WARLOCK [SEGERA TERBIT]

By nazwaztr

1.6M 125K 30.7K

[SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, JIKA INGIN MEMBACA FOLLOW DULU SKUYY.] 'Dua insan yang di pertemukan, di masa P... More

Prolog
1. Awal
2. Tatapan
3. Cafe
4. Nabrak
5. Rasa
6. Preman
7. Makasii
8. Pelukan
9. Poor Rizky
10. Balapan
11. Di Boongin?!
12. Siapa?
13. UKS
14. Nyaman
15. Teman hidup?
16. Tiger
17. Ada apa?
VISUAL TOKOH
18. Warlock VS Thunder
19. Calon
20. Hilang
21. TPU
22. Chatting
23. Zebra & Tuan Krabs
24. Dekat apa Tidak?
25. Kampret!
26. Tidak A6!
27. Sayang ada Black Card?
28. Mata, Pikiran, Hati
29. Akhirnya (1)
30. Akhirnya (2)
31. Berita Terbaru
32. Ondel-Ondel
33. Kangen
34. Gaun
35. Party
36. Rooftop
37. Gak Jadi Baper Bye
38. Sabar
39. Gerald, Steffi, Rizky
40. OMG!!!
42. Anak Yang Tak Dianggap
43. Diusir
44. Ini Anak Geng Motor?
45. Karena Bara
46. Tisoledat
47. Rencana
48. Pasar Malam
49. Night Race
50. Takdir
51. Kematian
52. Dancing In The Rain
53. Bersama
54. Jemuran
55. Boom
56. Queen
57. Loser
58. Pertarungan (1)
59. Pertarungan (2)
60. Friend
61. Melupakan
62. 🦋💙
63. Love
64. Last
65. Braga
66. Traitor
67. Don't Cry
68. God, Why Me?
69. Takdir Tuhan
70. Akhir
W H Y ¿

41. Panik

15.8K 1.5K 433
By nazwaztr

SIAPA YANG KALIAN KANGENIN DI SINI??💫

Selamat membaca kalian🖤

••••

🎶🎵Devano—Menyimpan Rasa🎵🎶

Bara yang sedari tadi memperhatikan Echa, merasa aneh dengan gerak-gerik Echa yang terus memegang perut. Mengapa? Kenapa? Mana gue tau.

Steffi langsung berbisik pada Maureen, "Reen, Echa naber ya?"

Maureen langsung menjawab, "itu kayanya teknik nyanyi deh. Kan biasanya orang-orang kalo nyanyi ada yang suka megang perut." Mendengar jawaban Maureen, Steffi menautkan alisnya, "gitu ya?"

Riuh tepukkan tangan terdengar saat Echa selesai bernyanyi. "Wow, kasih tepuk tangannya lagi dong." suruh MC tersebut.

"Aryesha, keren. Gue sampe nangis dengernya."

"Makas—"

Bruk.

"ECHAAA!!"

Echa terjatuh. Ia pingsan. Suasana menjadi ricuh saat itu. Bara langsung berlari dan langsung menggendong Echa, menaruh kedua tangannya di lekukan lutut dan punggung Echa.

"Echa. Echa kenapa?" Pingsan anjay pake nanya.

"SIAPIN MOBIL SEKARANG!" perintah Bara. "ANJING LAMA." Berlari menuju parkiran sekolah, dengan Echa yang berada di gendongannya.

Bara tidak paham dengan dirinya saat ini. Mengapa ia bisa se-panik dan khawatir seperti ini pada Echa? Mengapa saat melihat Echa pingsan ia sangat takut?

"Biar gue yang nyetir." Gerald menawarkan diri. Karena ia tahu di posisi seperti ini, Bara tidak benar jika harus menyetir mobil. Niatnya ingin membawa Echa ke dokter malah mereka yang harus masuk rumah sakit. Kenzo, aman. Dia lebih tenang.

"Ky, bawa mobil gue." melemparkan kunci mobil pada Rizky yang langsung di tangkap dengan sempurna. Agak ribet ya bun.

Gerald langsung mengambil kunci mobil Bara. Bara duduk di belakang dengan Echa yang ia tidurkan di pangkuannya. "Gue boleh ikut di sini gak?" tiba-tiba Steffi datang bertanya. Ia di tinggal oleh Maureen! Kampret emang!

Gerald menganggukan kepalanya, menyuruh Steffi masuk. Steffi menahan diri untuk tidak tersenyum.

Steffi terus berbicara di dalam hati. Steffi, gila. Lo duduk di sebelah Gerald. AAAAA TUHANNNN. MAUREEN MAKASI YA BERKAT LO GUE JADI BISA DUDUK DEKET GERALD. Sering-sering aja tinggalin gue.

"Cepetan dikit Rald." ujar Bara tidak sabar. Sungguh, Bara rasanya sudah ingin bertukar posisi dengan Gerald. Biarkan ia yang membawa mobil dan menabrak semua pengendara-pengendara yang menghalangi jalan.

"SUSTER! DOKTER!" panggil Bara saat sudah turun dari mobil. Suster langsung datang membawakan brankar. Sabar mass..

Echa langsung di bawa ke ruang IGD. Dari tadi Echa belum sadarkan diri. Lama sekali pingsannya.

Bara, Gerald, dan Steffi menunggu di depan ruang IGD. Yang lain belum memunculkan batang hidungnya sama sekali.

"Bar, gimana?" Kenzo yang baru datang dengan nafas yang tidak teratur langsung bertanya.

"Masih di dalem." Bara menjawab dengan pandangan yang masih menatap pintu IGD.

"Gak usah panik." Gaga menepuk pundak Bara sekali.

Maureen mendekat ke arah Steffi dengan Gita di sampingnya. Menyenggol lengan Steffi lalu berbisik. "Lo kemana anjir? Gue nyariin."

"Gue ikut mobil Echa." jawab Steffi dengan senyuman yang tiba-tiba kembali muncul.

"Goblok. Untung engga ketinggalan." sungut Maureen. Ia menunggu Steffi di depan mobil Gaga. Tetapi Steffi tidak muncul. Ya sudah ia tinggal saja. Pikirnya Steffi sudah duluan nebeng dengan mobil lain. Ternyata benar. Nebeng sama pangeran es.

Pintu ruang IGD terbuka. Dan langsung keluar sosok berbaju putih. Dokter. Masa setan.

"Kalian, keluarga pasien?" tanya dokter tersebut menatap mereka satu persatu. Banyak ya...

"Iya Om, saya Abangnya." jawab Kenzo. Dokter itu langsung menatap Kenzo. Muka gue keliatan kaya om-om ya?

Dokter itu menarik nafasnya, membuat mereka ikutan menarik nafas juga. Saat dokter itu menghembuskan nafas mereka juga ikutan menghembuskan nafas. Jadi kapan nanya kondisinya? Malah kaya abis senam!

"Pasien terkena penyakit typus." ujar Dokter itu. Mereka langsung saling melirik, ha? Typus?

"Apakah pasien sempat memakan makanan pedas?" tanya Dokter itu, membuat Steffi dan Maureen saling senggol-menyenggol.

"Jawab Plogger." suruh Maureen.

"Ah, lo aja yang jawab." Steffi menggeleng.

"Ah engga ah, lo aja."

"Lo aj—"

"Iya, baru aja." Gita yang cape mendengar Maureen dan Steffi, memutuskan untuk menjawab. Mereka langsung menatap Gita, lalu kembali fokus menatap Dokter. Gak pegel itu kepala?

"Hmm, sepertinya pasien sudah sering mengalami sakit perut sejak beberapa hari terakhir." ujar Dokter laki-laki itu.

"Dan juga, sakit perut yang kali ini sangat sakit, menyebabkan pasien jatuh pingsan." ujarnya lagi, "salah satu pantangan typus tidak boleh memakan pedas."

Steffi yang kepo bertanya, "sakit banget Dok?"

Dokter itu menganggukkan kepalanya, "iya, banget. Mau coba?" Steffi langsung menggelengkan kepalanya. Yakali om..

"Boleh masuk?" tanya Bara.

"Kita pindahkan dulu ke ruang rawat ya." Mereka semua mengangguk kompak.

••••

Kamar rawat Echa, sangat ramai. Mereka mengapa sangat betah sekali berada di Rumah Sakit? Dari tadi belum ada yang pulang.

"Kayanya lo bedua emang jodoh deh." celetuk Rizky, "kemaren Bara yang di rawat, sekarang si Echa."

"Demen banget masuk Rumah sakit." ujarnya lagi.

Benar juga, Kemarin Bara, sekarang Echa. Jodoh. Besok siapa lagi ya kira-kira?

"Besok lo masuk liang lahat." ujar Gaga.

Rizky langsung melotot menatap Gaga. "Idih, lo aja gue mah engga."

"Ngemeng-ngemeng gue baru dah liat Bara panik kaya tadi." ujar Rizky lagi, sambil memakan cemilan yang tadi di beli Gerald di kantin rumah sakit.

Kenzo ikut menganggukan kepalanya, "dua-in."

"Namanya juga orang yang di sayangnya kenapa-kenapa." sahut Gaga, "emangnya lo. Orang di sayang aja gatau yang mana." lanjutnya menunjuk Rizky.

"Tuh Ky. Makanya pacar jangan banyak-banyak." sahut Kenzo ikut-ikutan.

"Resiko orang ganteng emang gitu." ujar Rizky pede, "pacar bejibun."

"Your eyes! Tuh notif gue penuh sama cewe-cewe nyasar." ujar Gerald. Membuat Rizky langsung menepuk jidatnya. "Di bocorin."

"Ih Rizky. Gerlad kan punya gue. Pasti cewe-cewe itu gebetan-gebetan lo yang salah alamat kan?!" Steffi melemparkan sendal rumah sakit pada Rizky, "kalo Gerlad kepincut, nasib gue gimana?"

"Tenang, kalo Gerlad kepincut. Dedek Steffi sama Aa Iky aja, ya." Steffi langsung bergidik ngeri. Mending jomblo.

"Lo gak pada balik?" tanya Bara.

"ANYING DI USIR." sahut Rizky.

"Bukan ngusir, liat jam." Bara menunjuk jam yang tertempel di dinding, Mereka kompak langsung melirik jam putih itu.

"Buset, udah malem." celetuk Steffi.

"Sana anterin balik cewe-cewe." perintah Bara. Steffi langsung membisikkan sesuatu pada Maureen, "Reen nebeng dong."

"Boleh." jawab Maureen. "Gita, lo baliknya gimana?" tanya Maureen pada Gita.

"Gampang, pesen taxi." jawab Gita. Kenzo langsung berdiri. "Jangan Can. Sama Aa aja. Yu di anter."

"Gini. Kalo Maureen sama Gaga, Gita sama Kenzo. Steffi, yu sama Aa Iky." Rizky berjalan mendekat ke arah Steffi, melewati Gerald dengan rambut yang di kibas. Manfaat rambut mie.

"Dia biar balik sama gue." ucapan Gerald membuat mereka menatap lelaki itu bingung. Ada apa? Hm. Apakah sudah ada tumbuh buih-buih cinta? Apakah sudah tidak ada lagi cinta bertepuk sebelah tangan di sini?

Maureen langsung menyenggol Steffi dengan senyuman menggodanya, "asikk, awas jantungan."

"Usaha gak pernah gak ada hasilnya ya Plogger." ujar Gita, "walaupun baru segini."

"WAHH PENCURII, Gerald jangan mencuri! Gerald jangan mencuri."

"Bacot." ucap Gerald. Lalu menarik lengan Steffi. "Duluan. Cepet sembuh buat lo, Cha." ujarnya sebelum pergi menghilang.

"ECHA CEPET SEMBUH YA," ujar Steffi, "aduh kasep pelan-pelan woy, sepatu aing belum di pake." Steffi kelabakkan sendiri.

"Selamat siang semuanya." ujar Steffi sebelum berlari menyusul Gerald. Saking grogi nya nyebut selamat malam jadi selamat siang. Mereka hanya bisa melongo mendengar itu.

"Plogger awas pingsan." pesan Echa.

"Yah, terus nasib gue?" Rizky menunjuk dirinya sendiri.

"Lah, mana saya tahu. Saya kan ga tau." ujar Kenzo. Membuat Rizky dongkol.

"Lo gak balik Bar?" tanya Kenzo.

"Gue masih mau di sini." jawab Bara yang sedang duduk di kursi dekat brankar Echa.

"Oke. Nanti gue juga ke sini lagi." ujar Kenzo. Lalu ia melirik Gita, "Yu Can, kita caw."

Terpaksa Gita harus di antar pulang oleh Kenzo. Dengan wajah yang tidak ada seri-seri kebahagiaan, ia berdiri.

"Echa, gue pulang ya." pamit Gita, "cepet sembuh." Echa tersenyum dan menjawab, "ati-ati di jalan ya. Kalo buaya di samping lo macem-macem, tebas aja lehernya." Kenzo buru-buru langsung memegang lehernya. Gawat.

"Zo, nebeng kali gue." Rizky memelas, "tadi kan gue kesini naek mobil Gerald."

"Lo mau gue taro di pentil motor?" Jelas-jelas ia tidak membawa mobil. Rizky pakai acara ingin nebeng. Mau di taruh di mana?

Rizky menatap Gaga dengan senyuman manisnya. "Kasep, bageur, sholeh." ujarnya, "ekhm, bisa kali." menaik turunkan kedua alisnya.

"Bisa-bisa aja." jawab Gaga, "tapi ya jangan ganggu aja nanti." lanjutnya.

"Emang lo mau ngapain nanti?" tanya Rizky, "gak boleh, dosa. Jangan empat enam, empat enam dulu!"

Gaga langsung menggeplak Rizky. Otak Rizky benar-benar harus di cuci. "Your eyes."

Bara tertawa, "bawa aja mobil gue." melemparkan kunci mobil pada Rizky, "dari pada lo jadi kambing conge." lanjutnya lagi.

Rizky langsung menunjuk Bara, gembira. "Ini. Ini, nih." ucapnya, "ini baru orang baik sesungguhnya."

"Engga kaya kalian," menggantungkan ucapannya, "biadab!" lalu langsung ngibrit keluar. Sebelum benar-benar pergi Rizky sempat berbicara. "Ati-ati kalo berduaan biasanya yang ketiga setan."

"LO SETANNYA!" Kenzo melemparkan Rizky sandal rumah sakit, tetapi Rizky langsung menghindar.

Setelah mereka pulang. Kini hanya tersisa Bara dan Echa. Echa menatap Bara yang sedari tadi terus menatapnya, "kenapa?"

Bara menggelengkan kepalanya, "engga." menggenggam jemari Echa dan membawanya untuk menempel di pipi.

"Non," panggil Bara. Echa yang tengah fokus menonton tayangan televisi hanya membalas Bara dengan gumaman.

"Bandel." Bara menyentil jidat Echa. Echa langsung menatap Bara gahar. "Hobi banget lo nyentil-nyentil."

"Kenapa lo malah makan pedes tadi?" tanya Bara. Echa melotot, "kata siapa? Engga kok, gue ga makan pedes." elak Echa.

"Kenapa juga lo ga bilang, kalo perut lo udah sakit dari beberapa hari lalu?" tanyanya lagi, menghiraukan jawaban Echa tadi. Echa menatap Bara dengan wajah bertanya-tanya. Bagaimana Bara bisa tahu? Wow. Keren juga Bara.

"Ya masa perut sakit, gue bilang-bilang ke lo." sungut Echa.

"Idih Biri pirit iki sikit." Echa berbicara dengan bibir yang di majukan.

"Jangan gini lagi Cha." ujar Bara, pelan. "Gue khawatir." mengelus kepala Echa lembut. Tanpa tahu bahwa hal seperti itu sangat berbahaya untuk kondisi jantung sang gadis.

"Khawatir banget?" tanya Echa dengan alis terangkat.

"Engga, b aja." jawab Bara enteng. Echa langsung menarik tangannya yang sedari tadi berada di genggaman Bara. Lalu kembali fokus menatap televisi.

Bara tersenyum kecil. "Gemesss amat sih." Bara mencubit pelan kedua pipi Echa.

"Ga, b aja." balas Echa.

"Tanpa gue bilang gue khawatir, pasti lo juga udah tau jawabannya dari muka gue." Bara kembali menggenggam tangan Echa yang tidak terpasang selang infus.

"Engga, gue gak tau." jawab Echa, cepat.

"Yaudah, nih liat." Bara memajukan wajahnya, menumpukkan kedua tangannya pada brankar yang tengah di tiduri Echa. Echa lagi-lagi harus menahan nafasnya saat berada di dekat Bara. Kalo lagi berduaan biasanya yang ke tiga setan. Jangan-jangan Bara ketempelan?

Echa mendorong pelan wajah Bara, "iya, iya tau."

Tersenyum, dan kembali mengambil tangan Echa untuk di genggam. "Gue gak pernah se-khawatir ini sama cewe." Bara berujar, "tapi saat liat lo jatuh pingsan, gue langsung panik. Khawatir." Echa menatap Bara, mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut Bara.

"Cuman lo yang bisa bikin gue kaya gini." Suara Bara memelan, "gue mohon. Jangan sakit lagi ya?" Echa menganggukkan kepalanya.

Cup.

"Cepet sembuh, Non." mengecup telapak tangan Echa, lembut. "Sayang kamu."

••••

GIMANA CHAPTER INI?

CEKEK NZ SEKARANG CEKEKK!!!

KAMU LAGI NEBENG DI KAPAL MANSSS??

Yu spam komen untuk chapter selanjutnya di sini!!🥰 Karena aku ada simpenan!!🦋💙

SAMPAI KETEMU DI CHAPTER SELANJUTNYA🥰🧡🧡🧡

PIS LOV N SAYANG🧡🧡😘🧡🧡

Follow ig🤟🏼
@warlock__ofc

Nz✏️

Continue Reading

You'll Also Like

237K 9.3K 26
[ SLOW UPDATE ] "Lo buat masalah sama gue, gue nggabakal biarin hidup lo tenang." - Rafael Alexander Chelsea - "Lo itu psikopat ya, manusia hati batu...
1.4M 112K 66
FOLLOW DULU BARU BISA MEMBACA ! ⚠️ Part 8 hilang! REGANTARA Regantara Alastair. Satu nama yang harus dihindari saat menginjakkan kaki di SMA Galaks...
DEVAN By Cikaa

Teen Fiction

16.8K 1.1K 26
[ HARAP FOLLOW SEBELUM BACA ] Ini tentang Devan Melviano Adithama Laki-laki tampan bak dewa Yunani yang berhati iblis, yang bertemu dengan seorang ga...
1M 42.1K 51
[ AMBIL BAIKNYA, BUANG BURUKNYA!! ] [ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Rivan Diego Abraham, merupakan sosok ketua geng motor terkenal bernama Rever. Salah s...