76.

2.4K 359 35
                                    

"Tapi menurutku akan lebih baik jika dijadikan area bermain anak-anak di bagian bawah." Lisa menggigit bibirnya dengan gugup saat melihat Seungcheol tidak menunjukkan perubahan apapun pada ekspresinya.

Namun berbeda dengan dua pejabat yang berdiri di samping Seungcheol. Karena posisi Lisa di belakang suaminya, ekspresi wajah yang mereka buat tidak bisa dilihat oleh Seungcheol, tapi wanita itu bisa melihat ketidaksenangan mereka dengan jelas.

Seorang pejabat bersetelan biru muda dengan kepala hampir botak bahkan meringis, terang-terangan menunjukkan ketidaksukaannya pada ide Lisa, sementara pejabat kedua menggelengkan kepalanya perlahan, menandakan bahwa dia sama sekali tidak setuju dengan apa yang diusulkan istri Seungcheol.

Tentu saja mereka tidak akan berpikir terlalu tinggi tentang pendapatnya yang tidak berpengalaman.

Melihat dua reaksi negatif tersebut, Lisa kemudian buru-buru mengoreksi kata-katanya. "Itu hanya pendapat pribadiku... aku tidak bermaksud ikut campur dalam masalah ini..."

Wanita itu mengangkat tangannya. Merasa bodoh sekarang, ia menyesali apa yang dia katakan. Seharusnya ia tidak mengatakan apa-apa sebelumnya. Karena sebenarnya Lisa tidak ingin terlihat buruk di depan suaminya.

Namun yang membuatnya merasa lebih buruk adalah dia baru saja mempermalukan Seungcheol dengan kata-katanya.

Ugh! Perasaan ini sangat tidak menyenangkan.

Hanya saja, di luar dugaan Lisa, Seungcheol justru tertarik mendengarkan lebih jauh penjelasan istrinya soal jawaban yang baru saja dia berikan kepada mereka, mengabaikan reaksi negatif yang diberikan kedua pejabat daerah tersebut.

"Menurut mu, kenapa taman bermain anak-anak lebih baik daripada pertunjukan seni yang menjadi sorotan?" tanya Seungcheol.

Aula tengah yang menjadi sorotan utama yang akan terlihat saat pengunjung pertama kali masuk merupakan tempat yang sangat strategis dan menjadi tempat pertama yang akan menarik perhatian.

Dan terkadang, itu juga tempat yang bisa menentukan apakah pengunjung mau tinggal lebih lama atau tidak.

Karena aula tengah akan memberikan kesan pertama bagi para pengunjung mall ini nantinya. Jadi mereka harus memikirkannya dengan hati-hati.

"'Jadi, apa yang membuatmu berpikir taman bermain akan lebih baik?" Seungcheol bertanya lagi ketika dia melihat istrinya ragu-ragu dalam jawabannya.

"Karena kupikir anak-anak akan lebih tertarik untuk datang ke taman bermain." Lisa lalu menjelaskan pemikirannya secara singkat.

Yang mana menurutnya kota F kurang memiliki sarana tempat bermain bagi anak-anak, dimana setiap keluarga akan berlibur ke kota T atau R untuk liburan panjang. Namun hal ini berbanding terbalik dengan populasi anak-anak di kota F yang hampir enam puluh persennya adalah anak-anak di bawah usia dua belas tahun.

Anak-anak di bawah usia dua belas tahun tentu saja lebih banyak dan masih tertarik dengan wahana dan sarana bermainnya.

Lisa mengetahui persentase ini karena dia melihat sekilas dokumen yang dibaca oleh Seungcheol dan juga sedikit informasi tentang kota F ketika ayahnya berpikir untuk membuka cabang perusahaannya di kota ini. Ia tidak akan pernah berpikir kalau informasi kecil sangat berguna saat ini.

Oleh karena itu, berbekal informasi tersebut dan berdasarkan sifat orang tua yang hampir selalu menuruti keinginan anaknya, Lisa berpikir demikian.

"Jika mall ini bisa membuat anak-anak kembali dan ingin mengunjungi tempat ini terus menerus, maka secara otomatis orang tua mereka akan kembali ke sini dan menjadi pelanggan potensial, itulah yang aku pikirkan."

It's Hard To Control My Naughty Wife | Lisa SeungcheolWhere stories live. Discover now