Sampai kemudian Jihyo tersadar ada tiga pria di dalam kamar barunya saat ini. Satu pria yang tengah duduk di depan komputer, lalu satu pria lagi sedang memainkan gitar di tempat tidur dan satu lagi baru muncul dari kamar mandi dengan berdada telanjang dan celana panjang. Jihyo sempat terpesona melihat sixpack pria itu. Pemandangan yang tak boleh ia lewatkan. Dan ketiga pria itu diam memandanginya.

"Oh hai— ehem! Hai! Aku Park Jih—min."

Hampir saja Jihyo melupakan statusnya kini adalah seorang lelaki, ia langsung mengubah suaranya menjadi lebih berat seperti seorang pria.

"Oh kau Park Jimin, mahasiswa pindahan itu." Sahut pria yang duduk di depan komputer itu.

Jihyo tersenyum, "iya aku Jimin. Salam kenal kalian."

"Aku Jungkook teman satu kamarmu. Dia Mingyu dan ini Jaehyun. Kamar mereka berada di sebelah." Jihyo beralih pada pria bertelanjang dada itu, tatapan Jihyo berubah terpeson pada ketampanan pria itu.

Sampai Mingyu, pria yang bermain gitar itu bergidik geli menyadarinya, "well, Park kenapa kau memilih pindah di kampus ini? Sementara amerika lebih bagus."

"Aku ingin mencoba mencari ilmu di tempat biasa ini."

"Yah... kalian tahulah kampus di amerika lebih bagus dari sini. Ah... di sini bahkan sangat jauh perbedaannya dengan amerika. Apa aku menyesal meninggalkan amerika demi kampus biasa ini? Hahaa..." percayalah Jihyo hanya berusaha membuat lelucuon saja namun, sayangnya malah mendapatkan tanggapan dari ketiga lelaki itu memandannya penuh aneh.

Jaehyun menarik alisnya satu. Bersamaan Jungkook dan Mingyu saling melempar pandangan. Sepertinya ada yang aneh dengan teman satu kamar Jungkook yang baru ini.

Sementara Jihyo hanya bisa tersenyum lebar tanpa disadari sudah dianggap bodoh oleh ketiga pria tanpan di depannya ini. Ditambah lagi Jihyo menyengir tidak jelas.

***

Malam pun tiba. Di hari pertama Jihyo tidur di asrama pria. Sebenarnya ini sama sekali tak masalah buatnya, bahkan ia senang saja mendapatkan teman sekamar setampan dan seseksi Jungkook.

Jihyo melihat Jungkook baru saja membaringkan tubuh di tempat tidur sebelahnya tanpa menggunakan baju yang membuatnya jadi salah fokus.

"Oh Jungkook, aku dengar di sini ada ekskul sepak bola yang akan menyelenggarakan pertandingan sebentar lagi?"

Jungkook menoleh, "darimana kau tahu?"

"Benarkah? Waw! Itu—ehem! Maksudku pasti banyak yang akan mengikutinya."

Lagi, lagi Jihyo kelupaan mengubah suaranya menjadi berat. Jungkook hanya memandanginya datar atau lebih kesannya memandang aneh.

"Kau mau bergabung?"

"Tentu saja!" Semangat Jihyo.

Keesokan harinya, latihan pun dimulai. Jihyo berhasil masuk dan bergabung menjadi tim pesepak bola di kampus besar itu. Tentunya Jihyo sangat bahagia sekali. Di antara para lelaki pemain bola itu, ia sendiri hanya wanita tanpa ada yang tahu ikut berdiri berjejer baris sesuai perintah coach mereka.

"Tidak hanya cekatan yang penting, tetapi kecerdasan juga penting dalam bermain sepak bola. Kalian harus paham itu!" Teriakan lantang dari Namjoon, coach di tim pesepak itu pun menegakkan bahu Jihyo seolah dirinya pria sungguhan.

Namjoon pun berjalan memperhatikan setiap anak pelatihnya. "Hei bung! Tegakkan bahumu! Jangan seperti banci!" Tekannya pada Daehwi yang memang terlihat lebih gemulai dari yang lainnya.

Jihyo yang posisinya berdiri di sebelah Daehwi tersentak kaget semakin menaikkan kepalanya tinggi.

"Dan apa ini Park si pria kecil?"

Just Junghyo✔Where stories live. Discover now