37.

2.5K 473 19
                                    

"Kenapa dia memutuskan sambungannya?" Lisa bertanya pada Hyunsuk dengan ekspresi tidak percaya sambil menatap layar ponsel pria di sampingnya yang sedang menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Aku tidak tahu" jawab Hyunsuk sambil meringis. Dia memiringkan kepalanya dan berpikir sejenak. "Mungkin karena pertanyaanku."

Kalau dipikir-pikir, pertanyaan Hyunsuk-lah yang membuat Seungcheol menutup telepon.

Padahal, sejak kapan Hyunsuk harus repot-repot menelepon kakaknya di malam hari hanya untuk menanyakan apakah dia sudah makan atau belum? Hyunsuk biasanya tidak terlalu peduli! Dan kakaknya juga bukan anak kecil untuk diingatkan hal-hal sepele seperti makan.

"'Jadi, temukan pertanyaan yang tepat" gerutu Lisa dengan mengerutkan kening.

"Hei! Kenapa aku dimarahi?" Ia menatap Lisa dengan tak percaya. "Aku bahkan tidak tahu apa masalah di antara kalian berdua."

Lisa menjadi semakin diam ketika dia mendengar kata-kata pria di sebelahnya, tapi juga tidak mendongak dari layar ponsel di tangannya.

Dan ketika Lisa hendak berbicara, seolah-olah Hyunsuk tahu apa yang akan dikatakannya, dia mengangkat tangannya terlebih dahulu untuk menghentikan kata-kata yang hendak keluar dari bibirnya. "Aku tidak akan meneleponnya lagi" katanya dengan nada pasti dan tak terbantahkan. "Dia tidak akan mengangkat telepon ku karena dia pikir aku hanya membuang-buang waktu."

"Bagaimana kau bisa begitu yakin?" Lisa menyipitkan matanya dengan curiga, ini bisa jadi hanya tipuan Hyunsuk.

"Tentu saja aku tahu! Aku adalah adik laki-laki yang paling dia sayangi" Hyunsuk berucap dengan senyum lebar dan nada bangga.

Tapi Lisa tidak tersenyum bersamanya. "Apakah dia memiliki adik laki-laki lain? Dia tidak punya pilihan asal kau tau"

Dengan kata lain, jika Seungcheol harus bangga memiliki adik laki-laki, itu adalah Hyunsuk. Pilihannya sangat terbatas mengingat dia hanya memiliki satu adik laki-laki.

"Hei, apa maksudnya?" Hyunsuk hendak mengomel ketika kali ini Lisa yang mengangkat tangannya untuk menghentikannya berbicara.

"Oke, berarti aku sudah tahu dia tidak tidur, lebih baik aku meneleponnya sekarang" Lisa kemudian mengeluarkan ponselnya sendiri.

Dengan cepat, ia menemukan nomor telepon Seungcheol dan menelepon pria itu.

"Kenapa kau masih disini?" Lisa menatap Hyunsuk dengan tatapan bertanya, melihatnya mencondongkan tubuh, seolah ingin menguping pembicaraan antara ia dan Seungcheol.

"Aku ingin mendengarkan juga, seperti apa kakakku ketika seorang wanita meneleponnya di malam hari" jawab Hyunsuk, seringai terukir di bibirnya sambil melirik Lisa dengan antusias.

"Tidak" dia mendorong ponselnya agar Hyunsuk tidak bisa mendengar apa pun.

"Kenapa?" Senyum di wajah Hyunsuk memudar saat alisnya menyatu, dia menatap Lisa seperti anak kecil yang meminta permen. "Aku juga ingin mendengar, aku ingin mendengar."

"Pergilah Hyunsuk, bersikap imut tidak cocok untukmu." Lisa menggerutu dan mendorong dada pria itu menjauh darinya.

Tanpa mereka berdua sadari, ternyata panggilan itu tersambung dengan Seungcheol dan pria itu sedang mendengarkan pertengkaran di antara keduanya.

Dia hanya bisa menghembuskan napas berat, tahu seberapa baik Lisa dan Hyunsuk rukun satu sama lain, terutama sisi kekanak-kanakan mereka.

Baru setelah beberapa saat, Lisa menyadari bahwa teleponnya terhubung.

"Ha..." Bahkan sebelum dia selesai menyapanya, Seungcheol sudah berbicara dengan nada datar.

"Berikan teleponnya ke Hyunsuk" katanya tanpa 'hai', 'halo atau' selamat malam.

It's Hard To Control My Naughty Wife | Lisa SeungcheolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang