bekerja hanya berjarak beberapa gedung dari sini.

"Aku ingin kau mendesain satu set perhiasan untuk perusahaan ku" ucap Lisa dan tepat pada saat itu, espresso yang dipesan Jennie diantarkan oleh salah satu pelayan.

Aroma kopi yang cukup menyengat dan kuat langsung menusuk indra penciuman Lisa dan membuatnya mengernyitkan hidung dan menyipitkan mata. Perutnya mual, perasaan yang hampir sama ketika harus dirawat di rumah sakit karena sakit maagnya kambuh.

"Aku sudah tidak mendesain lagi" balas Jennie dengan nada yang terdengar sangat kaku. "Aku bekerja sebagai manajer keuangan." Ada semburat kemarahan di balik kata-katanya saat Jennie memberitahukan statusnya saat ini.

"Tapi di kampus kau..." Lisa mengerutkan kening, terkejut dan juga karena aroma kopi yang kuat. Dia ingin membuang minuman itu.

"Aku tidak menyelesaikan studi ku dan memilih untuk menjalankan perusahaan keluarga. Sekarang aku mengambil kursus manajemen bisnis. Jadi waktu ku bisa dikatakan sangat terbatas. Kau beruntung aku bosan di kantor yang pengap dan bertemu denganmu di sini untuk udara segar." Jennie memotong perkataan Lisa menjadi penjelasan yang panjang dan mendetail. Dia tampak benar-benar bosan sampai kesal karena harus terkurung di ruangan tertutup, yang sama sekali bukan gayanya.

Lisa tidak tahu ini. Oh, seharusnya dia mengikuti cara Seungcheol dalam menyelesaikan masalah, yaitu cari tahu sampai ke informasi terinci tentang orang-orang yang perlu ia temui dan bekerja sama.

It's Hard To Control My Naughty Wife | Lisa SeungcheolWhere stories live. Discover now