My Baby (6)

Mulai dari awal
                                    

"Jeongsan ada padaku. Apa kau sudah tahu? Apa ibu tidak mengatakan padamu kalau aku membawa Jeongsan sejak tadi pagi."

"Jungkook!" Jihyo menjerit histeris seketika. Kelemahannya telah dibawa.

"Aku menculiknya sebentar supaya kau datang padaku. Aku hanya ingin bicara. Ah? Mencuri? Aku adalah ayahnya, kata itu tidak pantas dikatakan mencuri juga."

"Tidak akan pernah! Aku tidak mau bicara apapun denganmu apalagi mengenai Jeongsan. Dia bukan milikmu. Dia anakku!"

"Aku ayahnya." tegas Jungkook

"Kau sudah membunuhnya. Kau sudah membunuh anakmu. Jeongsan adalah anakku!"

"Kau stress Jihyo. Jeongsan adalah anakku, ambilah dia ke sini jika kau menginginkanya." Jungkook mematikan ponselnya.

"Jungkook! Aku membencimu..." Jihyo mulai menangis.

"Jihyo, kenapa?" Nara muncul dengan wajah pucat. Jihyo menoleh kehadiran ibunya dengan luapan emosi.

"Kenapa ibu, membiarkan Jungkook mngambil Jeongsan? Kenapa?" Jihyo berjalan ke arah pintu, ingin segera berlari untuk menjemput Jeongsan namun Nara menghalangi.

"Ibu, jangan halangi aku!" Jihyo berusaha menepiskan tangan sang ibu. Jihyo benar-benar terlihat seperti orang stres akan ketakutannya.

"Jihyo, ibu harap kalian jangan bertengkar di depan Jeongsan. Kalian harus bicara baik-baik, kasihan Jeongsan nak. Dia tidak harus melihat pertikaian kalian diusianya yang masih dini. Tidak baik."

Sang ibu sangat berharap sekali Jihyo bisa membawa dirinya. Jihyo harus bisa mengontrol emosi karena persoalan mereka sudah tidak harus dihadapi dengan emosi lagi.

"Ibu, jangan khawatir. Aku akan mengambil Jeongsan, hanya itu saja. Aku tidak akan bicara padanya seandainya itu perlu."

Ibunya mengangguk. Kemudian membiarkan Jihyo pergi.

***

Jeongsan terlelap di dalam dekapan Jungkook. Pria itu merebahkan Jeongsan hati-hati. Ia tersenyum meihat Jeongsan tertidur pulas.

Bel pintunya berbunyi. Jihyo. Wanita itu datang di saat yang tepat. Jeongsan sudah tidur, sehingga mereka bisa bebas berbicara.Langkahnya begitu pasti mendekati pintu, merapikan baju dan penampilannya ketika akan membuka pintu. Bahkan Jungkook menarik napasnya dalam-dalam dan menyiapkan energi cadangan untuk menerima pukulan, cabikan, dan mungkin tendangan dari Jihyo.

Pintu terbuka. Namun kemudian wajah Jungkook menjadi geram. Jihyo tidak sendirian melainkan datang bersama Eunwoo. Tanpa aba-aba pun Eunwoo mendorong Jungkook hingga memundur. Sementara Jihyo berjalan masuk dengan santai untuk mendapatkan Jeongsan.

"Seharusnya kau tidak berbuat macam-macam pada Jihyo. Beraninya kau menculik Jeongsan." Jungkook berusaha untuk melepaskan cengkraman tangan Eunwoo dari lehernya.

"Jihyo!" panggil Jungkook, namun Jihyo langsung masuk ke dalam kamar dan menemukan Jeongsan tertidur dengan wajah malaikatnya yang mempesona.

"Kenapa kau selalu ikut campur dalam urusanku bersama Jihyo?" Jungkook menatap tajam pada Eunwoo.

"Karena aku akan menikah dengannya." Jelas Eunwoo dan langsung menjatuhkan harapan Jungkook.

"Apa kau yakin? Dia sepertinya tidak mencintaimu." Kata itu keluar dengan seringai kemenangan di wajah Jungkook.

"Dia hanya membutuhkan seorang pria sejati yang bisa membuat hidupnya berharga. Tidak dengan kau, kau sungguh menjijikkan. Kau manusia rendah. Aku bahkan merasa ternoda dengan memegangmu." Eunwoo melepaskan cengkramannya dan mengibaskan kedua tangannya dengan ekspresi jijik dan ia berjalan untuk menemui Jihyo.

Just Junghyo✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang