A Broken Queen Bag. 2

Mulai dari awal
                                    

"Baiklah, tapi kau harus berjanji akan menjelaskan padaku tentang semuanya." Kuhela pelan nafasku dan mulai memejamkan mata lagi.

"Menjelaskan ap—"

"Sssstt... aku sedang berkonsentrasi."

"Baik, aku akan diam."

Tubuhku berputar menghadapnya. Aku membingkai wajah Jungkook dengan kedua telapak tanganku. Berusaha berkonsentrasi memberikan kenangan-kenangan di masa lalu untuk kepuasan rasa penasaran suamiku yang tiada habisnya.

Dimulai dari beberapa menit yang lalu ketika ia mengecup leher jenjangku dan semakin mundur beberapa detik ketika secara tiba-tiba Jungkook memeluk pingangg dari belakang. Kemudian kembali aku memutar kenangan di waktu lampau yang paling berkesan ketika kami berdansa di atas udara.

Dan sebuah kenangan yang terukir paling jelas dalam memoriku. Ketika fajar imortalitas menyambutku kala itu, ah bukan... mungkin beberapa hari yang lalu. Ketika kulihat dengan jelas seisi kamar tidur bergaya mediterania pertengahan dengan furniture berlapis emas yang memenuhi indera penglihatan baruku.

Seorang pria dengan senyum malaikat menghampiriku dan menatap manik mataku dengan bola matanya yang secerah matahari sore. Memelukku dan mengucapkan serangkaian kata yang tak dapat kumengerti selain kalimat 'Ratuku sudah bangun'.

Kemudian kecupan itu, aku masih mengingatnya dengan jelas. Seakan kecupan itu mengangkat beban berat yang sepertinya telah kuemban sejak lama. Entah beban apa itu namun rasanya aku seperti terlahir kembali. Sebuah rasa kebebasan dan kebahagiaan yang tak dapat digambarkan dengan sebuah ucapan klise ataupun kata-kata mulia sekalipun.

Pikiranku masih berkonsentrasi menghadirkan memori-memori masa lalu yang ingin kutunjukkan pada suamiku.

Seorang wanita terbaring di atas ranjang sempit dalam sebuah flat yang jauh dari kata bagus dengan seorang pria lagi tampak hendak menghimpit tubuhnya yang rapuh. Dengan sekali hentakan ia berteriak dan tubuhnya mulai mengejang ketika pria berkemeja putih itu menancapkan gigi-giginya yang tajam dan beracun pada wanita bermata besar itu. Bahkan kelopak matanya mengeluarkan air mata bak wanita yang tersiksa dalam mimpinya sendiri.

Kemudian sebuah memori lain tiba-tiba menginterupsi. Wanita yang sama dengan manik mata besar itu tertunduk di depan seorang pria ketika mereka duduk bersama di salah satu meja cafe. Pria lain yang tak kukenal. Ia adalah pria asing dengan rambut pirang dan raut wajah kesedihan terpancar dalam tatapan matanya yang sendu.

Siapa pria itu?

"Arghh..." tanganku terkulai seiring dengan mataku yang membulat sempurna.

Dengan sigap Jungkook meraih tubuhku dan menenggelamkan dalam pelukkannya.

Nafasku memburu sekaan monster serigala mengejarku dalam kegelapan. Pikiranku masih melayang-layang mengingat memori lemah yang terlintas entah dari mana datangnya. Sosok pria itu? Siapa dia?

"Kau tak apa, sayang?" Jungkook tampak begitu khawatir, terlihat dari ekspresi wajah dan tindakannya yang beberapa kali mengecup puncak kepalaku.

"Siapa pria itu? Pria berambut pirang itu, siapa dia?" aku menatap dengan rasa penasaran berlebih ke arah suamiku. Tak mungkin ia tak tahu semua tentang diriku.

"Eumm.. Mungkin dia adalah pria di masa lalumu, sayang. Sungguh aku pun tak mengerti kenapa kau masih mengingat memori lemah manusiamu itu."

Aku menghembuskan nafasku ke udara. Yah, mungkin Jungkook benar. Ia telah menceritakan semuanya kepadaku. Tentang perjanjiaannya dengan seorang bernama Yeonjun yang katanya adalah adik laki-laki ku hingga aku dapat berakhir sebagai istrinya. Istri seorang Raja klan vampir di kerjaan ini.

Just Junghyo✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang