82.

2.4K 377 46
                                    

Bukankah Seungcheol sudah mengatakan dengan sangat jelas kalau Lisa tidak boleh melihat lan lagi? Lalu mengapa sekarang wanita itu benar-benar menantangnya dengan membawa lan ke kota ini? Dan... apa yang baru saja dia katakan? Menjemputnya setelah ia selesai bertemu dengan 'sahabatnya'?

"Aku berjanji untuk bertemu lan di kafe dekat kantormu" Lisa dengan polosnya mengulangi perkataannya tadi. "Sebelum pulang, apa kau bisa menjemputku dulu?"

Pada titik ini, Lisa sama sekali tidak menyadari perubahan suasana hati suaminya dan masih bertingkah seperti biasa. Seolah-olah tidak ada yang terjadi.

"Apa kau bisa menjemputku?" Lisa bertanya lagi ketika dia menyadari bahwa Seungcheol tidak menjawab pertanyaannya bahkan setelah jeda yang cukup lama. "Kafe itu tidak terlalu jauh dari tempatmu berada."

"Lisa." Suara Seungcheol terdengar lebih keras dan sekarang kedutan di pelipisnya semakin terlihat.

"Ya?" Lisa justru menjawab dengan suaranya yang manis.

"Bukankah aku sudah memberitahumu untuk tidak bertemu dengannya lagi?" Nada suara pria itu sangat datar, seolah dia tidak punya pikiran saat ini. Meskipun kenyataannya justru sebaliknya.

"Tapi aku tidak bilang aku setuju, kan?" Jawab Lisa. Wajahnya tanpa ekspresi ketika dia mengatakan itu. Begitu lugu, seperti tidak tahu efek apapun yang akan ia hadapi jika melanjutkan usahanya untuk bertemu lan. "Atau jika kau tidak bisa menjemputku, aku bisa meminta lan untuk mengantarku pulang"

"Apa?"

"Aku bisa meminta lan untuk mengantarku pulang." Lisa menatap kuku-kukunya yang terawat dengan sangat antusias, seolah-olah mereka membutuhkan lebih banyak perhatian darinya, daripada suaminya yang berada di ambang kemarahan dan kebencian. "Dia akan datang dengan sepeda motor"

Jika seseorang bepergian dengan mobil, pasti akan ada jarak antara keduanya, tetapi lain ceritanya jika itu adalah sepeda motor.

Tidak mungkin bagi Lisa dan lan untuk duduk berjauhan ketika mereka berdua mengendarai sepeda motor kan?

Sekali lagi, Seungcheol menggeram. Memikirkan hal itu saja membuatnya kesal saat dia merasakan perasaan aneh yang membuatnya merasa tidak nyaman.

Tidak. Ini bukan kecemburuan.

Seungcheol menyangkal kata-kata yang terlintas di benaknya, di mana dia bertanya-tanya mengapa merasa seperti ini. Dan 'cemburu' bukanlah kata yang tepat. Setidaknya, itulah yang disimpulkan oleh ahli waris Choi dengan logikanya.

Pria itu tidak akan mengakui perasaan tidak nyaman ini sebagai kecemburuan.

"Kafe yang mana?" Akhirnya dia bertanya pada istrinya dengan nada suara yang sama.

Sejenak Lisa terkejut karena Seungcheol tidak memperpanjang masalah ini lagi. Mungkin setelah menikah, pria ini menjadi sedikit lebih toleran.

Itulah yang dipikirkan Lisa saat memberikan nama dan alamat kafe tempat bertemu dengan Ian nanti. Dia juga tidak lupa mengucapkan terima kasih pada suaminya dengan sangat patuh, seolah ini adalah sesuatu yang sangat berharga baginya karena Seungcheol sudah bersedia menjemputnya.

Namun Seungcheol tidak menyukai nada menjengkelkan Lisa, oleh karena itu, tanpa sepatah kata pun dia segera menutup telepon, bahkan sebelum istrinya dapat menyelesaikan pujiannya yang berlebihan sekali lagi.

"Kau benar-benar suami yang paling tampan..." Lisa tidak memiliki kesempatan untuk menyampaikan pikirannya ketika nada sambung terdengar dari ujung telepon, yang menunjukkan bahwa Seungcheol telah menutup teleponnya.

Dan menyadari bahwa suaminya telah menutup teleponnya, Lisa tertawa terbahak-bahak.

Wanita cantik itu terus membayangkan ekspresinya wajah Seungcheol ketika dia mengatakan ini dan mulai tertawa lagi. Ia seharusnya melakukan panggilan video, sehingga reaksi suaminya yang berharga dapat dilihat olehnya.

It's Hard To Control My Naughty Wife | Lisa SeungcheolWhere stories live. Discover now