Jeno Aiden Park

Kehamilan Aliya melahirkan Jeno. Bayi laki-laki yang tampan sekaligus cucu pertama Keluarga Kim. Park jelas nama Jimin, Aiden memberikan dari Pamannya dan Jeno dari kakeknya. Aliya pasrah dan tidak mau ikut campur, selama artinya baik.

Setelah mendadani Jeno dan memberikan susu sebagai sarapan Aliya Kembali kekamar dan Jimin masih nyaman tidur.

Setelah mendadani Jeno dan memberikan susu sebagai sarapan Aliya Kembali kekamar dan Jimin masih nyaman tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kita kerjai Papa ya sayang.." Aliya meletakkan Jeno di karpet bawah bulu dibawah. Tidak lupa dengan DOT kesayangan Jeno, Aliya naik ketempat tidur dan menarik selimut Jimin. Tubuh telanjang dada dengan celana kolor kebangsaan Jimin. Aliya mengambil gelas air minum yang ada dimeja nakas, jaga-jaga jika tengah malam dirinya haus dan spontan Aliya menumpahkan air yang sisa setengah itu di kepala Jimin.

"Hujaannnnn...." Jimin berteriak heboh dan Aliya langsung menjauh dari ranjang sebelum kena terjang Jimin yang kaget.

Jeno sempat kaget karena teriakkan ayahnya yang tiba-tiba, tapi melihat wajah bodoh ayahnya Jeno langsung tertawa keras. Aliya juga tertawa dan menggendong Jeno kembali. Menyadari tawa dua orang itu Jimin sontak sadar dan menatap tajam Aliya.

Sungguh Aliya tidak takut dengan itu. "Ini sudah jam 9 dan kau tidak bangun, dasar pemalas" giliran Aliya yang mengamuk. Ibu satu anak ini memang.

Jimin masih jengkel dan melihat jam dinding. Bener saja jam 9, dirinya kesiangan. "Aku baru tidur jam 3 pagi Sayang..."

"Aku tidak suruh. Siapa yang ngeyel ingin bermain tadi malam, aku sudah memperingatkan untuk sekali saja tapi kau .." Aliya tidak bisa meneruskan ucapannya karena Jeno sudah melihatnya dengan tatapan polos. Aliya tidak mungkin berbicara Vulgar didepan bayinya.

"Bangun dan bersiap Ji, ini sudah kesekian kalinya kau telat dalam satu bulan. Untung hari ini kau libur jika tidak sudah kena semprot Paman. Huh" Aliya lebih memilih berlalu dari pada adu mulut dengan Jimin, tenaganya akan habis duluan.

Rencananya pagi ini mereka akan ketaman untuk piknik dan Jimin menghancurkan semua dengan bangun telat. Aliya Sudah memperingatkan Jimin semalam untuk hanya bermain 1 kali tapi Jimin ngeyel ingin main lagi dan mereka berakhir jam 2 pagi lalu Jeno menangis karena haus. Bukannya istirahat Jimin malah bermain dengan Jeno yang minum susu sampai jam 3 dini hari. Bukan salahnya kan jika mengamuk pagi-pagi.

Jimin hanya menggaruk kepalanya bingung. Aliya jadi lebih berisik sekarang.

Lebih baik dirinya mandi atau Nyonya dibawah semakin mengamuk.

+


Piknik gagal dan berakhir duduk dipinggir kolam sambil mengawasi Jeno yang berenang dengan Jimin. Bayi laki-laki itu berenang dengan pelampung dikepalanya dan Jimin sibuk menggelitik Jeno agar menghindar darinya. Tawa bayi itu terdengar nyaring dan Aliya tersenyum tipis. Jimin memang tau cara mencintai Jeno dengan segala hal yang diciptakannya.

Jimin memang jadi ayah yang sangat sempurna untuk Jeno dan menjadi musuh terbaik untuk Aliya. Sesekali Aliya terkekeh melihat keduanya. Pemandangan indah dari segalanya. Aliya selalu suka saat Jimin mempunyai banyak waktu untuk Jeno, Jimin mempunyai jadwal yang padat dan Aliya menyesal karena tidak bisa membantu Jimin. Itu sebabnya Aliya tidak melanjutkan studi S2 nya dan fokus pada Jeno serta Jimin.

Tapi akhir-akhir ini Jimin mulai membagi tugasnya pada anak buahnya. Jimin juga perlu waktu dengan keluarganya.

Cetusan tender untuk anak ke dua yang selalu dirinya dengar, Aliya tidak menolak tapi ingin setidaknya Jeno bisa minum susu sendiri. Jeno terlalu kecil untuk Aliya Hamil lagi. Kasihan.

Aliya mengulurkan tangannya saat Jeno semakin mendekat kearahnya. "Sini sayang..."

"Kau ya Boy Papa selalu iri denganmu. Sejak kau ada Mamamu selalu mengutamakanmu..." Aliya mendengus mendengar itu, tentu saja Jimin berada dibelakang Jeno yang sudah meraih tangan Aliya.

"Tidak lucu kau cemburu pada hasil Sperma mu sendiri Ji" Jimin tersenyum dan mencium pipi buntal Jeno.

"Ya tapi itu kenyataan apalagi saat dia meringsek memeluk leher hakku" Jeno sama dengan Jimin, selalu meringsek dan memeluk leher Aliya. Jeno laki-laki pertama yang membuat Jimin cemburu karena berhasil menguasai Aliya dan Aliya rasa suaminya semakin gila.

"Kurasa kau harus ke dokter kejiwaan. Ada ayah yang cemburu pada anaknya sendiri" ketus Aliya. Jimin tertawa dan meraih Jeno digendongnya lalu membuat Jeno naik kepundaknya. Jeno kanbsunh tertawa dan memegang rambut tebal Jimin.

"Mari lanjutkan pelajaran berenang lagi" dan lagi keduanya kembali ketengah meninggalkan Aliya yang memperhatikan dari pinggir kolam.


Bahagia bukan?


TBC.

All About Sex! 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang