83.

2.2K 402 32
                                    

Pada titik ini, Nayeon tidak tahu harus berbuat apa lagi atau apa yang bisa membuatnya merasa sedikit nyaman. Tapi yang pasti, menemukan dirinya tidak sendirian dengan Bambam di sampingnya, membuat kesedihan dan kekecewaannya terhadap hidup tampak jauh lebih baik dan ia bisa segera menghilangkan kecemasannya.

Meski memakan waktu cukup lama, tapi selama  Bambam menemaninya tanpa berkata apa-apa atau menilai keputusan yang diambil Nayeon, dan sebenarnya itulah yang wanita itu butuhkan saat ini.

Seseorang yang tidak menghakiminya..

Itu saja sudah cukup.

Saat Nayeon sudah merasa jauh lebih baik, dia menjauhkan diri dari Bambam, sambil menyeka air mata yang masih mengalir dari matanya, sedikit kasar hingga riasan yang dikenakannya sedikit berantakan.

Well, siapa sangka hari ini diisi dengan sesi menangis seperti ini? Jika Nayeon sudah menduganya, maka ia akan mempersiapkan diri dengan memakai riasan waterproof.

"Sudah merasa lebih baik sekarang?" Tanya Bambam dengan lembut sambil menyampirkan rambut Nayeon ke belakang bahunya dan menyelipkan rambut-rambut liar itu ke belakang telinganya.

"Ya, aku merasa jauh lebih baik" Ucap Nayeon dengan suara yang terdengar serak sambil terisak di antara kata-katanya.

"Apa yang ingin kau lakukan setelah ini?" Tanya Bambam lagi sambil membungkuk ke atas meja dan menuangkan segelas air mineral untuk sahabatnya.

Nayeon tidak langsung menjawab pertanyaan itu, namun ia tetap menerima segelas air mineral dari Bambam lalu meneguk sedikit, merasakan kesegarannya membasahi tenggorokannya yang sakit dan kering karena terlalu banyak menangis.

Baru setelah ia menghabiskan setengahnya dan merasa fungsi otaknya telah kembali, barulah dia menjawab pertanyaan Bambam.

"Kau sudah menyelesaikan dokumen yang aku minta?"

Bambam menghela napas berat dan mengangguk. "Ya."

Pria itu sebenarnya tak ingin membahas hal ini, apalagi setelah kejadian yang menimpa Nayeon karena gugatan cerai.

Namun dalam situasi seperti ini, Bambam tahu lebih baik untuk tidak mengomentarinya dan membiarkan Nayeon melakukan apa yang menurutnya benar.

Mungkin apa yang sahabatnya lakukan sekarang adalah hal yang benar untuk dilakukan.

"Aku ingin melihatnya" ucap Nayeon sambil mengembalikan gelas yang sekarang sudah kosong kepada Bambam, sebelum dia menyandarkan kepalanya di sandaran sofa, terlihat sangat lelah dan berantakan, sehingga Bambam tidak punya pilihan lain selain melakukan apa yang bosnya inginkan.

Bambam berjalan ke meja kecil di sudut ruangan, tempat dia meletakkan dokumen itu dan kembali ke posisi semula, duduk di samping Nayeon.

"Ini" ucap Bambam sambil meletakkan dokumen itu pada pangkuan Nayeon yang membuatnya membuka mata. "Aku hanya ingin kau tahu kalau aku akan selalu berada di sisimu untuk mendukungmu..."

Kerutan samar muncul di antara alis Nayeon dan dia tersenyum samar mendengar pernyataan asistennya.

"Terima kasih" ucapnya singkat. Meskipun rasa terima kasih yang Nayeon rasakan atas apa yang dikatakan Bambam barusan, jauh melebihi apa yang dia tunjukkan padanya.

***

"Lisa.." Cherin membungkuk agar dia bisa berbisik kepada sepupunya. "Apa mereka harus selalu ikut denganmu?" Kerutan Cherin semakin dalam.

Sementara di sampingnya, wajah lan sudah terlihat sangat masam, melihat keempat pengawal itu duduk di meja tak jauh dari mereka.

Tak perlu dikatakan, mereka ada di sana atas perintah siapa.

It's Hard To Control My Naughty Wife | Lisa SeungcheolWhere stories live. Discover now