The Smart Twins (5)

Start from the beginning
                                    

Jungkook menghembuskan nafasnya kasar setelah melihat kepergian putrinya. Eunha mendekat memeluk tubuh Jungkook manja, "sayang biarkan saja dia. Mungkin dia belum bisa menerimaku menjadi calon ibu barunya." Dengan tidak tahu malunya Eunha menyandarkan kepalanya di dada bidang Jungkook. Kali ini Jungkook tidak membalas, ia memikirkan putrinya yang marah padanya.

Malam pun tiba, terlihat Lia merenung di depan jendela kamarnya yang terbuka lebar membiarkan angin malam masuk mendinginkan tubuhnya. Tapi Lia terlihat tidak peduli. Ia masih memikirkan kejadian tadi siang. Hatinya meremas ketika ayahnya mencoba membela wanita seksi itu. Lia tidak mau perjuangannya sia-sia, ia tetap harus melakukan apapun agar ayahnya tidak menikah dengan Eunha. Lia hanya ingin ayahnya bersama ibunya. Harus bersama ibunya! Ibu cantiknya pasti juga mengharapkan ayahnya kembali lagi. Baiklah, jika Jisu tidak mau membantu, Lia bisa juga sendiri membantu mempertemukan kedua orangtuanya.

Pintu kamar terbuka, Lia menoleh ke belakang. Ia melihat ayahnya datang kemudian menutup pintu kamar itu. Lia masih marah pada ayahnya, ia kembali menatap ke depan memandangi langit-langit malam.

"Jisu... apakah kau masih marah pada ayah?"

Lia mendesah kasar. Ia berbalik menatap sang ayah sudah duduk di sisi ranjangnya. "Aku tidak marah pada ayah, hanya saja tidak suka jika melihat ayah bersama wanita itu."

Jungkook meresah pelan. "Kemarilah, mendekatlah putriku."

Lia menurut, ia duduk di pangkuan sang ayah memandangi wajah tampan ayahnya yang sama sekali tidak terlihat tua.

"Apa yang membuatmu tidak menyukai bibi Eunha? Dia cantik, bukan? Bibi Eunha bisa menjadi ibu barumu, Jisu."

Lia menggeleng lemah menatap sayu pada ayahnya. "Tidak ayah, aku tidak mau ibu baru."

Sesaat Jungkook bungkam. Kedua bola mata berlinang itu. Mata bulat serta tatapan putrinya, mengapa mengingatkan Jungkook pada Jihyo. Mantan istrinya yang telah meninggalkannya delapan tahun lalu hanya karena pertengkaran kecil, mereka berpisah begitu saja tanpa ada kabar selanjutnya. Mungkin karena keegoisan masing-masing serta pikiran yang belum dewasa mereka memilih hidup sendiri-sendiri dan membawa satu anak. Jantung Jungkook terasa lebih bernyawa hanya mengingat wajah mantan istrinya itu. Bibirnya menjadi keluh untuk berucap, Jungkook tiba-tiba merasa rindu pada sosok wanita berambut panjang dengan wajah cantik itu. Apa kabar wanita itu? Sudah lama Jungkook tidak bertemu Jihyo.

Jungkook mengedipkan matanya tersadar, lalu menarik kedua ujung bibirnya. "Jisu tidak setuju jika ayah bersama bibi Eunha?"

Lia menggeleng manja, "tidak ayah. Aku tidak mau. Aku tidak ingin ibu baru."

Jungkook tersenyum mengelus surai lembut Lia. Ntah sejak kapan putrinya ini merawat rambut, hingga bisa sampai selembut dan sehalus ini. "Kalau begitu, ayah tidak akan menikah dengannya. Ayah akan menuruti permintaan putri kesayangan ini, apapun itu."

Mendengar hal itu, wajah Lia seketika semringah. "Ayah, kau serius?"

"Tentu saja, Jisu. Kebahagiaanmu yang terpenting untuk ayah."

Lia memeluk leher sang ayah, "ayah aku sayang sekali dengan ayah."

Jungkook merasakan hatinya menghangat. Ia membalas pelukan putri kecilnya itu. Tentu saja Jungkook sangat menyayangi putrinya, keluarganya satu-satunya. Jadi apapun keinginan putrinya, akan ia turuti. Termasuk memutuskan Eunha nanti. Akan Jungkook lakukan. Jungkook tidak mau anaknya nanti tersiksa sementara dirinya sendiri yang bahagia, tapi tidak anaknya. Tapi, benarkah Jungkook bahagia bersama Eunha? Karena selama ini jarang sekali Jungkook merasakan kenyamanan bersama Eunha. Hanya seperti kesenangan sesaat, selainnya Eunha sangat merepotkan, jika jujur saja. Banyak kemauan wanita itu yang harus dituruti, seperti meminta belanja ini atau itu, atau lebih parahnya suka meminja uang jajan yang terlalu keseringan. Bukankah itu sudah menggambarkan Eunha adalah wanita matrek?

Just Junghyo✔Where stories live. Discover now